"Aku membawakan dak-juk untuk eomma" Sunhae meletakkan sekantung plastik hitam yang berisi bubur ayam di atas nakas disamping ranjang tempat ibunya dirawat.
"Bagaimana dengan keadaan mu? Sungguh amma sangat merindukan mu, kau sudah dewasa Sunhae-ya.. Yeppeo" Shin Nahae, wanita yang sudah menginjak kepala tiga itu tengah menatap sosok gadis kecil satu satu nya yang ia miliki itu, begitu manis. Tangannya bergerak untuk mengusap pipi lembut milik Sunhae dengan tulus.
Satu tetes air mata lolos begitu saja dari mata Sunhae, ia tidak dapat membendung lebih lama lagi tentang rasa kerinduannya pada ibunya itu. Bagaimana tidak, semenjak menginjak usia 8 Tahun, Sunhae sudah dirawat oleh bibi nya di Daegu. Sementara Nahae-- ibu Sunhae, berada di dalam dekapan jeruji besi atas tuduhan yang tidak mendasar dan tidak mendapat pembelaan dari siapapun selama 5 tahun. Namun ibu Sunhae tetap memutuskan untuk tidak memberi tahu tentang pelepasannya, Nahae berfikir jika Sunhae tinggal di Daegu, semua kebutuhan Sunhae akan tercukupi dari pada harus bersamanya di Seoul lontang lantung layaknya gelandangan. Gila saja.
"Eomma.. na bogoshipoyo.." Sunhae merengkuh tubuh ibunya begitu kuat. Sebenarnya Sunhae ingin sekali bertanya kepada ibunya mengenai pelepasan tahanannya, tapi Sunhae tidak ingin membuat ibunya semakin rumit untuk menjelaskan sesuatu yang beralasan dalam kondisi seperti ini. Yang ia pentingkan adalah kesehatan ibunya terlebih dahulu.
"Amma minta maaf. Tentang semua nya" Sunhae tidak membalas perkataan ibunya. Ia memaafkan nya, walau masih ada banyak tanda tanya besar dalam otaknya. Ia yakin semua yang ibunya lakukan pasti memiliki suatu alasan yang kuat.
Sunhae sedikit melonggarkan rangkulannya dan memyudahi sesi berpelukan itu. Ia mendapati senyuman manis yang ditunjukkan oleh ibunya itu, ia pun membalas senyuman itu dengan getir.
"Bagaimana dengan kondisi keluarga Kim?"
Bagai jatuh tertimpa meteor, hatinya mencelos begitu saja dari tempatnya. Ada rasa sesak yang memenuhi ruang pernapasannya. Dan tiba tiba saja hatinya menolak untuk membahas mengenai hal semacam ini.
"Oh tuhan, ada apa dengan ku?"
~~~
Gadis kecil itu dengan susah payah menggerakkan kaki nya yang hampir mati rasa. Tubuhnya dipenuhi luka dan goresan kecil, gadis itu tetap berjalan meski ia tidak tahu harus kemana. Nafas nya tersengal sengal, ia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak dan menyenderkan tubuhnya pada suatu gedung kosong didekatnya.
Tes..
"Eoh!?" Satu tetes darah jatuh tepat di lengannya. Sunhae tahu jika tubuhnya terluka, tetapi tak sampai mengeluarkan darah hingga menetesi tubuhnya sendiri. Dengan cepat ia mendongakkan kepala nya menghadap ke arah atas.
Dan benar saja, dapat ia temukan sesosok anak laki laki yang berdiri di atas ketinggian gedung sekitar 3 lantai, tanpa ekspresi dan juga darah yang berada di tubuhnya. Ke kejaman dunia apa lagi ini hingga ia dapat menemukan anak yang bernasib sama dengannya?
Sunhae sudah berfikir aneh aneh terlebih dahulu, takut jika beberapa menit kemudian ia dapat melihat sesosok jasad anak laki laki yang jatuh tepat dihadapannya begitu naas. Sunhae pun langsung berlari kedalam gedung itu, walaupun kaki nya serasa hendak patah tetapi ia tetap berlari menaiki setiap anak tangga didalam gedung itu.
"Hei! Tunggu!" Sunhae menarik lengan anak laki laki yang lebih tinggi darinya itu sebelum berhasil menjatuhkan dirinya kebawah (?)
