ILYPC - PROLOG

33 5 1
                                    

Hari ini adalah tahun pertama Anataya Felosia menginjak bangku SMA. Tidak banyak harapan, ia hanya ingin sekolahnya lancar dan mendapat beasiswa yang ia targetkan sedari awal. Anataya ingin menyusul Jonathan, sahabat kecilnya yang sekarang tengah menimba ilmu di Jerman. Laki-laki itu selalu menjadi panutan Anataya sedari dulu, dan salah satu alasan ia masih berusaha tegar sampai sekarang melewati semua masalah hidupnya.

"Zara, gue boleh ikutan ga? Udah kesiangan soalnya."Tanya Anataya ragu. Tapi mau bagaimana lagi, ia telat juga karena tadi pagi Zara yang tiba tiba memaksa ia untuk membuatkan perlengkapan MOS.

"Lo? Sama gue? Mimpi lo?"Tanya Zara ketus. Ia melirik Anataya dari atas sampai bawah. Rambut di ikat satu, kaos kaki selutut, sepatu sekolah standar pada umumnya, terlalu cupu untuk bersanding dengan Zara.

Anataya menatap Zara dalam diam, kenapa setiap ia ingin membantah mulutnya terasa seperti terkunci.

"Yaudah deh, gue naik driver online aja."Ujar Anataya lembut. Sekalipun ia kecewa pada Zara, tetap saja Zara itu adalah saudaranya. Ya, Zara adalah anak Mama tirinya yang beberapa tahun lalu menikahi almarhum Papanya.

"Yaudah bagus,"Tutur Zara sangat setuju dengan kesadaran diri Anataya."Oh iya, jangan sampai orang lain tau kalau kita saudara. Lo gamau gue aduin ke Mama kan?"Ancam Zara puas dari dalam mobilnya.

Anataya menunduk lemah dan mengangguk. Ia hanya berharap pagi ini tidak akan menangis seperti hari-hari sebelumnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, dan Jonathan.

"Bye, sayang.."Ujar Zara melambaikan tangannya bersamaan dengan mobil sedan merah itu bergerak meninggalkan garasi rumah mereka.

Anataya menatap nanar jalanan kosong di depannya, setitik air mata meluncur membasahi pipi.

Anataya dengan cepat menghapus air matanya, "Jangan nangis. Kamu udah jadi anak SMA."

***

Untung saja, nasib baik sedang berpihak padanya kali ini. Anataya sampai tepat sebelum gerbang sekolahnya hendak ditutup. Walaupun sempat kena tegur anggota OSIS yang berjaga, tapi Anataya tidak mendapatkan hukuman.

Di lapangan, Anataya tersenyum lebar. Begitu banyak anak-anak seusianya. Begitu banyak orang yang bisa ia ajak berkenalan.

Harus berani nyapa duluan.

"Hai.."Anataya menepuk bahu seorang gadis yang berdiri di sampingnya. Gadis itu menatap Anataya jengah.

"Hai."Anataya tersenyum simpul sambil mengulurkan tangannya. Gadis itu tidak menolak, ia menerima juluran tangan Anataya namun matanya bergerak menelaah penampilan Anataya.

"Gue Anataya."Ujar Anataya memperkenalkan diri.

"Alin. Salam kenal."Ujar Alinka balik.

Anataya tersenyum puas mendapati respon positif di perkenalan pertamanya.

"Btw, lo dari sekolah mana Lin?"

"SMP Wira Bangsa. Lo?"

"Gue dari Tunas Bangsa."Alinka menatap Anataya sumringah. SMP Tunas Bangsa sedikit menarik perhatian Alinka dari gadis ini.

"Wow, cheers di Tunas Bangsa kan fenomenal banget. Gue pernah kenalan sama kapten cheersnya, Kak Chelsea. Lo kenal?"

Anataya berusaha berpikir keras, mau dijawab kenal juga Anataya tidak tau siapa itu Chelsea. Di bangku SMP Anataya murni seorang anak yang kutu buku dan anti sosial.

"Hm..gue gatau, Lin."Alinka cengo menatap wajah Anataya.

"Seriously? Lo gatau kapten cheers sekolah lo sendiri?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE YOU, PRINCE CHARMING! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang