• Chapter 3 • Masa Lalu Farisha

98 56 40
                                    

⚠️Bahasa kurang baku, terdapat kata kasar.

7 tahun yang lalu

Saat itu umur ku sekitar 14 tahun dan aku sedang berada di masa akhir SMP ku, awalnya keluarga ku sangat harmonis, bahkan semua orang mengatakan hidup ku sempurna.

Tetapi hingga suatu ketika aib ayah terbongkar, dia berselingkuh dibelakang bunda bersama sekretarisnya yang masih muda.

Aku melihat pertengkaran ayah dan bunda hampir setiap hari, aku melihat ayah mengatakan bahwa dia ingin berpisah dengan bunda.

"Aku sudah tidak tahan dengan semua ini!!" teriak ayah membentak bunda kasar.

"Kau telah terbutakan oleh cinta simpanan mu itu, Delvaro!" teriak bunda sambil menangis.

"Setelah kita bercerai, aku minta pada mu ingin keluar dari rumah ini bersama anak mu!" teriaknya lagi kepada bunda.

Aku mencengkram tangan ku kuat-kuat sambil menahan emosi ku, tetapi sia-sia saja karena aku melihat ayah ingin nampar wajah bunda.

"Kau ingin membawa jalang itu kerumah ini?!" teriak bunda menatap ayah.

"Keparat!" ayah mengangkat tangannya untuk menampar bunda, lalu seketika aku berlari melindungi bunda dengan merelakan pipi ku terkena tamparan yang sangat keras itu.

Plakkk!

"Fasha," lirih bunda.

"Minggir kamu! Ayah ada urusan sama bunda kamu," ucap ayah menarik Farisha untuk minggir dengan kasar.

Farisha tersungkur ke lantai, lalu kembali bangkit untuk menghentikan kelakuan gila ayahnya.

"Ini kah sikap ayah kepada wanita? Aku kira selama ini ayah bisa menjadi panutan ku! Tapi apa? Ayah bukan lah superhero yang selama ini aku banggakan di depan teman-teman ku." teriak Farisha menatap ayahnya.

"DASAR ANAK SIALAN!!" teriak menampar pipi Farisha dengan kasar.

"Cih, puaskan anda menampar saya?!" teriak Farisha.

"Ini kah didikan mu selama 14 tahun merawatnya, Ratna?" tanya ayah Farisha menatap istrinya.

Ayah kemudian pergi keluar rumah, dan keesokan harinya dia menyuruh pegawainya membawa surat perceraian dan memberikan uang untuk biaya hidup bunda dan aku, katanya itu sebagai uang ganti karena telah menampar ku, tetapi aku bilang ke bunda bahwa kita tidak perlu memakai uang milik tua bangka sialan itu.

2 tahun setelah bunda berpisah dari ayah sedikit demi sedikit usaha butik ibu mulai berkembang, dan kini kami tidak pernah kekurangan uang lagi.

Aku hanyalah harapan ibu satu-satunya.

Flashback Off •

"Pergi lah, aku tidak mengenali diri mu." kata Farisha dingin.

"Nak, ayah kesini hanya untuk meminta maaf—"

"Maaf kata mu? Ayah tahu bagaimana menderitanya bunda selama ini?!" teriak Farisha membuat bundanya keluar dari dalam rumah.

FARISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang