3. Kehangatan nya

38 15 11
                                    

Anak laki laki yang memiliki usia kisaran 8 tahun itu tengah merasakan 'kejamnya takdir', pahit manis kehidupan yang dapat ia terima atau tidak akan menentukan nasib nya itu sendiri.

"Hentikan! Maafkan aku, tapi entah mengapa semua yang aku usahakan selalu salah dimatamu tuan Min!?"

Plak!

Satu tamparan itu sekali lagi lolos begitu saja di pipi Min Yeona, wanita yang sudah berganti marga karna kedudukan nya sebagai seorang istri di keluarga Min.

"Hoh! Kau memang selalu salah, kurang mengerti apa lagi kau!?" Min Yong-jae, suami dari Yeona itu sudah berkali kali melukai istrinya sendiri tanpa belas kasih, entah batin maupun fisik.

"Disaat aku hanya dipandang gadis miskin dimata kalian, aku bangkit dan membuktikan bahwa aku sanggup berdiri bukan karena uang dari seorang keluarga Min! Dan saat ini, saat aku sudah berhasil menunjukkan kesuksesan itu, aku masih salah dimatamu!? Kurang lebih nya yang diriku miliki ini apa selalu salah dimatamu tuan Yong-jae!!?"

Yong-jae menyeringai, dengan cepat ia mendorong bahu istrinya itu hingga tersungkur di lantai yang sudah semakin dingin tanpa pembelaan dari siapa pun disana.
"Hah!? Apa kau bilang ? Kesuksesan!? Ku beri tahu, aku adalah kepala keluarga disini! Dan kau telah menjatuhkan harga diriku sebagai seorang kepala kelurga dan kepala perusahaan Min! Apa maksudmu itu adalah kesuksesan karena berhasil menjatuhkan ku eoh!?" dilempar nya botol botol bir kaca yang bergeletakan di atas meja ke sembarang tempat. Emosi nya saat ini begitu tidak terkendalikan, ia hanya berfikir beriringan dengan ego nya saja.

Sementara Yeona sudah menangis sejadi jadinya, entah apa yang salah darinya, yang jelas ia selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi suaminya maupun keluarga Min.

"Eomma.." anak laki laki itu memanggil nama ibunya lirih dan dengan nada yang bergetar. Ada rasa ketakutan yang memburu didalam batinnya disaat melihat ayahnya sendiri sudah dalam keadaan tidak terkendalikan.

"Oh, Yoongi.. kenapa kau disini nak? Bukan kah kau akan menginap dirumah Taehyung ?" Ucap Yeona sembari mengelus elus rambut anak semata wayang nya itu dengan lemah walau ia tutupi dengan senyum yang ia paksakan.

Melihat itu Yoongi ikut teriris, memandangi tubuh ibunya yang sudah dipenuhi oleh luka dan darah segar yang mengalir disana.

"Kau!? Kau juga! Anak tidak tau diuntung!?, pergi kau sana!" Yong-jae yang sadar saat melihat anak laki laki nya tengah menangisi istrinya itu membuat dirinya semakin muak dengan drama antara ibu dan anak itu, menarik lengan Yoongi dan menyeret nya dengan kasar untuk membawa nya keluar dari rumah.

"Yong-jae! Jangan lampiaskan amarahmu pada anak itu!"

"Diam kau!"

Dilemparkannya Yoongi hingga terjatuh dengan goresan memar ditangannya, Yong-jae benar benar tidak sadarkan diri atas perlakuannya pada anak satu satunya itu. Sementara Yoongi dengan susah payah untuk bangkit dan melangkah kan kaki nya untuk pergi dari sana. Yang jelas ia pasti tidak akan kembali kerumah itu karna kondisi ayahnya yang sudah pantas untuk ia katakan sebagai orang gila. Satu hal yang ia cemaskan, yaitu adalah ibunya, jika ia meninggalkan ibunya sendirian dirumah itu, ibunya akan benar benar tersakiti lebih dari sebelumnya. Apalah daya Yoongi yang masi bertekat sebiji jagung dan ketakutannya pada ayah nya itu.

My Perfect SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang