⭐️Bagian 6⭐️

1K 151 13
                                    

"Dek, turun. Udah ditunggu Bapak Ibu di meja makan." teriak Lisa setelah menggedor pintu kamar Adiknya.

"Iya Kak, bentar." jawab Syifa dengan teriakan juga.

Setelah memastikan dirinya sudah rapih, Syifa mengambil totebagnya beserta keperluan yang dia bawa ke kampusnya. Baru saja dirinya mencabut ponselnya yang sedang dicas, langsung berdering tanda panggilan masuk.

Pak Dwiki is calling you 📞

"Halo, assalamu'alikum."

"Wa'alaikumsalam. Selamat pagi Syif,"

"Pagi Pak, ada apa ya Pak?"

Syifa bingung, kenapa dirinya ditelfon sepagi ini. Dia memang tipikal orang yang tidak suka bertele tele, maka jangan harap jika dirinya menunggu Dwiki mengatakan apa maksud nya, melainkan dirinya lah yang bertanya terlebih dahulu.

"Ehm, begini Syif, nanti siang saya ada rapat mendadak yang mewajibkan saya buat hadir. Jadi nanti ditunda yaa ke rumah Eyangnya Kila? Gak papakan?"

Diam diam Syifa merasa lega, bukan apa apa. Dia belum sanggup jika bertemu dengan Eyangnya Kila. Takut di kira dia memiliki hubungan dengan putra nya.

"Oh, yaudah Pak. Iya gak papa kok."

"Syukurlah. Oh iya, berhubung Kila ngotot banget mau ketemu kamu, nanti dia mau jemput kamu di kampus gak papa? Biar nanti dia main di rumah kamu dulu atau di mana terserah kamu. Asalkan Kila sama kamu ya."

"Iya Pak, saya juga nanti pulang nya sekitar jam 3. Jadi mungkin nanti Kila main ke rumah saya dulu aja."

"Oke, Syif. Makasih banyak yaa, maaf saya selalu ngerepotin kamu."

"Iya Pak gak papa."

"Ya sudah, saya tutup ya. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam Pak."

Setelah panggilan terputus, Syifa bergegas keluar dari kamar nya sebelum Kakak mendobrak pintu kamar nya. Benar saja, diri nya sudah di tunggu keluarga nya untuk sarapan bersama.

"Kebiasaan kamu mah Dek, di suruh makan aja lama banget keluar dari kamar." protes Lisa seraya menyuapkan sesendok nasi kepada anak nya. Yang di protes hanya bisa mencibir saja, tanpa mau melayangkan protesan balik. Pasti nanti ujung ujung nya, dia yang akan kena ceramahan Ibunya.

Syifa langsung menyuapkan roti ke dalam mulutnya. Berbeda dengan keluarganya yang lain, jika sarapan maka Syifa hanya memakan roti. Tapi keluarganya memakan makanan pokok Indonesia, nasi.

"Nih Ibu buatin bekel ya. Nanti dimakan." ujar Bu Indah seraya menyerahkan kotak bekal anaknya.

"Eh iya, makasih Bu. Yaudah Syifa mau berangkat dulu ya, takut telat lagi." Syifa langsung menyalimi semua yang ada di sana.

"Nanti langsung pulang, jangan ngayap." tegur Pak Arif, Bapak Syifa. Sangat hafal dengan kelakuan putri nya, yang suka berkelana sebelum pulang ke rumah.

Syifa yang di tegur seperti itu, hanya bisa tersenyum seperti orang yang tidak memiliki dosa. Dia bingung, jika nanti dia naik motor lalu nanti motornya di bawa oleh siapa? Sedangkan dirinyakan nanti mau di jemput Pak Wadiman.

Akhirnya dia memutuskan untuk memesan ojol saja. Tidak membutuhkan waktu yang lama, ojol yang dipesannya sudah sampai.

Sesampainya dia di parkiran, ternyata para sahabatnya sudah menunggunya di kantin. Sudah komplit, biasanya ada salah satu di antara mereka yang datang paling telat. Siapa lagi jika bukan, Afra Maulina.

My Spoiled CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang