Setelah kejadian kaburnya Ashley dari rumah dua hari yang lalu, Ibu dan Ayah ku pulang. Mereka pulang langsung menyidangi aku dan Zayn. Oh, mungkin menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan ini.Tapi, jujur saja aku tidak tau. Aku ingin melanjutkannya, namun aku takut Zayn melakukan hal itu lagi. Sudah dua kali dia seperti ini. Dengan orang yang sama. Konflik hampir sama. Bagaimana kau tidak takut?
Memang sih, dia tidak sepenuhnya salah. Namun, jika ego bisa mengalahkan logika, semuanya akan rugi bukan?
"Zayn, mengapa kau melakukan ini? Padahal, Mom sudah percaya kepadamu" ucap mom
"Aku berani sumpah apapun. Bahkan sumpah pocong. Demi Tuhan aku tidak melakukan itu. Maksudku, aku tidak berniat melakukan itu dengan wanita lain. Ini semua karena aku mabuk. Aku mabuk!. Aku melihat seakan-akan Perrie adalah Ashley. Itu salah? Aku tau! Aku menyadarinya, dan aku menyesali itu. Aku tau Ashley sakit hati. Sangat. Aku tau semuanya Mom, Dad. Tapi, perasaanku disini cuma kepada Ashley. Aku sama sekali tidak mencintainya! Shit! Aku tidak mencintainya! Kumohon, Ash, aku mencintaimu..." ujar Zayn tertunduk.
Well , aku tidak bisa berkutik apa-apa. Aku bahkan tidak tau ingin menjawab apa.
"Penjelasan yang sangat bagus, juga mengharukan Zayn. Dad percaya kepadamu" ucap Dad tiba-tiba dengan tampang tegasnya.
Aku menoleh kepada Dad, "bagaimana Dad bisa percaya secepat itu? Bahkan Dad tidak melihat kejadian itu! Dad tidak melihat kejadian itu didepan mata kepala Dad sendiri! Ugh! Bagaimana bisa?..."
"Maksudku, maaf. Zayn, aku tidak bermaksud berkata seperti itu. Aku tau. Aku tau semuanya Zayn. Hanya saja...aku tidak ingin kau merasa diampuni dari kesalahanmu lalu kau perbuat lagi, ini sudah cukup Zayn.." lanjutku
"Ash, tenanglah. Mengapa Dad bisa percaya secepat itu? Karena, Dad dan Mom sudah menikah lama sekali. Berbagai masalah sudah Dad jalani. Dad paham betul, apa itu nafsu, apa itu cinta. Nah, disini, Dad bisa melihat dari mata Zayn kalau dia benar-benar mencintaimu. Dia benar-benar tidak berniat melakukan itu."
Aku diam.
"Jadi, pertanyaan Dad. Pernikahan ini, dan hubungan kalian ingin dilanjutkan, atau tidak?"
Mengapa perkataan Dad menyayat hati sekali?
"Lanjutkan" kemudian Zayn menoleh, "kumohon.."
Aku menatap Zayn lemas, "Zayn, aku ingin lanjutkan hubungan ini. Tapi..tapi aku..-aku"
"Kau takut aku melakukannya lagi bukan? Yah, aku akan membuktikannya Ash. Aku akan memenangkan hatimu kembali" ucap Zayn menatapku.
***
Memasuki kamar, aku menuju balkon. Memikirkan masalah ini lagi dan lagi. Zayn dan yang lainnya sedang dibawah.
"Apa yang kau pikirkan?" Ucap seseorang mengagetkanku,
"Niall! Kau mengagetkanku!"
Dia terkekeh, "jadi, kau masih memikirkan hal itu?"
Aku diam
"Ash, lihat aku" Niall memegang kedua bahuku, mensejajarkan tubuhku dengan tubuhnya
"Kalau aku boleh memberi saran, lebih baik hubungan kalian dilanjutkan. Hubungan kalian bisa dibilang sudah berjalan lama, dan sekarang statusmu bukan sebagai pacar Zayn lagi, bahkan sebagai tunangannya. Itu tandanya apa? Hubungan kalian ini sudah serius, tidak main-main" Niall menatapku
"Hubungan tidak akan berakhir, kalau salah satu dari kalian cintanya sudah hilang. Masalah bisa diatasi dengan baik-baik. Mungkin itu kecerobohan Zayn. Namun, percayalah kepadaku, Zayn itu benar-benar mencintaimu." Lanjutnya
Aku tersenyum
Aku memeluk Niall sembari menangis, siapa yang tidak menangis jika kata-katanya menyentuh hati? Bahkan dia tidak menjelek-jelekkan Zayn. Ah! Anak ini! Selalu saja bisa membuat hatiku kembali tenang.
"Terima kasih Niall, terima kasih..."
"Sama-sama Ash" aku merasakan dia tersenyum sembari mengusap punggungku.
"Nah, sekarang. Kau sudah yakin?" Tanya Niall
Aku menyudahi pelukanku, dan kembali menatap mata biru cerahnya, "belum terlalu, mungkin seiring berjalannya waktu"
"Tidak apa-apa, bagus! Semangat Ash! Kami semua disini" ujarnya tersenyum.
***
Zayn memasuki kamar, menatapku dengan lemah. Niall sudah keluar dari tadi. Dia menghampiriku lalu duduk di tepi ranjang, menatapku lama. Lalu dia merangkak menghampiriku, diam sebentar lalu mencium bibirku.Ciumannya lembut, tidak ada nafsu atau semacamnya. Dan aku suka ini.
Rindu ku terhadap bibir Zayn terbayar. Sesudah itu, dia menyudahi ciumannya dan tidur di sebelahku sembari tangannya memeluk tanganku.
"Can we start it all over again?" Katanya
Aku diam sebentar, lalu menoleh "beri aku waktu, Zayn"
Dia bangun dan mensejajarkan duduknya dengan ku. Pandangan ku tetap ke buku yang sedang kubaca. Tapi sebenarnya aku sedang fokus dengan apa yang dia lakukan saat ini. Dia sedang duduk dan menatap lurus. Aku bisa melihatnya dari ekor mataku.
"Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang aku perbuat" katanya
Kamu saja tidak percaya, bagaimana aku Zayn?
"Bisa-bisanya aku memanggilmu jalang. What is wrong with me? Aku bisa melakukan apa saja untuk membuatmu kembali kepadaku, Ash. Tapi entah kenapa kau terasa jauh. Kau memang disisi ku sekarang, kau memang berwujud, kau disampingku. Tapi aku sulit menggapaimu Ash, kau begitu jauh..." katanya kembali terisak.
Aku membeku. Sejujurnya aku ingin sekali memeluknya, tapi aku tidak bisa.
Zayn memang melakukan hal yang tidak baik kepadaku, dia menyakitiku dua kali. Aku tau dia tidak berniat seperti itu, tapi...entahlah aku hanya masih merasakan sakitnya.
"Jawab aku Ash, kumohon berbicaralah kepadaku" dia sekarang menatapku dan memegang kedua tanganku
Aku menatapnya "iya Zayn?"
"Kembalilah padaku, Ash. I want you, your heart, your soul, and all of you"
Aku semakin menangis dan segera memeluknya dengan erat.
***
Enjoy! 😊
Jangan lupa vote+comment ya guysss
Selamat puasa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At The First Sight (Zayn Malik Fan Fiction)
Roman d'amourAshley Miley Styles, adik dari seorang superstar bernama Harry Styles itu ternyata mempunyai rasa cinta pada pandangan pertama saat bertemu teman kakaknya itu, yaitu Zayn malik. Copyright © 2015 by zayndutchman