Seorang gadis cantik dengan rambut sebahu dan tubuh semapai baru saja memasuki pekarangan rumahnya dengan menenteng beberapa tas belanjaan di kedua tangannya seraya bersenandung kecil. Hari ini ia bahagia sekali, selain karena mendapat diskon besar-besaran di toko pakaian langganannya, gadis cantik itu juga habis bertemu dengan pria idamannya sejak ia duduk di bangku perkuliahan.
"As-" Baru saja gadis cantik itu akan mengucapkan salam, indra pendengarannya tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan orang tuanya. Apalagi saat namanya dibawa-bawa dalam pembicaraan orang tuanya.
"Papa yakin Sherly bakal terima perjodohan ini?" tanya Ratih-ibu kandung Sherly.
"Yakinlah Ma, pasti Sherly bakal terima perjodohan ini. Lagi pula calonnya juga mapan, cocoklah buat jadi suami Sherly," jawab Adrian-ayah kandung Sherly.
"Tas belanjaan yang sedang dibawa oleh Sherly jatuh ke bawah hingga menimbulkan suara yang sangat nyaring dan membuat atensi orang tua Sherly teralihkan.
Adrian dan Ratih terkejut menemukan putri semata wayang mereka tengah berdiri mematung di sana.
"Sherly!"
Sherly menggelengkan kepalanya.
Tidak! Sherly tidak mau dijodohkan. Sherly ingin memilih calon suaminya sendiri.
"Kebetulan kamu sudah pulang, Sher. Mama sama papa ingin berbicara dengan kamu," ucap Ratih mengajak Sherly duduk bersama mereka. Mengobrol-membahas masalah perjodohan itu, mumpung orangnya ada di sini.
Terpaksa Sherly pun duduk di antara mereka, walaupun Sherly sendiri merasa enggan. Apalagi yang dibahas adalah masalah perjodohan.
"Sher, sekarang umur kamu berapa?" tanya Adrian dengan lembut.
"Dua puluh dua tahun, Pa," jawab Sherly.
Adrian tersenyum, lalu mengusap rambut putri semata wayangnya dengan sayang.
Ya, putri semata wayangnya, karena memang ia hanya memiliki satu orang putri. Sementara anaknya yang lain berjenis kelamin laki-laki. Adrian sangat menyayangi Sherly, makannya menyangkut masalah pria yang akan mendampingi Sherly nantinya pun Adrian ikut andil memilihnya. Makannya Adrian berinisiatif menjodohkan Sherly dengan anak temannya. Kebetulan Adrian tahu anak temannya itu memiliki sifat dan kriteria yang cocok sekali sebagai pendamping putri semata wayangnya itu.
"Sudah punya pacar belum, Sher?" tanya Adrian.
"Be-belum, Pa," jawab Sherly dengan ragu.
"Aduh, Sherly bego! Kenapa jawab belum, sih! Harusnya jawab iya aja," rutuk Sherly dalam hati.
Sementara itu Adrian tersenyum mendengar jawaban Sherly.
"Sher, kemarin Papa habis dari Jakarta," ucap Adrian.
Sherly menganggukkan kepalanya. "Iya, Pa."
"Nah, pas kemarin ke Jakarta, Papa ketemu sama teman lama Papa. Dia punya anak cowok, ganteng banget, belum lagi dia mapan, masih muda udah pimpin perusahaan," kata Adrian.
Sherly menelan air salivanya dengan kasar mendengar perkataan papanya. Ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan papanya. Pasti ujung-ujungnya papanya akan membahas masalah perjodohan.
"Pas kemarin Papa ngobrol sama teman papa itu, kami sepakat bakal ngejodohin-" Belum sempat Adrian menyelesaikan perkataannya, Sherly sudah lebih dahulu memotongnya.
"Enggak Pa, Sherly enggak mau! Sherly enggak mau dijodohkan!" potong Sherly. Biarlah ia dianggap tidak sopan atau sebagainya karena membantah perkataan orang tuanya, yang pasti Sherly tidak ingin dijodohkan dengan pria pilihan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Baby Sitter Adikku || Jung Jaehyun (NCT)
Fiksi PenggemarSherly terpaksa kabur dari rumahnya setelah mendengar pembicaraan orang tuanya yang akan menjodohkannya dengan anak dari teman orang tuanya. Karena terburu-buru, Sherly hanya sempat membawa beberapa lembar pakaiannya dan juga ijazah SMA-nya, sehingg...