PDKT (Sudut pandang Suho)

324 33 6
                                    

Jadi, dia datang lagi.

Untuk apa dia kembali kesini? Apa dia masih tidak puas menyiksaku dan anak-anakku?

Seharusnya, ia berada di Bandung bersama suaminya itu.

"Aisshh apa yang kupikirkan." Gumamku. Aku mengambil iPad diatas meja dan mengecek email dari Chandra.

"Oh, besok Sabtu?" Tanyaku pada diri sendiri. Yaampun, besok udah hari Sabtu aja.

Gegara banyak kerjaan ya jadinya gini, aku takut melihat kalender karena takut melihat tenggat tugas dan rapat. Miris sekali.

"Besok, cuma meeting habis itu jadwal kosong? Wah, tumben sekali." Kataku kemudian mengscrool email Chandra dan mendapati pesan darinya.

Saya tahu anda pasti kecapekan karena selama seminggu ini meeting berkelanjutan. Maka dari itu, saya kosongkan sedikit jadwal anda di hari Sabtu. Tapi, jadwal untuk Senin akan padat. Terima kasih.

Aku mendengus. "Sama aja malih, aku selalu sibuk namanya." Kataku kesal kemudian menaruh iPad itu kembali kemeja.

Aku berbaring dikasur sendiri. Iya, sendiri. Miris emang. Kemudian aku membuka hpku.

Ketika melihat aplikasi email di hpku, aku teringat email dari Brama yang membahas soal Bu Irene.

Yaa kuakui Irene cantik. Bahkan lebih dari Julia (eh?). Baik dan sopan pula. Calon idaman banget nih.

Astaga, apa yang kupikirkan sih?

Tapi, kalo dipikir-pikir. Ada bagusnya kenalan lebih jauh. Siapa tahu jodoh kan? (Mmm..).

Aku sudahbmemutuskan.

Aku akan mengajak Bu Irene kencan.

Sekaligus menghilangkan rasa gundah dihati setelah bertemu dengan nenek sihir wkwkwk. Bercanda kok.



~~~



"Ok, meeting hari ini telah selesai.".

Aku segera membereskan laptop dan buku-bukuku dan memberi hormat singkat pada anggota meeting dan meninggalkan Chandra sendirian menuju keruanganku.

Aku harus buru-buru kalau ingin kencan dengan Irene. Karena setengah jam lagi sudah waktunya pulang sekolah dan kalau dia pulang, aku tak tahu rumahnya ada dimana.

Makanya jangan sampai gagal.

Dengan cepat, aku mengambil jas hitam panjangku dan berlari menuju parkiran.

"Cepat, cepat.".




~~~



Sudah setengah jam tapi anak-anak belum pulang.

Aku tetap sabar menunggu. Santai saja, aku ini orangnya sabaran kok

Preet.

Tak lama kemudian, aku mendengar samar-samar suara bel berbunyi dan anak-anak yang berlari keluar sekolah.

Tandanya sekolah sudah usai.

Dan tak lama kemudian anak-anakku juga ikut keluar tapi bedanya mereka santuy, gak berlarian seperti anak lainnya.

"Eh, Papa!" Sahut Yeni kemudian berlari kearahku dan memeluk kakiku.

"Halo Yeni." Kataku sambil mengelus rambutnya.

"Papa tumben kesini, ada apa?" Tanya Virza dengan datar seperti biasanya.

"Bu Irene udah pulang belom??" Tanyaku. Itulah tujuanku yang sebenarnya datang ke sekolah. Bukan untuk menjemput mereka

Aku adalah Bapak yang jahat. Awkaowko.

"Ada lagi rapat. Katanya Pak Bobby, habis kita pulang guru-guru wali kelas 6 ada rapat buat try out." Jelas Virza panjang lebar.

Yaah.. apa gak bisa kencan hari ini?.

"Kalian ada yang punya nomernya Bu Irene enggak?" Tanyaku.

Virza mengangguk. "Dihp aku ada." Kata Virza singkat.

Aku tersenyum senang.

"Tapi hp ku ada dirumah." Satu kalimat dari Virza yang seketika meruntuhkan kesenanganku.

Aku menghela napas. Rapat guru biasanya lama kan? Apa aku masih bisa sempat menjemput anak-anakku?.

"Ayo pulang sama Papa, kebetulan Papa lagi disini." Kataku. Ya, aku memutuskan menjemput mereka dulu dan meminta nomor Bu Irene ke Virza. Semoga masih sempat.

"Tapi Pa, sepedaku ada diparkiran.".

"Gak apa, itu gampang. Sekarang bareng Papa aja ya." Kata Suho enteng.




Tbc

Maaaf lama gak update karena sibuk dengan real life 😭 semoga kalian masih betah nungguin aku 🙏🏻

Oh ya, ada yang mau follow instagram art aku enggak? Mari mutualan :D

DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang