tough

242 62 194
                                    


#
Mirae

Lamunan ku buyar begitu mendengar suara pintu terbuka.
Aku melihat Rowoon berjalan ke arah ku dan De Hyun yang terbaring. Wajahnya terlihat lelah sekali. Ini pasti sulit untuknya.
Aku berdiri dari duduk ku ketika dia sudah tiba di ujung tempat tidur De Hyun.

"Dia tidur?" Tanya nya dengan suara yang terdengar parau

"Ya mungkin efek dari obat nya" jawab ku lalu memperhatikan kening nya yang sudah tidak ada perban

"Kau melepas perban mu? Kenapa?" Tanya ku cepat dan cemas

"Luka nya tidak parah, lagipula aku terluka ditempat yang tidak terlihat" dia menunjuk atas kening nya, jika diperhatikan di sekitaran rambutnya aku melihat ada bekas luka

"Jadi tidak mengurangi ketampanan ku, bukan?" Canda nya sambil tertawa kecil pada ku, aku tahu dia ingin menghibur ku dan diri nya sendiri

Aku balas tertawa kecil lalu sedikit berdecak "bahkan dengan perban itu pun, bagi ku kau tetap tampan".....

"Geuraeyo? Kalau tahu begitu perban nya tidak akan ku lepas, aku hanya takut terlihat jelek di mata mu" bisik nya dengan senyum yang ingin aku lihat dari kemarin (begitukah?)

Aku masih tertawa kecil mendengar nya. Paling tidak dengan seperti ini perasaan kacau dan sedih yang dia rasakan dari kemarin bisa berkurang walaupun sedikit.

Kemudian mata kami bertemu, dia menatap ku dengan arti yang tidak bisa ku tebak, meskipun masih ada sisa senyum di wajah nya
Agak lama kami masih saling menatap.

Sampai aku melihat bibirnya mulai terbuka "ada sesuatu yang ingin ku katakan pada mu" ucap nya yang terdengar ragu ragu

Aku mengangguk kecil "Malhaebwa" jawab ku (katakan pada ku)

Dia tidak langsung menjawab, kali ini jelas terlihat kebimbangan di wajahnya. Membuat ku menjadi bingung dan entah mengapa perasaan ku jadi tidak enak.

Dia melirik De Hyun yang masih terlelap "Bisakah kita bicara di luar?" Katanya lalu menatap ku lagi

"Tentu nya" jawab ku meski tanda tanya memenuhi pikiran ku

Aku mengikuti nya berjalan keluar dari ruangan De Hyun.
Perasaan tidak enak itu semakin menjadi begitu kami sampai di luar.
Seperti nya akan ada hal yang tidak baik sampai Rowoon tidak ingin mengatakan nya di dekat De Hyun.
Aku masih mengikuti nya yang berjalan menuju lorong yang sepi, sedikit menjauh dari lorong yang masih dijaga ketat oleh pengawal.

Kami masih terdiam sampai dia berhenti di ujung lorong yang disebelahnya terdepat jendela kaca besar sehingga kita bisa melihat gedung gedung tinggi di sekitar rumah sakit.

Dia menatap ku teduh membuat wajahnya terlihat sedih.
Sungguh aku semakin bingung dibuatnya.
Dan..........aku takut.

"Mirae-ya" lirih nya

"....... ne" agak ragu aku menjawab

"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membayar apa yang sudah De Hyun lakukan untuk ku".........

Dia menatap keluar jendela.

"Dengan apa yang sudah aku lakukan pada nya, dengan bodohnya dia masih berkorban untuk ku. Padahal aku sudah merebut kebahagiaan nya".......

Mata ku mulai panas mendengar nya. Seperti nya aku mulai tahu kearah mana pembicaraan Rowoon saat ini. Tapi aku memutuskan untuk mendengar lanjutan nya lagi, berharap perkiraan ku salah.

Dia pun kembali menatap ku. Kali ini aku melihat kalau mata nya sudah tergenang. Kenapa? Kenapa dia mulai menangis? Apa terlalu susah mengatakan nya.

THE STAR IS MINE 🐭 Rowoon ~ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang