ILYPC - DUA

22 3 0
                                    

Anataya menatap langit malam dari balkon kamarnya. Adegan tadi siang di gudang terus terngiang-ngiang seperti film box movie yang laku keras di pasaran. Ia teringat Fabian yang takut gelap, ia mengingat bagaimana Adit memujinya, ia mengingat bagaimana semua laki-laki disana mengangguminya, dan untuk pertama kali, ia melihat bagaimana tatapan Zara memandangnya dengan iri dan tak bisa melakukan apa apa.

"Pa, hari pertama Taya di sekolah ternyata ga begitu buruk,"Kadunya pada langit malam yang menaburkan banyak bintang malam ini."Papa dan mama pasti ga percaya kalau Taya sekarang sahabatan sama cowo haha.."

TOKTOKTOK!!!!

"TAYA! KELUAR LO!"

Anataya menatap pintu kamarnya dengan jengah sambil terus menganggumi langit seolah-olah tidak mendengar suara Zara yang melolong melonta di depan kamarnya. Ia sudah tahu pasti Zara mengadukan yang tidak tidak pada mama tirinya.

"TAYA GUE TAU LO DI DALEM! KELUAR!"

Anataya menghembuskan nafas kasar. Dengan malas ia berjalan  membukakan Zara pintu kamarnya.

"Ada apa-"

PLAK!!

Tamparan keras dari Sesilia, Mama tiriya, berhasil mendarat dengan sempurna di pipi kanan Anataya.

"M-maa?"Spontan, Anataya menangis karena perbuatan Sesilia yang keterlaluan."Taya salah apaa, Ma?!"Tanya Anataya dengan nada yang sedikit keras.

PLAK!!!

"Hikss.."Anataya mengelus pipi kanannya yang lagi-lagi ditampar oleh Sesilia. Ia dapat melihat diujung sana Zara terlihat ketakutan, tapi gadis itu menikmati siksaan Sesilia atas Anataya.

"Udah berani ngebentak?!"Amuk Sesilia."Gue sekolahin lo mati-matian. Dan lo manfaatin itu buat mesum di sekolah?! Anak gatau diri!"

"S-siapa yang bilang-"

"Siapa yang bilang?! Jadi itu beneran?!"

Anataya menggeleng cepat, ia hanya bisa menggeleng menjawab pertanyaan Sesilia.

"Sekali lagi gue dapet laporan yang engga-engga dari Zara! Gue ga sudi serumah lagi sama anak gatau diri kaya lo! Paham? Bisanya bikin malu!"Cerca Sesilia lalu melenggang pergi meninggalkan Anataya yang syok berat di tempatnya.

Kaki Anataya terasa lunglai, kepalanya pusing, air matanya ingin keluar tapi tidak bisa. Ia sudah terlalu mati rasa. Rumah ini bukan surga seperti dulu lagi.

"Ckck, kasian ya princess.."Ledek Zara menjongkok di depan wajah Anataya. Tangannya dengan lancang mengangkat dagu Anataya.

"Denger! Fabian punya gue. Dia target gue! Lo deketin dia. Inget kata mama? Go away dari rumah ini."Ancam Zara.

Selepas kepergian Thomas, beginilah nasib Anataya. Ia tidak pernah dilihat sebagai seorang anak di keluarga ini. Ia hanya dilihat semata-mata sebagai orang asing yang hanya menumpang tempat tinggal.

"Aw.."Jari Anataya menyentuh pelan sudut bibirnya. Berdarah.

Ini adalah perlakuan Sesilia yang paling parah terhadapnya.

"Hikss hikss.."Anataya menyembunyikan wajah di lipatan tangannya, menangisi takdir yang harus ia lalui dengan hanya ditemani oleh sunyinya malam kala itu.

***

Pukul 06.30 Anataya selalu sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi, ada saja ulah Zara yang harus ia kerjakan. Baik itu pr, gosokan baju, dan lain-lain. Pembantu di rumah mereka pun mulai bermalas-malasan karena 70% pekerjaan mereka merupakan tugas Anataya.

I LOVE YOU, PRINCE CHARMING! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang