Julia Ristanti (Sudut Pandang Irene)

330 38 10
                                    

Aku gak jadi hiatus guys (ya walaupun up lama :v) soalnya UN ditiadakan (ada rasa senang dan sedih juga sih :v)


Seharusnya jam segini aku sudah pulang. Tapi, sekarang aku tidak bisa pulang dulu.

Kenapa?

Karena, barusan ayahnya Virza dan Yeni—Suho Jayakarsa itu meneleponku dan ingin bertemu denganku.

Yasudah, kuterima saja dan sekarang aku sedang menunggu beliau di ruang tamu sekolah.

"Ah, Assalamualaikum.".

Aku yang sedang mengetik di ponsel menoleh dan ada seorang lelaki ganteng berdiri di ambang pintu.

Eh, ganteng? Apaan dah.

Tapi asli, ganteng.

"Iya?" Aku berdiri sambil memasukkan hpku kedalam saku rokku.

"Anda Bu Irene Dwi Wulan?" Tanya orang itu. Aku hanya mengangguk.

"Saya Suho Jayakarsa, yang menelepon anda tadi." Kata orang itu yang ternyata adalah Pak Suho.

"Ah, Pak Suho. Silahkan duduk." Kataku mempersilahkan Pak Suho masuk. Ia masuk kemudian duduk disofa depanku.

"Anu." Pak Suho menggaruk tengkuknya. "Saya ingin berterima kasih karena ibu sudah mengantarkan Virza dan Yeni kemarin." Katanya.

Aku mengangguk. "Tak masalah pak, saya sebagai wali kelas Virza khawatir juga dengan dia." Kataku.

"Ini, terimalah." Pak Suho memberikanku amplop yang bisa kupastikan berisi uang yang banyak.

"Ah pak, gak usah." Kataku menolak. Saya ikhlas lahir batin lho.

Suho menggeleng. "Terima saja. Saya sangat berhutang budi." Kata Pak Suho.

Aku menggeleng. "Tak usah pak, ini sudah tanggung jawab saya sebagai guru." Kataku menolak dengan halus. Dia seperti Virza, kadang keras kepala.

"Saya merasa gak enak bu." Katanya.

"Gak apa pak, santai saja." Kataku.

Pak Suho mengangguk kemudian memasukkan amplopnya kedalam tas kulitnya yang memungkinkan harganya selangit.

"Oh ya, saya mau tanya." Kata Pak Suho sambil menatapku. "Anda kenal Brama Saputra?" Tanyanya.

Eh, dia kan teman semasa SMA aku. Anak paling bobrok dari yang terbobrok yang pernah kutemui. Dan parahnya, selama tiga tahun kami sekelas.

Aku mengangguk. "Iya, dia teman saya. Ada apa ya Pak?" Tanyaku heran.

"Pantas saja. Dia selalu bercerita tentang anda di kantor." Kata Pak Suho.

Apa?

"T-tapi saya tidak ikut campur." Kata Pak Suho tiba-tiba. "Saya cuma ingin memberitahu saja. Saya penasaran makanya saya sekalian tanya ibu." Kata Pak Suho.

Dasar Brama sialan! Minta ditabok kepalanya! Awas aja nanti!

Aku berusaha tersenyum walaupun aku masih kesal dengan anak edan itu—Brama.

"Ok." Pak Suho terlihat memasukkan semua barangnya kedalam tas miliknya. "Saya mau pamit dulu, saya ada tugas sedang menunggu." Pamitnya.

Aku mengangguk kemudian berdiri dari dudukku dan berjalan dengannya menuju gerbang depan. Ya harus sopan lah dengan tamu, jangan seenaknya ditinggalin.

"Oh iya, Virza udah pulang belum bu?" Tanya Pak Suho sambil menoleh kearahku.

Aku mengangguk. "Iya, ini sudah jam pulang sekolah pak. Mungkin Virza sudah pulang dengan sepedanya." Kataku menjelaskan.

DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang