6] Start

53 10 24
                                    


Annyeong Yeorobun👋👋
Terimakasih untuk 200 lebih readersnya! 😚😚
Untuk chapter selanjutnya akan aku up kalau votenya lebih dari 10 dan commentnya lebih dari 20 aja hehe.
Karena kulihat yang baca di setiap chapter lebih dari 20, jadi kayanya ga sulit untuk dapat 10 vote dan 20 comment 😊😊

Okeeii, happy reading semua! ❤

*

Yang dilihat dari seorang raja Letio saat ini adalah Jimin berubah. Ia sudah tidak seemosional dulu. Entahlah, Jimin malah terlihat sudah tidak memikirkan adiknya lagi. Ia jadi bertanya-tanya, Apakah putri Diana itu berhasil menarik perhatian Jimin?

Jadi karena pemikirannya itu menempatkan Diana dihadapannya sekarang. Diana tetap terlihat anggun meski tatapan matanya tajam dan posisi duduknya tegap. Sudah bisa dilihat, beginilah karakter seorang putri dari Poseidon.

"sudah berapa kali kau berbincang dengan putraku mengenai pernikahan kalian, Putri?" Letio menyesap teh hangat di hadapannya. Sedangkan Diana melihat bagaimana petinggi kerjaan Atermis itu seperti menunggu hasil yang baik yang akan keluar dari mulutnya.

"Dua kali yang mulia, sekali lagi cukup untukku dan pangeran mempersiapkan segalanya." Diana juga sedang menikmati beberapa potong buah yang disajikan pelayan beberapa menit yang lalu.

"Baguslah, kuharap ini akan jadi kerja sama yang bagus putri. Ayahmu pasti akan sangat senang mendengar berita ini." Sang Raja di hadapannya kini tersenyum sumringah. Diana tahu, itu bukan kesenangan seorang ayah yang bahagia karena putranya akan segera menikah. Tetapi seperti senang karena kepuasan terhadap suatu hal.

Empat hari tinggal di kastil Atermis, Diana sedikit mengerti bagaimana hubungan sang raja dengan calon suaminya yang dirasa cukup tidak baik. Ah, calon suami ya?

Ares Jimin.

Jimin itu yang tampan dan cerdas. Sesekali bisa menjadi sosok yang lembut tetapi juga seperti yang sudah beredar, ia beringas di medan perang.

Pernah suatu sore Diana mendapati Jimin berlatih di belakang kastil, ia melihat dengan jelas bagaimana pria itu melumpuhkan prajuritnya sendiri tanpa memberikan luka yang serius.

Dan bagi Diana itu sulit. Coba pikirkan, sulit bukan mengalahkan seseorang tanpa memberikan kesakitan?

Tapi, jika dengan Diana. Jimin tidak segan-segan menyakitinya. Bukan menyakiti secara fisik, tetapi hatinya. Perkataan yang keluar dari mulut Jimin selalu sarkas dan menohok. Seakan sengaja membuatnya membenci pria itu.

Tetapi bukannya membenci, Diana justru merasakan hal lain. Karena selama ini Diana selalu mendapat banyak kemanjaan dari seluruh penghuni Poseidon. Padahal diana tahu orang tuanya selalu bertengkar dibelakangnya. Mereka seperti memberikan kasih sayang palsu, kasih sayang yang hanya berdasar pada belas kasihan. Maka baginya tidak ada yang berlaku seperti Jimin. Berpura-pura tidak peduli padahal peduli, berpura-pura tidak penasaran padahal penasaran. Membuat Diana jadi benar-benar ingin memiliki Ares Jimin seutuhnya.

"Baik yang mulia, saya harus bergegas menemui Pangeran Ares. Hari ini kami harus mengecek segalanya."

Diana pamit setelah meletakkan gelas yang telah kosong dihadapannya.

*

Soora senang sekali hari ini diijinkan keluar bersama Bonghe dan dua pengawal yang salah satunya adalah Namjoon untuk menghadiri festival pasar. Wajahnya tidak bisa menyembunyikan seri ketika Bonghe berkata "Putri, mari keluar melihat festival pasar, pangeran mengijinkan. Tetapi tidak boleh pulang terlalu sore" beberapa menit yang lalu.

FORTUNE | KTH&PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang