ILYPC - SATU

89 6 0
                                    

Anataya kembali ke lapangan basket setelah 15 menit ia habiskan untuk mencicipi semangkuk bakso dan milkshake coklat di kantin sekolah barunya.

"Kak Fabian mana ya?"Gumam Anataya kebingungan. Matanya menyisir seluruh bangku penonton. Jika tidak diberikan secepatnya, teh botol pesanan Fabian tidak akan dingin lagi.

"ADIT!"Teriak Anataya pada Adit dan teman-temannya yang baru datang.

"Buset, Nat. Kaga usah teriak juga kali."Gerutu Adit. Teman-temannya hanya menertawai mereka diam-diam dari belakang.

"Liat Kak Fabian ga?"

"Ha? Fabian?"Ulang Adit jahil. Ia menghadap teman-temannya sejenak dan secara bersamaan mereka mengolok-olok Anataya.

"Cieeeeee.."

"Loh? Apaan sih?"

"Udah nyari Kak Fabian aja nih."Sikut Adit usil.

Anataya menatap Adit keheranan. Kenapa sih si Adit ini?

"Lo tau atau gak? Gue cuma mau kasi pesenan dia, Dit."Anataya menunjukkan teh botol dingin yang berada di genggamannya.

"Yahh, penonton kecewaa.."Tutur salah satu temen Adit mengolok-olok.

Mau tak mau, pipi Anataya bersemburat merah.

"Hahaha pipi noh. Tahan kali, Nat."Acau Adit menoel-noel pipi Anataya.

"Adit apaan sih! Ga lucu tau!"Protes Anataya kesal.

"Fabian ada di gudang. Lagi nyari kantong sampah."

Anataya mengangguk paham, ia tau gudang ada dimana. Karena sebelum menuju lapangan, Fabian sempat menjelaskan sedikit beberapa tempat yang mereka lalui.

"Oke makasih ya."

Dengan segera, Anataya pun berjalan menuju gudang. Gudang sekolah ini tempatnya agak pelosok, bagaimana tidak, letaknya tepat di daerah paling pojok sekolah dan berada di samping toilet yang sudah tak terpakai.

"Kak Fabian?"Panggil Anataya memastikan. Dari luar ia dapat mendengar langkah kaki dan gerak-gerik dari dalam gudang."Teh botolnya, Ka"Anataya berjalan sedikit lebih dekat menuju pintu masuk."Ka?"

Masih tidak ada jawaban

"Ka, gue-"

"Woi woi! Iya nat masuk gue lagi ribet."Sahut Fabian akhirnya.

Anataya menghembuskan nafas pelan. Sedari tadi jantungnya berpacu cepat memikirkan hal-hal aneh dan menyeramkan.

"Gue masuk ya, Kak."Anataya melangkah pelan memasuki gudang. Disana terlihat Fabian tengah menaiki sebuah kursi untuk meraih kantong sampah di dalam sebuah kardus yang terletak di atas lemari.

"Iya, Nat. Sekalian ganjelan pintunya tolong di-"

BRAK!!!!

Pintu gudangnya tertutup karena angin. Bersamaan dengan itu..

BUG!!!

"Kak Fabian?!"Anataya meraba-raba apapun yang ada di depannya. Tidak ada satupun pencahayaan disini. Satu-satunya pencahayaan adalah sinar matahari yang masuk lewat pintu tadi."Kakk bentarr gue buka pintu."Tidak mendengar sahutan dari Fabian membuat Anataya semakin panik. Pintu gudangnya macet karena sudah berkarat dan tua. Mereka benar-benar terperangkap.

"Kak fabian.."Panggil Anataya lagi untuk memastikan."Ya ampun."Anataya berjalan pelan ke depan. Mengira-ngira dimana Fabian berada. Hatinya juga sedikit was-was takut-takut Fabian mengerjainya.

"Kak?"

"M-mm-maa.."Anataya terkesiap mendengar suara lirihan dari pojok kiri tempatnya berdiri. Sesaat ia merasa takut, tapi pikirannya berusaha menolak dan memilih untuk menyusul suara lirihan itu.

I LOVE YOU, PRINCE CHARMING! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang