*°¬°*°¬°*°¬°*
Ternyata dunia begitu sempit, hingga setelah beberapa tahun akhirnya kita dipertemukan kembali oleh takdir.
*°¬°*°¬°*°¬°*Sudah genap satu bulan Vano bersekolah di SMA Tri bakti. Tidak ada yang menarik bagi nya. Setiap hari ia hanya makan di kantin, menghabiskan jam pelajaran di atap sekolah atau tidur didalam kelas. Membosankan.
Vano melihat kolong mejanya. Seperti biasa, selalu ada beberapa surat ataupun snack dan juga coklat yang ditunjukkan padanya. Entah pengirim nya siapa. Pastinya itu adalah cewek-cewek kurang belaian.
Ia mengambil surat-surat yang ada di kolong mejanya lalu membuang ke tempat sampah. Vano malas membacanya, ia tau isi surat itu pasti kata-kata alay yang membuatnya mendadak mual bila membacanya.
"Astagfirullah bro, itu tuh buat pake hati. Seenak udel lo pake buang gitu aja. Tau gak sakit nih disini sakit." Aldo menepuk-nepuk dadanya sok dramatis. Entah datang darimana makhluk berjenis kelamin laki-laki itu.
Vano tersentak kaget karena tau-tau Aldo sudah berada disampingnya. Persis seperti jalangkung datang tidak diundang.
"Gini ya Mas Aldo ganteng, yang kata lo kembaranya Aliando syarief. Siapa suruh dia buat surat-surat alay kayak gitu. Kurang kerjaan banget." Dengan santainya Vano membalas clotehan Aldo.
Aldo tidak perduli dengan perkataan Vano. Alih-alih perduli, mendengarnya saja tidak. Yang iya dengar tadi Vano hanya mengakui bahwa ia Kembaranny Aliando syarief, selain itu ia tidak mendengarnya. Aldo memegang kening Vano berkali-kali, memastikan bahwa Vano tidak sakit.
"Demi tuan krab penghuni bikini bottom, lo mengakui bahwa gue kembaranya Aliando syarief? Gue terharu,"Ujar Aldo dengan tampang alay nya yang membuat Vano ingin memuntahkan sarapan paginya tadi.
Aldo cengar-cengir tidak jelas kala Mendengar Vano mengakui bahwa ia kembarannya Aliando syarief. Pasalnya sahabatnya itu seakana mau muntah apabila ia mengatakan kembarannya Aliando syarief.
Tidak ada angin tidak ada hujan ataupun badai sekalipun, tiba-tiba Edo----sang ketua kelas berlari masuk kendalam kelas dengan muka yang berseri-seri layaknya orang yang memenangkan undian. Vano melihat Edo bingung, ia masih berdiri mematung tepat di sebelah tempat sampah depan kelas bersama Aldo.
Vano segera memasuki kelas meninggalkan Aldo untuk mendengar informasi dari sang Ketua kelas.
"Ada apa put?" Tanya Vano pada putri. Salah satu teman sekelasnya yang duduk tepat didepan meja guru.Kelas begitu gaduh. Vano yang tidak tau apa-apa memandang teman-temannya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Itu kata Edo Jamkos karena Bu Eka ada urusan." Jawab Putri yang hanya dibalas 'oh' panjang oleh Vano. Ia masih sedang dalam proses mecerna kata-kata putri.
Tampak seisi kelas bersorak-sorak ria. Ada yang sudah membentuk lingkaran dipojok kelas untuk gibah berjamaah, ada juga yang berteriak teriak tidak jelas, mengebrak-gebrak meja, menyanyi menggunakan sapu, mencoret-coret papan tulis, ada juga yang langsung berlari menuju kantin untuk merayakan jamkos dan juga ada yang sedang serius membaca atau mengerjakan soal-soal buat kaum yang memang betul-betul rajin. (kek author 😎)
Sedetik kemudian Vano melebarkan matanya ketika ia sadar apa yang dikatakan oleh teman sekelasnya itu. "Serius put? " Tanpa Vano sadari, ia berteriak dengan mengguncang-guncangkan bahu Putri. Tak menunggu lama Vano berlari ngacir keluar kelas tanpa sepatah katapun.
Putri senyum dengan lebarnya ketika Vano mengguncang-guncangkan bahunya tadi.
Rejeki nomplok, kapan lagi bicara sama cogan sedekah tadi. batin putri yang masih membayangkan kejadian beberapa menit yang lalu.
Jamkos di pelajaran Bu Eka adalah surga bagi para siswa.
Sungguh keajaiban dunia. Pasalnya Bu Eka, guru Fisika itu selalu rajin tidak pernah absen dalam mengajar. Saat pelajaran berlangsung pun tidak ada yang berani berbicara bahkan bergerak. Meskipun guru itu sudah tidak muda lagi usianya, namun jangan diragukan. penglihatannya begitu jeli.Vano bergegas keluar kelas menghampiri Aldo yang masih ditempatnya semula.
"Oke iya gue akui lo Kembarannya Aliando syarief. Bu Eka jamkos jadi sekarang traktir gue dikantin." Vano menepuk bahu Aldo dengan kuat sembari nyengir jahil.
"Buset lo nepuk bahu gue pake kekuatan apaan sih? Keram nih bahu gue, " Maki Aldo kesel.
"Keram palalo. Keram tuh diperut dodol." vano menoyor kepala Aldo membuat sang empunya meng 'adu' kesakitan.
"Terus namanya Apaan dong kalo bukan keram?" Dengan tampang polosnya, Aldo bertanya. Membuat tangan Vano terasa gatal ingin menampol tampang sok polos Aldo itu.
"Kesemutan, " Jawab Vano disusul tawa renyah keduanya, entah apa yang lucu. Mereka berdua memang terkenal agak sebleng jadi para siswa yang kebetulan lewat hanya bisa menggelengkan kepala memakluminya.
*~°*~°*~°
Sekarang Vano dan Aldo tengah duduk dipojok kantin, markasnya yang selalu Vano dan teman-temannya duduki. Sesuai permintaan Vano tadi, Aldo mentraktirnya bakso mang jajang. Sang penjual bakso yang terkenal enak di SMA Tri bakti.
"Eh no, si Rasya sama si Dion mana ya gk muncul-muncul?udah gue chat suruh kesini biar rame, " Tanya Aldo sambil mengunyah bakso dalam mulutnya.
Rasya dan Dion memang sahabat Vano selain Aldo. Namun dia beda kelas dengannya. Vano memang tipe cowok yang gampang beradaptasi, pindah sekolah bukan suatu hal yang sulit baginya untuk mendapatkan teman.
"Lagi pelajaran kali, kan kita beda kelas bambang."
"Nama gue Aldo, seenaknya lo dari tadi ganti-ganti nama gue. Nama gue tuh ada sejarahnya. Kecuali kalo lo manggil gue Aliando, itu gak jadi masalah buat gue. " Protes Aldo tak terima akan panggilan-panggilan yang tidak sesuai dengan namanya. Baru saja Vano hendak menanggapi ocehan Aldo, tiba-tiba seorang gadis menghampiri mejanya.
"Kak Asa kan?" Tanya gadis berambut sepunggung yang sudah berdiri disamping meja Vano dan Aldo.
____
Haaii hai guys saiya kembali.
Gimana nih bagus gk ceritanya? Enggk ya? Oh yaudah makasiih😆
Hayo tebak siapa gadis itu🤣
Jangan lupa vote dan komennya aku tunggu.
Sekian dan wassalamualaikum.See you guys.
Lop yu mentemen🙈😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionTernyata dunia begitu sempit, hingga setelah beberapa tahun akhirnya kita dipertemukan lagi oleh takdir ~ *** Angkasa langit alvano~ Jika bukan karena kepintarannya, maka nama Angkasa sudah tidak terdaftar lagi pada deretan siswa di SMA Tri bakti, y...