PROLOG

96 7 5
                                    

Tahun ajaran baru dimulai. Dimana para siswa dan siswi baru akan melakukan masa orientasi sekolah. Seperti halnya yang dialami oleh Alin. Dia berhasil diterima di salah satu SMA favorite nya.

Dia menunggu namanya terpanggil oleh guru yang memberi informasi dia akan masuk kelompok mana. Sudah beberapa kelas yang dibacakan, namun namanya belum kunjung terdengar.

Disana, dia sama sekali tidak bertemu dengan orang yang ia kenal. Terasa asing baginya. Teman-temannya tidak mendaftar disini, karena ini adalah sekolah favorite di kotanya.

"Alina Shaaquela Brynia," ucap guru yang sedari tadi memberikan informasi.

Kelas MIPA-4. Ya, dia berhasil mencapai keinginannya untuk masuk ke kelas IPA. Seperti apa yang ia cita-citakan untuk menjadi seorang Dokter, ia harus ahli dalam bidang sains.

Ia langsung berbaris menuju ke barisan yang sudah terbentuk dan dibantu oleh salah satu anggota OSIS. Lebih tepatnya Ketua Osis. Namun, dia belum menyadari jika yang membantu dia adalah sesosok Ketua Osis.

"Kamu baris disini. Nanti kamu tunggu arahan lagi dari Anggota Osis atau Pihak Guru. Paham?"  Ucap Ketua Osis itu.

"Oke, Kak."

Asing. Itu yang ia lihat pertama kali saat melihat teman-teman yang satu barisan dengannya. Bagaimana caranya dia agar akrab dengan teman-teman barunya? Padahal, dia sangat sulit untuk beradaptasi.

Rasa takut pun muncul. Takut, jika dia tidak mempunyai teman. Atau tidak ada yang mau berteman dengan dirinya. Secara, dia bukanlah dari keluarga yang kaya, namun dari keluarga sederhana yang kadang kebutuhan pun tidak tercukupi.

Namun, dia harus yakin. Dia harus bisa mempunyai teman di sekolah barunya.

"Hai.. kamu dari sekolah mana?"

"Oh.. aku dari SMP 1, kalau kamu?"

"Aku dari SMP 3. Salam kenal, ya."

"Iya, salam kenal juga."

Setelah perkenalan itu, ia merasa lumayan lega. Ternyata, ada juga yang mau berteman dengannya.

Selesai pembagian kelas atau kelompok, anggota Osis memberikan arahan kepada mereka. Mereka dibawa menuju ke kelas yang akan mereka tempati selama kurang lebih 1 tahun lamanya.

Tak disangka, anggota osis yang memberi arahan adalah sang ketua osis yang tadi membantu Alin menuju ke dalam barisan. Ia tersenyum lebar saat melihat Alin, dan dengan rendah hati ia mengantar mereka ke kelas.

Saat sedang diberi arahan oleh ketua osis, teman yang tadi berkenalan dengan Alin, meminta Alin untuk menjadi teman sebangkunya. Dengan senang hati, Alin menerima ajakannya itu dan merasa bahagia. Akhirnya dia mempunyai teman di awal masa SMA.

"Yang di belakang, jangan bicara sendiri," tegur salah satu anggota osis yang mengawasi dari depan.

"Siap, salah, Kak."

Setelah teguran itu diberikan, mereka langsung diam dan memperhatikan benar-benar arahan yang diberikan oleh Osis.

Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk di tempat duduk bersama dengan teman sebangkunya. Kebetulan, Alin dan temannya itu mendapat bangku bagian depan.

"Oke, kita tinggal dulu. Kalian bisa berkenalan dengan teman sebangku kalian. Nanti, kami kesini lagi untuk memberi arahan atau informasi terbaru."

"Baik, Kak."

Langsung saja, Alin diajak berkenalan oleh teman sebangkunya itu.

"Nama lo siapa?" Tanyanya.

"Nama lengkap gue Alina Shaaquela Brynia. Panggil aja Alin."

DAMA & GATAWhere stories live. Discover now