Gita Cinta

556 62 13
                                    

Episode 4

Isyana dan Elang begitu gembira bisa bermain di rumah utama keluarga Yogaswara. Anita yang tak lain sang nyonya Yogaswara yang mengajak kedua anak Mahendra untuk bermain di kediamannya. Anita dikenal sangat sayang pada anak - anak bawahannya. "Nek, kalau yang namanya kupu - kupu itu ada yang warna warni seperti di TV ya?" tanya Isyana pada Anita.

Anita tersenyum, kemudian dielusnya surai legam Isyana. "Iya ada sayang."

Isyana menganggukkan kepalanya lalu kembali menonton serial barbie. Sedangkan sang adik, Elang sibuk bermain mobil - mobilan di lantai tepat di sebelahnya. "Nenek.." panggil Elang pada Anita.

"Iya sayang?" jawab Anita.

"Papa di mana nek? Elang kangen papa." ucap Elang dengan raut wajah cemas.

"Papamu lagi kerja sayang." jawab Anita.

"Memangnya Hendra ke mana ma?" ucap Gita seraya menghempaskan bokongnya di sisi sofa yang kosong. Gadis itu baru saja datang dari kamar.

"Nge-date kayaknya." bisik Anita di telinga Gita. Padahal apa yang dikatakan Anita pada sang anak adalah bohong. Sebenarnya, Hendra tengah bekerja untuk Erphan.

"Oh." jawab cuek Gita.

Anita menggelengkan kepalanya. "Kamu makan sana. Dari tadi pagi gak makan."

"Udah makan roti tadi. Gak nafsu makan kalau lagi halangan ma." ucap Gita.

"Ya sudah. Terserah kami deh! Mama capek ngasih tahu kamu." ucap Anita.

"Ma, aku mau ke minimarket depan komplek ya?" ucap Gita dengan raut wajah penuh harapan diberi izin keluar rumah.

"Mau beli apa kamu ke sana?" tanya Anita.

"Beli minuman yang ada jellynya itu. Sama beli jajan." jelas Gita.

"Ya udah sana. Jangan lama - lama ya! Jangan sampai papamu tahu!" ucap Anita.

Gita membalasnya dengan anggukkan. "Oke. Aku pergi dulu mah!" ucapnya seraya pergi meninggalkan ruang TV.

........................

"Ma, Gita di mana? Ini sudah habis jam makan malam dia gak pulang. Apa Hendra ada sama dia?" tanya Ervan setelah selesai menikmati hidangan makan malam.

"Tadi dia bilang mau belanja di depan kompleks, pa. Tapi enggak sama Hendra. Soalnya Hendra lagi nemenin Erphan buat beli handphone." jelas Anita.

"Jadi siapa yang harus papa salahkan? Kamu, Erphan, Hendra atau Gita sendiri?" ucap Ervan yang terlihat mulai marah mengingat jam telah menunjukkan pukul setengah 9 malam.

"Papa boleh menyalahkan mama. Mama gak apa." ucap Anita seraya menundukkan kepalanya.

Ervan segera menelepon Hendra. "Hendra, saya menyuruhmu untuk stand by di rumah. Putri saya menghilang."

..................

Gita memilih duduk di depan minimarket sambil memainkan ponselnya. Dia merasa bosan di rumah. Jadi setelah membeli sebotol minuman berasa. Sejujurnya dia ingin sekali pergi hangout beserta teman - temannya. Namun, semua itu akan berujung runyam bila Hendra harus ikut di belakangnya.

Sudah hampir 2 jam Gita duduk di depan minimarket. Sembari menonton beberapa video tentang makanan di youtube. "Apa WiFi di rumah kurang kencang nona?" ucap Hendra yang kini sudah berdiri di belakang Gita tanpa wanita itu sadari. Suara Hendra membuat Gita mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

Gita tersenyum sinis saat mengetahui bahwa Hendra telah menjemputnya. "Saya juga gak minta kamu dengan napas tersengal - sengal mengejar saya seperti maling. Nyatanya saya cuman duduk di minimarket dekat kompleks. Nanti aja saya pulang." ucapnya dengan ekspresi sinis dan nada yang terdengar pedas.

Gita CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang