Episode 3
🌱🌱🌱🌱
Gita sejujurnya ingin pergi ke toko buku sendirian tanpa harus bersama ajudan seperti keinginan papanya. Selama ini Gita tidak memiliki ajudan pribadi. Gadis itu hanya diantar sopir untuk pergi ke mana pun. Kini Hendra tengah berdiri tak jauh dari sosok Gita. Pria itu berpura - pura melihat berbagai macam judul buku di rak. Tetapi matanya tetap awas memperhatikan sosok Gita.
Namun tiba - tiba mata Hendra terpaku pada sebuah buku yang biasanya menjadi buku kesukaan mendiang istrinya. Pria itu pun sedikit bernostalgia dengan kenangan kecil yang ia lalu bersama Ratna. Hal itu membuat ia lengah terhadap oengawasannya pada Gita. Gadis itu memanfaatkan kesempatan untuk pergi diam - diam dari Hendra. Ia bergegas membayar semua barang dan buku yang ia beli. Setelah itu ia pun keluar dari toko buku dan meninggalkan sang ajudan di sana.
Tak lama kemudian Hendra pun tersadar akan keberadaan Gita. Ketika ia menoleh ke posisi terakhir Gita, jelas gadis itu sudah tidak berada di sana lagi. Seketika andrenalin pria itu pun meningkat saat menyadari sosok Gita sudah beranjak dari posisi yang terakhir ia lihat. Hendra pun bergerak cepat mengelilingi toko buku, namun sialnya ia tidak menemui sosok Gita.
Hendra pun bergegas keluar dari toko buku dan melihat sosok Gita yang sudah berjalan jauh dari kawasan toko buku. Bahkan gadis itu sudah menyeberang ke sisi jalan yang berbeda. Hendra dengan cepat berlari mengejar Gita. Mungkin nasib sial harus diterima Gita karena Hendra berhasil menyusulnya dan langsung memegang dengan erat tangan wanita itu. "Saya merasa tidak sia - sia begitu pandai dalam beberapa cabang olahraga." ucap Hendra dengan napas tersengal - sengal.
"Lepas!" bentak Gita sembari berusaha melepaskan genggaman Hendra pada tangannya.
"Tidak akan nona! Nona melanggar aturan." ucap Hendra dengan tegas.
Gita menghela napasnya. "Oke, terserah lo dah mau ke mana! Gue capek sama manusia kayak lo!" ucap Gita yang terlihat begitu marah pada Hendra.
"Kamu gak bisa ngertiin aku!" ucap Gita.
Hendra tak melepas genggaman tangannya pada Gita. Pada akhirnya ia mengajak Gita untuk kembali ke mobil. "Maafkan saya nona." ucap Hendra saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Buat apa kamu minta maaf?" tanya Gita tanpa melihat Hendra.
"Atas kesalahan saya yang kemarin karena saya telat mengantarkan nona pergi ke kampus yang menyebabkan nona tidak datang ke acara pentas seni di kampus nona." jelas Hendra.
"Hm." balas Gita dengan singkat.
Hendra sungguh kebingungan untuk memulai percakapan dengan Gita. Selama ini mereka tidak pernah bertegur sapa secara verbal.
..................
Setelah tiba di rumah, Erphan lantas memanggil Hendra untuk mengajak mantan ajudannya itu untuk duduk di gazebo yang terletak di belakang rumah. "Selamat mengawasi adikku tercinta, Dra. Gue kira lo bakalan pusing tujuh keliling sama sikap bar - barnya Gita." ucap Erphan lalu ia
Hendra memilih bungkam dan sibuk menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan. Semenjak ditinggal oleh Ratna, Hendra merasa butuh rokok untuk menangkan hidupnya yang hancur. Padahal dulu Hendra dikenal sebagai laki - laki yang menghindari rokok dan minuman keras. Semua itu berubah semenjak istri tercintanya meninggal dunia.
"Gue lumanyan syok saat papa bilang bahwa lo bakalan kerja sama Gita. Bahkan gue sempat nuntut hal itu. Karena gue udah percaya banget sama lo. Bahkan sekian tahun lo jadi ajudan gue. Semua menggalir begitu aja hingga kita jadi bestfriend. Gue suka kalau curhat sama lo. Soalnya lo itu bisa bikin gue tenang. Tapi sekarang gue juga harus merelakan lo untuk bekerja sama bos baru yang tak laik dan tak bukan adalah adik gue sendiri." ucap Erphan lalu ia menghisap rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita Cinta
RomanceGita adalah salah satu anak dari sebuah keluarga terpandang dan kaya raya. Ia dihadapkan sebuah pilihan berat oleh orang tuanya yaitu menjadi istri ajudannya sendiri. Copyright©2020