Jangan salah pilih lawan, yang terlihat polos terkadang lebih kejam dari orang kejam.
~Rzhrna~
________________
Keesokan pagi ara sudah terbangun dan sekarang ia sedang berperang dengan barang barang didapur. Ara hari ini harus memasak karna silvia masih terlelap, mungkin ia juga tidak bisa memasak karna dilihat dari kemarin traumanya kambuh kembali. Nanti siang rencananya ara akan mengantar silvia ke rumah sakit pisiko.
"Selamat pagi" ucap ara saat melihat arka, dion dan rizal sudah mendudukan diri di meja makan.
"Pagi" jawab mereka serempak.
"Kamu masak apa ra?" Tanya dion.
"Lah emang ara bisa masak?" Tanya rizal
"Ck! Om kapten meremehkan seorang Azahra olivia putri" ucap ara kesal sambil menghidangkan makanan yang tadi ia masak. Tidak mewah hanya cumi saus tiram, kangkung, dan capcai, serta salad buah yang ara buat kemarin.
"Jangan remehkan ara, bang. Masakannya lebih enak dari masakan silvia" ucap arka membela ara.
"Sudah, cicipi saja dulu." Ucap ara seraya memberikan piring yang sudah diisi nasi dan lauknya kepada rizal.
"Gimana enakkan?" Tanya ara saat rizal memakan makanan yang ara buat.
"Em, ini sih bukan enak lagi." Ucap rizal sambil terus memasukan sendok yang berisikan makanan ke mulutnya.
"Ya iyalah chef olivia gitu loh" bangga ara.
Uhuk uhuk
"Kalau makan pelan pelan om, keselek kan" ucap ara seraya memberikan segelas air putih.
"Apa chef olivia? Jadi kamu chef terkenal itu?" Tanya rizal setelah meminum air putih yang tadi ara berikan.
"Iya, bang. Dia chef olivia, emang kalau di sosmed chef olivia dia pake kacamata" ucap dion santai.
"Jadi kalian tau?" Tanya rizal lagi dan di angguki oleh dion dan arka.
"Wow, suatu kebanggan bisa memakan masakan chef olivia" ucap rizal.
"Hilih, biasa aja kali bang" ucap ara.
Setelah sarapan ara masuk ke kamar sambil membawa nampan berisikan makanan untuk silvia.
"Buna, bangun sarapan dulu" ucap ara sambil menepuk nepuk pipi silvia.
"Engh" erang silvia merasa keganggu tidurnya.
"Selamat pagi buna" ucap ara saat melihat silvia membuka matanya.
"Ara,hiks. Buna takut" tangis silvia pecah membuat ara langsung membawa tubuh silvia kedalam pelukannya.
"Udah buna, jangan takut lagi. Kan ada ara disini jadi buna ga boleh takut, okey" ucap ara.
"Tapi buna takut" lirih silvia.
"Udah jangan nangis, sekarang buna makan dulu ya. Nanti kita kerumah sakit buat periksa keadaan buna" ucap ara sambil menghapus jejak air mata di pipi silvia dan silvia pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Militer (Pindah Ke Noveltoon)
Teen FictionSemua cerita dalam cerita ini adalah fiksi belakang, semuanya ga ada di dunia nyata. menceritakan perjalanan seorang gadis dalam menyelesaikan misinya untuk melaju ke babak 10 besar di ajang Duta Bahasa Internasional itu justru bertemu dengan jodohn...