17.

812 60 25
                                    

Taeyeon terdiam beberapa menit di dalam mobilnya sebelum memasuki Dorm besarnya. Semuanya terjadi begitu cepat sehingga Taeyeon tidak bisa menafsirkannya satu persatu.

"Sudah keberapa kalinya kau mengingkari janjimu untuk selalu percaya satu sama lain, Baekhyun-ah?" Taeyeon terus bergumam kepada dirinya sendiri. Taeyeon sangat kecewa atas semuanya. Baekhyun tidak pernah berubah.

"Aku merasa seperti orang bodoh yang selalu mempercayaimu tapi kau tidak bisa percaya padaku." Taeyeon kembali berbicara kepada angin kosong.

"Disaat seperti ini aku merasa seperti orang asing yang sedang berusaha membuatmu percaya bahwa aku hanyalah milikmu. Harus dengan cara apalagi sampai kau mengerti? Mengapa mencintaimu terasa begitu menyakitkan?" lirih Taeyeon dengan isakan kecilnya. Sungguh Taeyeon tidak kuat untuk menanggung lebih banyak beban.

"Haruskah aku pergi dari hidupmu, Byun Baekhyun?" ini adalah pertanyaan terakhir Taeyeon untuk dirinya sendiri sebelum Taeyeon memutuskan untuk masuk ke dalam Dormnya.

Ini masih siang hari, tapi Dorm terlihat sepi. Mungkin para member sedang istirahat di kamarnya masing-masing.

Taeyeon berjalan gontai ke kamarnya. Seperti tidak ada gairah untuk hidup. Tapi Taeyeon harus tetap hidup.

"Tae, are you okay?" Tiffany yang sedang bersantai di kamarnya melihat Taeyeon yang memasuki kamar dengan langkah pelan dan wajah lesu.

Taeyeon mengangguk singkat sebagai jawaban. Dirinya masih tidak percaya atas apa yang terjadi hari ini. Disaat dirinya tengah berjuang untuk kesuksesan debut solonya, mengapa ada oknum yang membuat berita omong kosong seperti itu?

Benar kata Jessica. Semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang ingin menjatuhkan daunnya.

Tiffany menghampiri Taeyeon yang tengah melamun menatap dinding kamar dengan tatapan kosong. "Taeyeon-ah, aku bertanya serius padamu. Ada apa?" tanya Tiffany yang sedang berdiri di hadapan Taeyeon.

Kali ini Taeyeon menggeleng. Seakan untuk mengeluarkan satu kata saja sangat berat. Kalau sudah seperti ini, hanya satu cara yang bisa Tiffany lakukan agar Taeyeon membuka suara.

Tiffany mengambil ponselnya dan keluar dari kamarnya. Lalu mencari kontak bernama My J💅. Tiffany menekan logo telepon.

"Yeoboseyo?"

"Wae? Oh God, bisakah kau menelponku nanti? Aku akan memulai rapat untuk product terbaruku." baru saja memulai panggilan telepon, Jessica sudah berceloteh ria.

Tiffany sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Sorry Jess but it's about Taeyeon."

"Taeyeon? Ada apa dengan anak nakal itu?"

"Saat kami baru tiba di Korea, dia langsung pergi sendiri setelah meminta manager Oppa untuk membawakan mobilnya. Lalu 1 jam kemudian dia kembali ke Dorm dengan wajah yang sangat lesu dan langkah yang amat sangat pelan. Dirinya tidak berbicara, bahkan dia hanya menanggapi pertanyaanku dengan gelengan atau anggukan."

"So?"

"C'mon Jessie. Hanya kau yang bisa membuat Taeyeon menjawab semua pertanyaan di kepalaku."

"Arraseo aku akan berkujung nanti malam. Tolong biarkan Taeyeon tidur dulu siang ini dan jangan bertanya apapun sampai aku datang nanti."

"Arraseo. Gomawo My J! Semangat untuk rapatmu. You can do it!"

"Astaga! Aku lupa tentang rapatku! Ini sudah mulai. Aku akan mengabarimu lagi nanti. Bye Tiff!"

"Das--" Baru saja Tiffany ingin memaki kecerobohan Jessica, sambungan telepon sudah diputus oleh Jessica.

my idol-my girlfriend (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang