Setitik perhatian dari penolong

432 260 150
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Waktunya pulang sekolah. Ersya langsung buru-buru memesan ojek online agar cepat sampai ke rumah.
Ketika sampai, seperti biasa dia berkemas untuk pergi ke suatu tempat. Tanpa izin, ia pun segera pergi. Bukannya ia tidak mau izin, memang tidak pernah ada orang di rumah jam segini. Lagi pula, bibi pasti sedang pergi membeli sesuatu sehingga ia putuskan untuk langsung pergi.

Dengan menaiki ojek online, dia pun sampai ke tempat yang setiap hari ia datangi.

"huh, untuk tidak telat" ucapnya sambil melirik jam di hp.

Ersya langsung menuju ke tempat kasir, berganti shift dengan orang sebelumnya. Ya, Ersya bekerja sebagai penjaga sekaligus kasir di sebuah toko buku.

Ersya menggandrungi pekerjaan ini sejak setahun yang lalu setelah ia memohon-mohon kepada pemiliknya agar diizinkan bekerja. Ersya memutuskan untuk bekerja akibat sesuatu, salah satunya mengusir kepahitan di rumah. Tetapi ada alasan paling besar juga yang disembunyikannya dari siapa pun.

Hari ini toko sepi pembeli, sehingga Ersya memutuskan untuk merapikan buku-buku yang berantakan akibat ulah pembeli. Sembari merapikan, ia juga membersihkan buku yang berdebu dan sesekali membaca buku.
Matanya menangkap sosok pria yang berada di sudut ruangan. Sedang membaca buku.
Kalau Ersya tidak salah, dia hampir setiap hari di sana. Memang toko tempat dia bekerja menyediakan tempat untuk membaca. Yang anehnya, Ersya tidak pernah melihat wajahnya karena pria itu bahkan tidak pernah membeli satu buku pun.

"Hah, sudahlah" batin Ersya melanjutkan pekerjaannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 waktunya Ersya pulang. Ketika ia bersiap-siap ia sangat pusing dan lemas. Ersya ingat bahwa ia belum makan!
Sebelum jatuh, ia melihat pria berjaket biru dongker berlari untuk menolongnya.

Ersya mengerjapkan matanya, mengedarkan pandangannya ke ruangan. Bau rumah sakit yang selalu dikenalnya. Ia pun langsung duduk. Ersya pun menghela napasnya.

" Huhh, pasti aku tadi pingsan."

Dia pun berpikir, siapa yang membawanya ke sini? Dia tidak menemukan seorang pun di sampingnya kecuali pasien-pasien yang sudah tidur.

"Jam berapa ini?" Tanyanya sambil mencari handphonenya.

Seorang perawat menghampirinya. "Halo, mbak Ersya bagaimana sudah baikan?" tanya suster tersebut.

"Sudah kok sus, sudah enakan. Oh iya, yang mengantar saya ke rumah sakit siapa ya sus?" tanya Ersya.

"Aduh kurang tau, mbak. Tapi tadi dia menyuruh saya untuk memberikan ini" jawab suster sambil memberikan tas kecil.

Ersya pun menerimanya. "Oh, iya mbak. Saya permisi dulu ya, mau periksa pasien yang lain" Perawat itu pun pergi.

Ersya pun langsung membuka tas kecil tersebut. "Lah ini hp gue". Dia pun mengaktifkan handphonenya dan melihat jam.

"Huh, untung masih jam segini". Ersya pun memutuskan untuk langsung pulang.

Ketika sampai, ia pun membuka pintu. Ersya tidak perlu takut akan dimarahi karena pulang malam-malam. Siapa yang akan memarahinya? Bahkan orang yang sekarang sedang menonton tv seorang diri di sana tidak menoleh saat ia membuka pintu.

Terpaksa Ersya yang berbicara.
"Pa, Ersya pulang" dan hanya dijawab deheman oleh ayahnya tersebut.

See?

Entah apa yang membuat ayahnya begitu cuek dengannya sampai-sampai anak gadisnya sendiri tidak ia perdulikan.
Ersya pun menghela napas dan langsung menuju kamarnya untuk tidur karena besok ia harus sekolah. Ersya meletakkan tas kecil beserta handphonenya ke atas nakas.

"Huft, udah 3 kali gue pingsan dan gak tau siapa yang nolongin" ucap Ersya dalam keheningan.

Sebenarnya ia ingin berterima kasih kepada orang-orang yang menolongnya.
Ia pun mengambil tas kecil tadi, menganggapnya sebagai kenang-kenangan dari penolongnya. Ersya baru sadar ada kertas yang berisi tulisan di dalamnya.

Habis baca ini lo harus makan.

"Siapa ya dia?" batin Ersya.

Ersya tersenyum walaupun dia tidak mengenal orang yang memberi pesan ini, ia senang ada yang memperhatikannya. Walaupun pesan itu singkat tetapi sarat perhatian. Ersya pun seakan tergerak akan pesan itu dan menuju dapur untuk makan.

Hei hei hei!
Apa kabar sobat baca?
Give me a star and comment!
SEE YOU!

Deal With HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang