Prolog

11 1 0
                                    

"Eh lo mimisan."

Yang merasa diajak bicara langsung meraba lubang hidungnya, benar saja ada cairan berupa darah.

Saat ini mereka sedang dikumpulkan di lapangan untuk memulai ospek, karena malas untuk lapor kaka tingkat, cowok yang mimisan itu mendangakkan kepalanya supaya berhenti.

"Heh, ga boleh gitu, harus nunduk ih!"

Bawel. Itu kesan pertama cowok yang sedang berusaha menghentikan mimisannya.

Untung saja, cewek bawel itu ditarik oleh kakak tingkat untuk maju ke depan karena postur tubuhnya yang memang kurang cocok di belakang.

...

Sore harinya, Naya menemukan cowok yang ia khawatirkan daritadi. Masalahnya, dia mimisan dan wajahnya terlihat pucat, walaupun ia sudah berusaha stay cool, tetap terbaca oleh Naya.

Tanpa pikir panjang, Naya langsung menghampirinya, cowok itu sedang sendirian mencari temannya. "Hai, lo yang tadi mimisan ya? Gimana?" Naya mencoba sok asik.

Cowok itu hanya menatap sinis ke arah Naya, untung saja teman yang ia tunggu sudah tiba. "Sorry lama, Dlan. Ini siapa?"

"Hai, gue Wildan, teman SMA Fadlan, lo siapa?" lanjutnya.

"Gue Naya. Tadi Fadlan mimisan tuh, kayaknya harus cek ke rumah sakit deh."

Mendengar itu, Fadlan terkekeh meledek. Rumah sakit? Yang benar saja, emangnya dia sekarat apa?

"Oh, iya anak ini ngeluh pusing tadi. Yaudah nanti gue urus, makasih ya Naya," ucap Wildan.

Naya tersenyum lalu mengangguk kepada Wildan. Wildan jauh lebih ramah daripada Fadlan, berbeda dengan Fadlan yang langsung berlalu sambil menabrak bahu Naya dengan sengaja.

"Ayo, Dan," kata Fadlan buka suara.

"Duluan ya, Naya," ucap Wildan dengan wajah tak enak kepada Naya. Naya mengangguk lagi.

Dengan mengontrol emosinya yang sudah hampir meledak, Naya menerbitkan senyumnya. Lalu tanpa sengaja ia menemukan dompet dekat kakinya.

Saat ia buka isinya, terdapat kartu tanda pengenal dengan nama Fadlan. Tersenyum miring, Naya tau kalau dirinya punya senjata sekarang.

Dalam hati, Naya akan membuat Fadlan menyesal telah mengabaikan niat baiknya.

...

28.06.20

Tidak Diketahui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang