5

283K 1.4K 2
                                    

Setelah duduk di teras, aku mengingat lagi apa yang Buyung katakan. Sepertinya aku harus menelepon Bella agar aku bisa cepat-cepat melakukan apa yang sudah lama aku inginkan.

Aku mengambil ponselku, mencari namanya, lalu meneleponnya walau hanya sekedar menanyakan apa yang sedang ia lakukan.

"Udah hampir jam sepuluh malem. Kamu belum tidur juga?" Tanyaku di telepon.

"Belum, ini lagi nonton drama korea. Hahaha." Ia tertawa.

"Hahaha, dasar perempuan, pasti suka drama korea."

"Iyaa, wajar kalo perempuan suka drama korea. Soalnya tingkah mereka lucu, manis, dan aktornya juga ganteng-ganteng banget."

"Iyaa, aku tau, drama korea memang lucu. Pemainnya juga manis, Bel. Kaya kamu."

"Hahaha. Memangnya aku manis?"

"Iyaa, Bel. Senyum dan tertawamu manis."

"Ah buktinya apa? Aku enggak pernah dikerubungi semut."

"Semut-semut itu udah minder duluan sebelum mendekatimu."

"Hahaha bisa aja kamu, Ris."

"Hahaha."

"Oh iya, sekali lagi, makasih ya, Ris. Kamu udah anter aku pulang tadi."

"Iyaa, sama-sama. Aku senang bisa nganterin kamu."

"Kok senang? Kan rumahku jauh, macet pula."

"Enggak tau. Senang aja rasanya bisa bantu kamu."

"Ah yang seharusnya senang itu aku. Aku yang kamu bantu."

"Iya, sih. Tapi yaudahlah kita sama-sama senang, kan?"

--

Sudah lebih dari satu minggu aku mendekatinya. Aku melakukan apa yang sudah disarankan oleh Buyung, sepertinya usahaku berhasil. Kini aku sudah sangat dekat dengan Bella. Dan aku yakin sekali Bella sudah merasa dirinya spesial dimataku.

Aku mengambil ponselku, lalu menelepon Buyung, temanku.

"Halo, Yung?"

"Kenapa, Ris?"

"Kau di mana, Yung? Tumben enggak main ke warung kopi Mang Udin."

"Aku lagi di kost temanku."

"Temanmu?"

"Siapa"

"Alexa."

"Perempuan?"

"Iyaa, Ris. Sebentar, aku keluar dulu, Ris." Buyung mematikan teleponnya. Lalu lima menit kemudian ia meneleponku.

"Sekarang aku udah di luar. Kau mau ngomongin apa?" Tanyanya.

"Aku sudah semakin dekat dengan Bella, teman kantorku." Kataku saat menelepon Buyung.

"Menurutmu dia sudah menyukaimu apa belum?"

"Kayanya sih, sudah, Yung."

"Bagus, Ris! Sekarang waktunya kamu untuk mengajak Bella pergi kencan di malam sabtu, kau bawa saja ke mal untuk makan dan menonton film. Lalu setelahnya kau bawa gadismu itu ke kamar kostmu untuk menginap."

"Mana mau dia menginap di kamar kostku?! Ada-ada aja."

"Kau bawa saja dulu ke kamar kostmu, kau ajak ia beristirahat. Lalu saat ia meminta pulang, kau cegah. Bilang saja kau terlalu lelah untuk mengantarnya pulang. Ajak dia menginap, dan kau tawarkan untuk mengantarnya pulang esok pagi."

Aku terdiam sebentar memikirkan apa yang Buyung katakan. Jika itu kulakukan, aku takut Bella memandangku sebagai laki-laki yang tidak baik. Aku tidak yakin untuk melakukan apa yang Buyung katakan.

"Ah aku enggak berani, Yung."

"Percaya dengan omonganku, Ris. Kamu pasti bisa ngelakuin itu." Katanya sebelum akhirnya Buyung mematikan teleponnya.

Mana mungkin aku mengajaknya menginap di kamar kostku? Bisa jadi Bella marah saat aku melakukan itu.

Tapi, Buyung selalu bisa meyakinkanku untuk melanjutkan apa yang sudah kumulai. Aku kembali membuka ponselku, mencari nama Bella, lalu meneleponnya.

"Halo?"

"Halo, Bel?"

"Kenapa, Ris?"

"Kamu lagi apa?"

"Biasa, Ris. Nonton drama korea." Balasnya.

Kebetulan sekali, Bella sedang menonton. Bisa langsung kuajak dia menonton film di bioskop.

"Aku juga pengen nonton, tapi di bioskop."

"Kamu pengen nonton apa?" Tanyanya.

"Nonton apa aja, rasanya kangen sama suasana bioskop."

"Hahaha, ada-ada aja."

"Kamu mau nonton juga ga? Sama aku?"

"Hmm.." Bella berpikir sebentar. "Kapan, Ris?"

"Hari sabtu."

"Besok, dong?"

"Iyaa."

"Boleh, deh. Kita ketemuan di mana?"

"Kamu di rumah aja, nanti aku jemput."

"Jam berapa?"

"Aku jemput jam empat sore."

"Oh yaudah, aku tunggu besok, ya, Ris?"

"Iyaa, Bel.

--

Jangan Lupa Vote yaa!

(21+) Menginap Semalam (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang