Dia Datang (Sudut pandang Virza)

293 34 7
                                    

Aku berlari menuju kelas dan sudah kutebak. Kelasku sudah ada gurunya.

Aku mengetuk pintunya kemudian membukanya pelan. Dan aku melihat Pak Bobby sedang mengajar.

"Nah, ini dia si anak es batu. Darimana saja kau?!" Tanya Pak Bobby dengan nada marah. Ya jelaslah dia marah, aku membolos pelajarannya.

"Maaf Pak, saya disuruh Bu Irene tadi." Kataku sesuai dengan apa yang Bu Irene suruh.

"Oalaaah, ibumu toh. Yowes, ndang duduk." Kata Pak Bobby dengan logat jawanya yang kental. Heran, kok dia tak marah kepadaku?

"Pak? Kok bapak gak marah?" Tanya Jeka. Aku menganggukan kepalaku.

"Jangan bilang bapak mau modus sama Mami kita?" Tanya yang lain

Pak Bobby menggaruk kepalanya. "Tau aja kalian." Katanya.

"Ya pastilah Pak! Bapak kan selalu nempel ke Bu Irene!" Kata Jeka lagi.

"Udah-udah, ayo lanjut pelajaran! Kamu Virza, kamu boleh duduk!" Perintah Pak Bobby.

Aku hanya menurut dan duduk dibangkuku.




~~~



Pulang sekolah

Sekarang, aku lagi menunggu Yeni dikelasnya. Mumpung les aku libur, aku bareng Yeni aja. Tapi kalau sampai dia lama, akan aku tinggal.

Jahat? Emang.

"Ah, kak Virza mau nyari Yeni ya?" Tanya salah satu anak cowok.

Aku hanya mengangguk.

"Yeni ada didalam kak, ditunggu aja." Katanya kemudian meninggalkan Virza

Aku hanya diam dan menunggu Yeni dengan sabar.

"Kak! Ayo pulang!" Kata Yeni begitu keluar.

"Ok." Yeni menggandeng tanganku dan berjalan menuju parkiran sepeda.

Aku mengambil sepedaku dan Yeni duduk dibelakang. Saat aku ingin mengayuh sepedaku, aku dicegat seorang ibu yang memakai kacamata dan masker.

Aku menatapnya sebentar kemudian belok kanan untuk menghindarnya tapi dia malah ikut kekanan. Aku belok kiri pun ia ikut ke kiri juga.

Ini ibu maunya apaan dah? Ngajak gelut?

"Maaf bu, permisi." Kataku sambil mencoba melewatinya dan berhasil.

Eh, ternyata ibu tadi tiba-tiba memegang bahuku. Aku sontak menoleh kearahnya.

"Ada apa bu?" Tanya Yeni penasaran. Aku menatap ibu itu dengan tajam. Seenaknya saja memegang bahu orang.

"Virza? Yeni? Ini kalian?" Tanya ibu itu.

Deg!

Sebentar, ibu ini...

"Ini Mama nak, kalian gak mungkin lupa kan?" Tanya ibu itu yang ternyata adalah Mama.

Bagaimana bisa Mama disini?! Mau apa lagi?!.

"Maaf, kita dulua—

"Mama!" Jerit Yeni kemudian memeluk Mama.

Aku membolakan mataku. Kenapa Yeni mau memeluknya?!.

"Yeni, ayo. Kita harus pulang." Kataku mencoba tidak menjerit karena masih dilingkungan sekolah.

"Yeni sayangku, apa kabarmu nak?" Tanya Mama sambil mengelus rambut Yeni.

Yeni mengangguk dengan semangat. "Aku baik-baik aja Ma, aku kangen sama Mama!" Katanya dengan suara keras.

"Yeni, sudahla—

"Kakak jahat! Kenapa kakak jahat sama Mama?!" Aku terkejut begitu Yeni membentakku. Salahku dimana?

"Yeni, gak boleh begitu dong." Kata Mama. "Virza, gak kangen sama Mama?" Tanyanya.

Ih, aku tidak sudi memeluk orang yang menyakiti hati Papa! Meskipun itu ibuku sendiri.

"Yeni. Kita pulang sekarang!" Perintahku dengan keras.

"Enggak Mau!!" Tolak Yeni.

"Yeni! Pulang sekarang!" Aku mencoba untuk tidak membentak.

"ENGGAK MAU!!"

"YENI TIANA ZAHRANI!! TURUTI KATAKU!!!"

Kesabaranku sudah habis, aku membentaknya dengan keras sampai dilihat murid lain

Yeni terdiam dan menatapku begitu pilu. Aku merasa bersalah begitu ditatapnya.

"Yen—

"YENI BENCI SAMA KAKAK!!!" Teriak Yeni sambil mendorongku keras. Untunglah aku tak sampai jatuh.

"Virza, Yeni? Kalian kena— Julia?".

Aku menoleh dan terkejut begitu aku melihat Papa dan Bu Irene disini.

"Aaah~~ ternyata Mas Suho disini!" Seru Mamaku sambil mendekati Papa. Dengan cekatan, aku mengahalanginya.

"Kau gak boleh mendekati Papa!" Kataku tegas. Enak saja dia, datang dan bicara seperti itu.

"Virza, kamu sudah lupa sama Mama ya?" Tanya Julia sedih.

Aku hanya diam saja, aku menatap Yeni yang sedang ditenangkan oleh Bu Irene.

"Virza, sudah nak." Kata Papa sambil memegang bahuku.

Aku menoleh ke Papa dan menarik tangannya kemudian aku menyusul Yeni dan menariknya juga. Aku mencoba menghindar dari Mama.

"Bu Irene, kita duluan ya Bu. Assalamualaikum!" Pamitku kemudian menarik Papa dan Yeni dengan cepat.

"Kakak! Aku mau sama Mama!" Jerit Yeni. Haduh, anak ini bikin ribet banget sih! Udah tau suasanannya begini. Tapi untunglah Papa diam saja.

Aku memasukkan Yeni kedalam mobil Papa yang tak jauh dari lokasi perkelahian itu.

Aku heran, kenapa Papa menatap Mama terus? Jangan-jangan Papa mau sama Mama?!.

Karena penasaran, aku menoleh dan aku terkejut setengah mati. Mungkin Papaku juga.

Bu Irene habis ditampar Mama!!

"BU IRENE!!!".






Konfliknya udah muncul niiih hehehe

Oh iya, untuk kak spicypastaaa boleh enggak pinjem nama Jekanya? Kalo gak boleh bakal kuganti kok kak hehe

Maaf kalau nanti aku jarang update, aku akan hiatus untuk dua bulan ke depan.

DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang