Episode 2
🍃🍃🍃🍃
Gita menangis sesegukan di kamarnya seusai batal pergi ke pentas seni di kampusnya. Rumahnya kini tengah sepi karena mama dan papanya ikut merayakan anniversary pernikahan Erphan dan Zefanya di kediaman pribadi Erphan. Gita merasa jengkel karena batal pergi ke pentas seni di sekolahnya. Padahal ia susah payah memesan gaun khusus dan booking make up artist untuk merias dirinya agar terlihat lebih cantik. Namun nyatanya Hendra telah menghancurkan semuanya.
Di lain sisi Hendra yang berada di paviliun tengah merenung sembari menggendong anak keduanya yang baru berusia 4 tahun. Bagaimana pun ia merasa bersalah pada Gita saat ini "Pah, pah." panggil Isyana pada Hendra seraya menarik ujung baju papanya.
"Iya sayang, kenapa?" respon Hendra seraya menatap anak sulungnya itu.
"Tadi siang, Nana mimpiin mama. Mama cantik banget, pah. Mama bilang kalau Nana gak boleh nakal. Nana harus ikut apa perintah papa." oceh gadis kecil berusia 6 tahun itu.
Hendra mengusap pelan surai legam anak sulungnya itu. "Sekarang tinggal Isyana dan Elang temen hidup papa. Jangan nakal - nakal ya nak! Papa sayang kalian berdua. Mama datang ke mimpimu karena mama kangen dama kamu." jelasnya.
Isyana menganggukkan kepala sembari tersenyum manis ke arah sang papa. Sedangkan sang adik yang tak lain Elang sudah terlelap dalam mimpi digendongan Hendra. "Papa, bibi Arum tadi masak bayam kuah enak banget. Kok papa enggak makan?" tanya Isyana.
"Papa belum berselera makan sayang." ucap Hendra.
"Aku sama Elang aja udah makan. Masa papa enggak makan?"
Hendra tersenyum lalu mengusap pipi kanan putrinya itu. Ia senang sang anak sangat aktif bertanya. "Yang penting putri dan jagoan papa udah makan."
"Tapi papa harus tetep makan. Kalau papa gak makan nanti papa sakit. Siapa yang jagain terus biayain dan jadi teman hidup Elang sama Nana? Papa makan ya? Nanti Nana hadiahin ciuman di pipi papa." ucap Isyana dengan gerakan merayu.
Mendengar ocehan putrinya, Hendra tak kuat lagi menahan tawanya. Ia tertawa begitu lepas. "Oke papa makan setelah taruh adikmu di kasur. Selesai papa makan, putri Cinderella papa harus cium pipi papa sebanyak - banyaknya ya?" ucap Hendra yang menantang sang anak.
"Oke!" ucap riang Isyana.
.................
Mahendra atau biasa disapa Hendra adalah salah satu ajudan kepercayaan keluarga Yogaswara. Keluarga Yogaswara memang dikenal sebagai keluarga kaya raya dan dermawan. Keluarga terpandang itu memiliki sejumlah bisnis raksasa seperti pabrik rokok, distibutor bahan baku, resort, mall dan beberapa bisnis lainnya. Hendra merupakan 1 dari 3 ajudan lama di keluarga Yogaswara. Pria itu sudah cukup lama bekerja di keluarga Yogaswara. Sedari awal bekerja hingga saat ini, Hendra dipercaya Erphan untuk menjadi ajudannya. Sikap cakap dan tanggap Hendra yang membuat ia dikagumi Erphan.
Sedari awal bekerja Hendra telah diberikan rumah untuk berteduh oleh Ervan Yogiswara yang tak lain papa dari Erphan dan Gita. Bukan hanya untuk Hendra saja, tetapi semua ajudan pun diberikan kediaman yang sama yaitu di paviliun. Bahkan para ajudan boleh membawa istri dan anak mereka untuk tinggal di paviliun tersebut. Kini Hendra hanya tinggal bersama Elang dan Isyana di pavilliun. Bi Arum akan datang ke pavilliun bila Hendra sedang bekerja. Bukan Hendra yang menggaji bi Arum tetapi Erphan-lah yang memberi gaji pembantu tersebut. Sebagai bentuk apresiasi pria itu terhadap kinerja Hendra yang sangat baik. Bi Arum dipekerjakan secara fleksible time untuk menjaga anak - anak Hendra semenjak istri Hendra meninggal dunia.
Minggu pagi ini Hendra menikmati waktu bersantainya dengan duduk di teras sembari memangku putranya dan menemani putrinya menggambar. "Tanpa kamu Ratna, di sini sepi." gumam pelan Hendra yang pagi ini teringat kebahagiannya bersama Ratna, istrinya yang telah meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Cinta
RomanceGita adalah salah satu anak dari sebuah keluarga terpandang dan kaya raya. Ia dihadapkan sebuah pilihan berat oleh orang tuanya yaitu menjadi istri ajudannya sendiri. Copyright©2020