Sebotol Minuman

15 13 0
                                    

Sabtu ini kegiatan pramukaku cukup melelahkan dan mulai mendapatkan banyak tugas yang membuatku kewalahan dalam mengerjakannya dan membutuhkan waktu lebih sehingga aku memutuskan untuk tidak ke kantin dijam istirahat.

"Sa ga ke kantin nih?"

"Engga deh Dil. Tugasku belum selesai"

"yaudah aku ke kantin dulu ya", ucapnya sambil jalan keluar kelas.

Aku pun melanjutkan tugasku. Sesekali aku berenti sebentar untuk beristirahat. Tak lama kemudian Dila kembali dari kantin dengan senyum misterius diwajahnya.

"Sa nih buat kamu", ucap Dila yang menyodorkan sebotol minuman.

"Kan aku ga nitip. Kamu beliin ya?"

"Itu ada titipan dari seseorang"

"Eh siapa?"

"Maunyaa siapa?", ledek Dila.

"Lihat aja keluar. Dia yang duduk diseberang", sambungnya.

Aku langsung menuju depan kelas. Dan aku melihat hanya Kak Rizky yang sedang duduk di bangku seberang kelasku. Aku pun terdiam. Ternyata dia juga melihatku dan melontarkan senyuman yang juga ku balas dengan senyuman.

Hampir setiap hari aku selalu mendapatkan minuman darinya. Entah itu hanya diletakkan diatas meja atau dititipkan ketemanku. Bahkan dia pernah memberikannya langsung kepada ku yang kadang membuatku kikuk didepannya.

Aku mulai bertanya-tanya maksud dari setiap kebaikannya yang lama-kelamaan membuatku risih. Namun aku tidak terlalu memikirkannya dan tetap fokus pada misiku.

Semakin lama aku semakin bingung. Apa yang ku lakukan kepada Kak Adit, itulah yang di lakukan Kak Rizky kepadaku. Seakan semesta membalas melalui dirinya.

Perlahan kebingunganku pun terpecahkan. Dia ternyata sudah lama memperhatikanku dan menyukaiku. Tapi aku tidak tertarik dengan dia. Hatiku masih untuk Kak Adit.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Kenapa harus dia diantara sejuta orang?

Kenapa harus dia yang menaruh rasa tanpa pamrih?

Apa ini hanya imajinasi?

Atau realita dengan sejuta teka-teki tak terjawab?

Isyarat Di Hari SabtuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang