"Saya hanya tidak ingin kehilangan kamu, oleh sebab itu saya seperti ini."
...
"Dia pulang sama aku." Ucap seseorang datang tiba-tiba.
Aku terkejut melihat kedatangannya begitu saja. "Arfan," ucapku segera lari ke arahnya.
"Menunggu lama?" tanyanya seolah tidak bersalah karena telah menghilang.
"Menurut kamu?" batinku. "Engga kok, fan." Kataku menggeleng-gelengkan kepala.
"Yuk." Ucapnya menggenggam tanganku, lalu meninggalkan mereka berdua.
Hamzah dan bella hanya bisa melihat kami pergi begitu saja. Entah aku mau dibawa kemana olehnya, aku hanya bisa mengikutinya sambil memegang tangannya. Pokoknya aku tidak mau kehilangan dia lagi.
Aku hanya ingin mesyukuri waktu yang ada bersama dia, tidak lebih dari itu. Ada pepatah mengatakan, syukuri apa yang ada sebelum dia pergi lalu kamu menyesal nantinya. Dan aku ingin melakukan itu, sebelum dia pergi lagi, akan aku genggam erat tangannya supaya kemana pun dia pergi aku bisa mengikutinya.
"Fan," panggilku mencairkan suasana.
"Kita masih punya banyak waktu untuk sebelum pulang, kan, nad?"
"Ya," aku mengangguk. "Sebelum jam 6 malam. Memangnya kita mau kemana?" tanyaku.
Dia menunjuk ke arah gedung di sebrang gramedia. Lalu aku membacanya. "Bandung Electrinic Center." Aku kebingungan, "Mau apa?" tanyaku.
"Menjual dirimu, agar tidak banyak tanya." ucapnya ketus. "Kali aja, laku"
Aku hanya menatapnya sinis. Namun tetap senang. karena dirinya telah kembali lagi ke pelukanku.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" tanyanya.
"Biarin."
Kami menyebrang jalan yang ramai dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua lalu lalang. Di berada di depanku dengan mengenggam erat jari-jemariku seperti orang yang takut kehilangan. Aku menatap punggungnya dengan tak hentinya tersenyum dan membayangkan betapa beruntungnya aku memiliki laki-laki seperti dia ini. Ya, meski pun dia sering hilang tidak jelas.
Seusai menyebrang jalan, kami segera masuk ke dalam gedung itu. Bandung Electrinic Center atau yang terkenal sebagai BEC di kalangan masyarakat sekitar maupun umum ini, adalah toko-toko yang menyediakan berbagai macam electronik, dari mulai perlengkapan rumah tangga, sampai kebutuhan pribadi, ada semua disini. Mungkin bisa di bilang sebagai pusatnya perlengkapan electronis di bandung ya di BEC ini.
Aku baru pertama kali masuk gedung BEC ini. sebab sebelumnya yang membelikanku hp adalah ibu. aku hanya mendapatkan hasilnya saja.
"Nad, jaga matamu, jangan sampai kamu kehilanganku lagi." Ucapnya berjalan seirama denganku.
Tidak jauh berbeda dengan di gramedia, pada saat pertama kali masuk, pasti kami ditawarkan produk-produk terbaru dan sedang diskon.
"Ayo kesini kak, di pilih-pilih dulu kak." Ucap sales-salesnya.
"Fan," ucapku.
"Apa nad?" tanyanya. "Aku tadi ga kemana-mana. Cuman keliling gramedia aja, sendiri." Terusnya seakan tahu maksudku apa.
Aku kesal sekali. Keliling sendirian? Apa aku ga berharga lagi?
"Kamu jangan berpikir aneh-aneh." Ucapnya. "Aku hanya perlu waktu mengakui kesalahanku." Ucapnya. "Kamu jangan marah, ya. Maafkan aku." Ucapnya memebuatku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfan And Nadia #2
Teen FictionHai masa lalu, kita bertemu lagi!!! . . . . Sebelum baca ini. Baca dulu arfan and nadia #1. . . Masa lalu adalah hal yang (seharusnya) perlu kita buang kedasar lautan paling dalam. Sebab yang namanya udah lalu ga baik diangkat lagi ke permukaan, bia...
