Happy enjoy reading, sobat baca!
***
"Sya, lu pulang bareng siapa entar? tanya Axel.
"Jalan kaki aja deh gue, lagian kan gue kan masih banyak waktu dan ga buru-buru ke toko" kata Ersya.
Axel memang tahu kalau Ersya bekerja sebagai penjaga di sebuah toko buku karena hanya Axel yang dipercaya oleh Ersya. Sebagai sahabatnya sejak 10 tahun yang lalu. Ia tahu bagaimana Axel, begitu juga sebaliknya.
" Mending lu bareng gue aja, biar kaki lo gak makin bengkak tuh!" kata Axel meledek dan langsung ditoyor oleh Ersya.
" Yaudah, lumayan juga sih gratis hehe" kata Ersya.
"Hmm kalo yang gratis langsung gercep lo! Ehh, sya tapi ada satu syarat kalau mau bareng gue!" kata Axel.
" Lah, kan elu yang nawarin. Malah pake syarat segela, gamau ah gue!" sergah Ersya jutek.
"Ih, sya plis dong!" pinta Axel sambil menampilkan puppy eyes.
"Iye, muka lu nyebelin banget ih!" sambil mengusapkan tangannya ke muka Axel.
"Hehe, ntar temenin gue ngerjain tugas. Sambil bantu-bantu dikit lah, ya ya ya?"
"Yaudah iya, tapi dengan satu syarat juga!"
"Dih, balas dendam! Yaudah apaan?" tanya Axel.
"Beliin gue es cream!" jawab Ersya sambil tertawa puas.
"Dih gitu doang mah gimpil, sya" jawab Axel meremehkan.
"20 es cream!" kata Ersya lagi.
"Buset, sya! Ini mah namanya menguras! Lo kan banyak duit sya! 5 aja ya? Lagian lu ntar jadi sakit perut makan es cream banyak-banyak" kata Axel seperti ibu-ibu yang merepet.
"Bilang aja pelit, yaudah lah ayo capcus!" kata Ersya.
Axel pun mengantarkan Ersya ke rumahnya. Setelah 10 menit perjalanan, mereka pun sampai. Memang, rumah Ersya lumayan dekat dari sekolah.
"Ntar gue chat ya, sya. Kita ketemuan jam 1 siang, oke?" kata Axel.
"Iya, gampang. Makasih ya, dah sana pulang! " kata Ersya.
"Ngusir, mbak?" tanya Axel meledek.
"Iya, hus hus!" kata Ersya
menghempas-hempaskan tangannya."Iye, iye, dadah jelek, gue pergi dulu ya!"
"Iya, hati-hati" kata Ersya sembari melambaikan tangannya.
Ersya pun memasuki rumah yang kosong.
Ersya memutuskan pergi ke dapur melihat apakah ada bibi di sana. Ternyata bibi Inah sedang mencuci piring." Pagi, bi Inah, Ersya pulang" kata Ersya.
"Eh, non. Kok sudah pulang?" tanya bi Inah.
" Iya, nih bi. Tadi ada rapat dadakan di sekolah. Jadi, dipulangin deh" kata Ersya.
"Oh, begitu. Non, mau makan apa biar bibi buatin?" tanya bi Inah.
"Eh, gausah bi. Tadi di sekolah Ersya dah makan banyak, hehe. Yaudah bi, Ersya ke kamar dulu ya" pamit Ersya.
"Baik, non" jawab bi Inah.
Ersya pun memasuki kamar dan mengganti seragamnya. Ia pun memutuskan untuk membaca novel kesukaannya dalam keadaan hening.
Alarm di hp Ersya berbunyi dengan note:
A and A
Jam 10.18. Waktunya bagi Ersya meminum obat.
Ya, tidak ada yang pernah tau bahwa Ersya tiap harinya harus mengonsumsi obat-obat ini. Ersya menamainya A and A, Antibiotik dan Antivirus.
Ersya pun merogoh rok yang ia gunakan tadi untuk mengambil obat-obatnya.
Setelah meminumnya, Ersya melihat lacinya.
Ternyata obatnya tinggal untuk besok."Mending gue ke rumah sakit sekarang, biar besok gue bisa istirahat" kata Ersya dalam hati.
Ersya memiliki jadwal check-up 2 kali seminggu yaitu hari Rabu dan hari Minggu.
Dengan menaiki mobilnya, Ersya pun pergi ke salah satu rumah sakit yang sudah menjadi tempat ia berkeluh kesah.
Setelah sampai ia pun menelusuri lorong rumah sakit. Menuju ruangan yang selalu dikunjunginya ketika check-up.Dr. Rahaz Marques
Ersya pun mengetuk pintu yang langsung dijawab oleh pemilik ruangan.
"Halo, dok." sapa Ersya.
"Wah, kamu kangen ya sama saya? Kok cepat datangnya, sya?" kata dokter Rahaz bertanya.
Dr. Rahaz memang sudah kenal sekali dengan Ersya karena sudah menjadi pasiennya selama 2 tahun.
"Duh, dokter bisa aja. Ini dok, saya mau check up. Mumpung hari ini saya free" kata Ersya
"Oh, begitu. Bagaimana kondisi kamu? Rutin kan minum obatnya?" tanya dokter.
"Rutin dok, tapi 2 hari yang lalu saya sempat pingsan dok. Biasa dok, saya lupa makan hehe" kata Ersya bersalah.
"Aduh, sya. Jangan diulangi lagi ya" tegas dokter.
" Iya, dok" jawab Ersya bersalah.
Ersya pun diperiksa oleh dokter Rahaz.
"Huftt, ini mungkin berita buruk Ersya" kata dokter. Ersya pun terdiam akan ucapan dokter Rahaz.
" Tapi kamu tenang saja, kamu pasti bisa ya, nak. Jadi, setelah saya periksa penyakit kamh sudah merebak ke sumsum tulang sehingga merusaknya. Tetapi belum terlalu parah. Sehingga, saya memutuskan untuk memberikan imunosupresan guna menekan aktivitas imun yang menekan sumsum tulang kamu." Kata dokter sambil memberikan obat yang bertuliskan ciclosporin serta obat yang selalu dikonsumsinya, antibiotik dan antivirus.
Ersya syok mendengar tuturan dokter Rahas. Namun, Ersya pun berusaha untuk tersenyum.
"Ini apa dok?" tanya Ersya sambil menunjuk salah satu obat.
"Ini ciclosporin, obat tambahan untuk kamu ya. Biar sumsum tulangnya tidak semakin parah, oke. Jangan sampai lupa diminum obatnya ya, nak Ersya. Kamu harus kuat ya, jangan lupa juga untuk selalu berdoa" kata dokter Rahaz menasehati pasiennya ini.
"Baik, dok. Kalau begitu saya permisi ya, dok. Terima kasih" kata Ersya sembari pamit.
****
HALLO SOBAT BACA!
KIRA-KIRA ADA YANG TAU ERSYA SAKIT APA?
KALAU TAU BOLEH KOMEN DI BAWAH YA!
SEE YOU!
KAMU SEDANG MEMBACA
Deal With HURTS
RandomApa kamu sama seperti Ersya? Punya rahasia yang harus disebarkan tapi tidak pernah diungkapkan? * * * Gadis ini memiliki rahasia yang tidak diketahui siapa pun. Banyak yang disembunyikan. Banyak. Semuanya tidak dapat ia terima. Tetapi, kesalahan "ev...