Yoongi-- anak laki laki itu kini sedang menatap Sunhae dengan tatapan tidak suka.
"Apa ?" Tanya Yoongi dengan satu alis yang ditinggikan. Sementara Sunhae merasa bingung dengan sikap anak laki laki didepannya itu yang seolah tidak menyukai bantuan Sunhae.
"J-jangan melompat nee?" Ucap Sunhae gugup karena Yoongi menatap nya seperti orang yang hendak mengintimigasi. Mendengar itu Yoongi hanya membuang muka nya kearah lain, tampaknya ada seseorang yang 'sok peduli' terhadapnya.
"Tidak ada yang ingin melompat" jawab Yoongi alakadarnya. Padahal niat awalnya memanglah seperti itu, tapi tak mungkin ia tunjukkan pada gadis yang berlagak menjadi seorang penyelamat sementara dirinya yang sangat lemah.
Sunhae mengela nafas nya lega. Kembali memandang ke arah Yoongi, ia tidak sengaja melihat luka di lengan Yoongi yang cukup parah. Melihatnya saja Sunhae ngilu, mengingat bahwa setetes darah segar yang jatuh dilengan nya adalah darah milik anak laki didepannya.
Srek!
Sunhae sedikit merobek kain baju yang ia pakai. Ia tidak tahu harus memberi perban menggunakan apa, ayolah Sunhae hanya gadis kecil yang berfikir sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Menarik tangan Yoongi lalu membalut lengan Yoongi dengan darah yang masih setia mengalir dengan kain yang sempat ia robek.
"Kau!?"
"Memang kau tidak risih apa darah mu mengalir seperti itu?" Sunhae langsung menyela perkataan Yoongi yang sedikit terkejut akan tindakannya itu.
"Dasar" Tanpa sadar Yoongi kembali mengulas senyumnya dikala ia kembali mengingat masa masa pertama ia bertemu dengan Sunhae. Gadis yang dengan tidak sengaja berhasil membuat Yoongi membatalkan aksi nya itu. Yoongi bersyukur, ia akui bahwa gadis itu menolong nya untuk kedua kalinya, selalu saja Sunhae.
Mengingat bahwa malam itu Yoongi memutuskan untuk tidak kembali kerumahnya saat pertengakaran ayah dan ibunya dimulai, dan memutuskan untuk meminjam paha Sunhae sebagai bantalan tidurnya di malam yang dingin di atas gedung bertingkat itu. Tapi saat itu Yoongi merasa bahwa dirinya merasa begitu hangat.
~~~
Sunhae membungkam mulutnya tidak percaya. Rasanya air matanya hendak menembus benteng pertahanannya kembali. Tapi kali ini ia harus kuat, ia tahu bahwa banyak orang yang membutuhkannya saat ini jadi ia harus meyakinkan bahwa dirinya kuat.
Tring!
Satu notifikasi dari layar ponselnya membuat Sunhae kembali pada kesadarannya. Ia pun membuka suatu pesan chat yang tertera pada layar ponselnya.
Belum sempat membaca pesan tersebut, seorang gadis kecil menarik ujung jaket yang Sunhae kenakan. Sangat menggemaskan.
Sunhae pun mengalihkan obsidiannya kepada gadis kecil tersebut, menjongkok kan dirinya untuk menyamakan tinggi gadis didepannya."Es kwim" Sunhae tersenyum gembira walau hatinya begitu sesak. Ia pun mengusap rambut anak kecil tersebut dengan gemasnya.
"Ayo kita beli!" Sunhae menggendong gadis yang berusia kisaran 1 tahun tersebut dan mengajak nya ke suatu tempat yang menjual sebuah es krim disana.
You have 1 message from 'my'
: Bagaimana dengan keadaanmu? Sudah makan ?
~~~
Makin kesini cerita ku makin ga jelas hwhwhw ☺😂 dahla males. Makasih buat yang udah baca cerita gaje Yuki😆 makasi juga buat sider yang lewat😚😌
-next?
Ga usah lah ya :')
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Sun
Misteri / ThrillerHanya tentang Yoongi yang menyukai Matahari dan membenci Senja. Mei, 2020 Copyrigth © ʏᴜᴋɪʏᴜɴᴋɪ 2020 Cover by : ʏᴜᴋɪʏᴜɴᴋɪ