"Andai bisa, aku ingin membuat waktu berhenti, supaya aku dapat terus berada disampingmu. Atau tidak, bisakah waktu terasa lebih lama saat aku berada di dekat orang yang aku sayang. Tapi itu tidak mungkin, itu hanya imajinasiku, maaf aku kebanyakan halu!"
...
Ketahuilah arfan raditya maulana, ada banyak sekali kisah bahagia yang telah aku lalui dalam hidup dan dapat aku ceritakan dalam buku ini. tapi aku memilih dirimu. Hanya tentang kamu saja. Bagaimana caranya aku bisa bahagia lalu dijatuhkan oleh cita-cita besarmu itu. Kamu selalu bilang aku adalah bagian dari rencanamu yang selalu kamu utamakan. Tapi itu bohong. Kamu pengkhiant. Kamu membuktikan kepada diriku sendiri bahwa kamu tak lebih dari sekedar pengkhianat ulung. Kamu lebih memilih cita-cita itu dari pada untuk sekedar bersamaku.
Aku bukannya tidak mau kamu memperjuangkan cita-cita kamu atau membuat semua rencanamu hancur begitu saja. Tapi kamu pun tahu, aku tidak bisa berhubungan dengan seseorang tanpa ada kabar sehari pun. Meskipun kamu bilang akan mengabariku lewat whatsapp atau media sosial lainnya. Aku tidak mau tersiksa sendirian. Aku tidak mau harus menunggumu setiap hari, jam, menit, bahkan detik. Aku tak sanggup untuk tidak menemuimu. Meski kamu selalu menguatkanku lewat kata-katamu yang akan pulang demi menemuiku setaip minggu. aku tidak mau membebanimu.
Maka, mulai sejak hari itu, dari pada aku harus terluka lagi, aku akhiri hubungan ini. Supaya kamu tahu bahwa tidak semuanya akan berjalan sesuai rencanamu. Aku tahu aku ini orang yang egois. Maaf, tapi ini kulakukan demi kita juga. Mungkin tuhan berkehendak lain. Rencanaku dan rencanamu bertolak belakang, arah langkah kita sudah tidak bisa lagi bersamaan. Cita-citaku dengan cita-citamu berbeda. Tapi anehnya semesta lalu membuat banyak cara agar tujuan kita selalu sama, ingin berakhir bersatu dan bahagia.
Di dalam buku ini semuanya tentang kamu, tentang apa-apa yang belum aku ceritakan kepadamu. Aku mau jika nanti, entah dengan cara apa semesta membuatku luluh dan tidak egois demi hubungan ini, semoga kamu bisa meluangkan waktu untuk membacanya. Kamu harus membuktikan sendiri bahwa memang benar, aku tidak pernah bisa menggantikanmu begitu saja. Tunggu dulu, waktu itu memang pernah hampir bisa. Tapi semuanya malah pergi meninggalkanku. Mungkin ini cara semesta menakdirkan kita untuk bersama lagi.
Bukan tentang kisah kelahiranku. Bukan tentang cerita cinta monyetku dengan hamzah. Bukan kisah tentang perceraian orang tuaku. Bukan pula tentang bagaimana caranya aku bisa masuk SMA. Bukan tentang rizki. Semuanya hanya mengenai dirimu dan caranya aku bisa bertemu denganmu lagi. Seseorang yang begitu berarti bagiku, lalu kemudian dengan setengah meminta dan penuh memaksa, kamu pergi tanpa permisi begitu saja seperti orang yang tidak punya hati demi mengejar cita-cita yang kamu katakan lebih penting dari pada aku ini.
Aku harap kamu tidak akan muntah ketika membaca semua kata yang aku tuliskan dalam buku ini. Terima kasih telah meluangkan waktumu. Temui aku jika kamu telah selesai membacanya!
Catatan: ini hanya beberapa kisah yang kuingat, sebab sebagian lagi telah hancur diterjang pengkhianatanmu sendiri.
...
Brtt, brrt. Dering telepon dari handphoneku
"Berisik!" ucapku meraba-raba hp yang aku letakkan di meja dekat kasur.
Brug, suara handphoneku jatuh ke lantai dengan kerasnya. Mataku terbelak. Ekspresi wajahku menunjukkan ingin menangis kencang, tapi tidak jadi, sebab suara handphone itu tetap saja berdering.
Karena handphoneku jatuh ke kolong kasur, aku berpikir keras benda apa yang panjang dan dapat meraih handphone itu.
"Sapu!" ucapku berjalan sempoyongan kearah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arfan And Nadia #2
Teen FictionHai masa lalu, kita bertemu lagi!!! . . . . Sebelum baca ini. Baca dulu arfan and nadia #1. . . Masa lalu adalah hal yang (seharusnya) perlu kita buang kedasar lautan paling dalam. Sebab yang namanya udah lalu ga baik diangkat lagi ke permukaan, bia...
