MEMANG UNTUKMU

14 4 0
                                    

"Apa ini bisa diatasi pak???" Tanya papa saya

"Bisa, insya Allah bisa, tapi sebanyak ini ga mungkin sekaligus, kalau sekaligus bisa korban nyawa atau jadi gila. Ini harus bertahap, harus sabar, karena makan waktu dan tenaga, baik yang mengobati maupun korbannya" jelas pak Musa.
"Pak, ini bisa diketahui asal pengirimnya?? Kenapa dia segininya? Apa tujuannya untuk saya tapi nyasar ke anak saya?" Tanya papa saya

"Tidak nyasar pak, ini pengirimnya iri lihat kebahagiaan anak bpk, dia laki2, bisa jadi sebenernya mau dgn anak papa tapi gak kesampaian...
Mendengar penjelasan pak Musa, papa saya yang biasanya tenang, raut mukanya mulai gelisah.

"Pak Musa, maaf saya coba cerna ulang ya.. Jadi ini memang ditujukan ke anak saya? Orang tersebut suka sama anak saya? Tapi kenapa dia malah mau melukai anak saya?" Tanya papa.
Papa saya merenung sejenak, mungkin masih mencoba menghubungkan semua logika dari kejadian ini.

"Pak, maaf apa kami boleh tau siapa yang melakukan ini?" Tiba-tiba mama saya memecah keheningan dengan suara bergetar berusaha sedemikan rupa agar air matanya tidak mengalir lagi.
...sehingga jadi gelap mata dan berpendapat 'kalau saya ga bisa dapat, maka ga ada orang lain yg boleh dapet', dia kirimin istri Bpk juga krn dianggap penghalang terbesar keinginan dia, karena anak bapak sesekali masih bisa kendalikan dirinya krn kedekatan batin dia dgn mamanya"
Pak Musa menggeleng, "sebaiknya jangan bu, kita fokus ikhtiar mengembalikan kondisi mba Bella saja sekarang. tidak ada untungnya bapak, ibu dan keluarga mengetahuinya, saya takut ini menjadi dendam, hati manusia yang dipenuhi dendam mudah dikuasai setan-
Pak Musa menghela nafas panjang, "itulah manusia pak, kalau kita tidak berpegang teguh sama iman kepada Allah, apa yang tersisa dari kita? Hanya nafsu semata pak. Saya sendiri juga tidak bisa memahami jalan pikiran orang ini"
"Pak, saya disini akan bantu berikhtiar semaksimal mungkin, saya tidak tau batas kemampuan saya sanggup atau tidak tarik satu persatu makhluk itu dari tiap persendian, akan butuh tenaga dan waktu, saya juga tidak mungkin sendiri, dan ada satu hal yang saya takutkan...
..Mungkin setiap saya tarik satu akan masuk satu lagi nantinya. Jadi ibarat kata, badan mba Bella ini sama mereka kaya wadah ember tanpa tutup yang ditaruh dibawah air hujan, saat air luber, ember akan tetap penuh karena terus terisi." Penggambaran yang mengerikan dari pak Musa.
Tapi semakin dewasa saya semakin sadar, kalau saat itu saya tau siapa pelakunya, pasti akan saya cekik dia, dan itu bukanlah sesuatu yang baik..

"Sekarang langkah terbaiknya gimana pak? Apa ada resikonya?" Tanya papa saya lagi.
Semua diam, mencerna pernjelasan dari pak Musa, tidak ada yang berani berkomentar atau bertanya, saya pribadi takut kalau tanya akan dapat penjelasan yang lebih ngeri dari ini, walaupun banyak pertanyaan di kepala saya..
kenapa harus kakak saya?
Kenapa mereka tega nyakitin kita?
-dan saya takut hal hal yang tidak diinginkan terjadi" Jelas pak Musa.

Saat itu logika anak SMP saya ga nyampe, saya pengen protes tapi ga berani, saya hanya nunduk aja sambil remas remas baju, saya ga terima kakak saya menjadi seperti ini!!
"Iya pak, nanti mungkin anak anak nginep rumah omnya atau rumah kakaknya dulu" kata papa.

"Ya boleh seperti itu, karena kita belum tau itu rumah udah diisi apa aja dan kita belum tau dia niat nyerang mba Bella aja atau berikut keluarganya, mengingat mama juga kena" kata pak Leo
"Maaf pak, saya ga paham maksudnya amanah itu gimana? Jujur, saya sama adek saya ga terlalu ambil pusing soal beginian sebelumnya." Ujar kak Candra

Pak Leo tersenyum, "yah, Allah itu menitipkan kemampuan ke seseorang bukan untuk sesuatu yang sia sia,-
Dan sejak hari itu juga, saya yang tadinya tidak terlalu ambil pusing dan peduli soal keberadaan mereka, pandangan  saya berubah..

"Pak kyai, maaf boleh kita diskusi sebentar?" Pak Musa memecah keheningan dan mengajak pak kyai Hasan yang juga ikut untuk bicara di tengah.
-anggap aja kemampuan spesial kalian itu amanah dari Allah yang ntah untuk apa, cuma Allah dan kalian yang akan paham nantinya" ujarnya.

TERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang