7th Campign : Cerita di balik tenda.

10 2 0
                                    

Waktu telah menunjukan jam 11 malam. Setelah kami makan dan mengobrol sedikit, aku dan Todoyama memutuskan untuk kembali ke tempat kami masing-masing.

Namun, kami menyadari kalau Nadeshiko berjalan di belakang kami.

Todo : Nadeshiko-chan ga tidur di tenda Rin?

Nadeshiko : malam ini aku mau tidur di mobil kakakku.

Asumu : Masa? Kalau begitu bahaya dong klo jalan sendirian malam-malam begini. Yosh, Asumu, temani dia!

Asumu : Aku?

Memang bahaya kalau ada cewek jalan sendirian malam-malam. Yasudah...

Asumu : kuantarkan kau sampai ke mobil.

Nadeshiko : Makasih, Asumu-kun.
____________

Malam hari, kami berjalan di lapangan luas dan rerumputan hijau. Hanya aku dan Nadeshiko, berduaan saja di tengah malam yang sangat dingin.

Aku menatap wajahnya sebentar, matanya yang sudah mulai berat. Sesekali ia menatap wajahku kemudian langsung tersenyum kepadaku.

Aku memutuskan untuk mengabaikannya untuk sementara sambil meredakan jantung yang sedang berdebar setelah melihat senyuman nya.

Setelah aku selesai mengantarkan ia ke mobil kakaknya, aku memutuskan untuk kembali ke tenda Todoyama.

Asumu : aku kembali...

Todo : Lho? Kamu ga tidur di mobil Nadeshiko-chan?

Asumu : Tentu ga lah bodoh! Apa kata dunia jika orang-orang melihatku tidur bersama 2 perempuan di dalam mobil yang sempit?

Todo : Iya, Iya, cuma becanda, kok.

Asumu : Itu sama sekali gak lucu, lho!

*

Todo : Perkemahan hari ini seru sekali, ya. Nabe Gyoza buatan Nadeshiko enak juga, ya.

Asumu : Meskipun dia sendiri yang menghabiskan makanannya. Kupikir aku bisa melihat Kirby moe version.

Todo : Kurasa dia bisa menjadi istri yang hebat, yakan Asumu-kun~

Asumu : Iya.

Todo : *kaget* Eh, tumben kau bicara jujur.

Asumu : Kalau aku mengela, kau tetap menekanku lagi, kan?

Todo : Iya, juga.

Pembicaraan kami terhenti sampai disini. Kami berbaring di atas empuknya jaket dan syal yang tidak kami gunakan sekarang.

Sebelum tidur kami mendengarkan Radio Morioh-cho di aplikasi Radio pada ponselku. Namun Fujisaki mulai membicarakan sesuatu kepadaku.

Todo : Jadi, bagaimana menurut tentang Nadeshiko?

Asumu : hm?

Todo : Ayolah jangan pura-pura ga tau! Kau niat ga sih mau membuang popularitasmu?

Tentu saja aku niat.

Kalau bicara tentang Nadeshiko, menurutku ia sangat berbeda dengan gadis-gadis lain di sekolah. Nadeshiko melihatku sebagai orang biasa bukannya pangeran, aku suka itu.

Wajahnya lumayan cantik, senyuman tadi memang membuat jantung berdebar sangat cepat. Pintar masak dan selalu ceria.

Tapi entah mengapa aku masih belum memiliki perasaan suka kepadanya, aku hanya memandangnya sebagai seorang tetangga yang merepotkan.

Di samping itu, aku ingin mengenali gadis itu lebih dekat lagi. Mungkin saja dia adalah seorang gadis yang kucari selama ini.

Todoyama mendengarkan pendapatku tentang Nadeshiko. Setelah ia mendengar semuanya ia pun tersenyum.

Todo : Hoo... menarik.

Tapi, aku penasaran. Bagaimana hubungan antara Rin dengan dirinya?

Todo : Oh, aku hanya menganggapnya sebagai teman sehobi saja. Sebenarnya aku juga tertarik dengan gadis itu, sayangnya sih dia sudah taken jadi sayang sekali.

Asumu : Oh.

Hari mulai semakin malam, mata kami semakin berat, kami memutuskan untuk tidur di kantung kasur kami masing-masing.
_______________________________________

*Hoaaamm....*

Masih gelap. Sekarang sudah jam berapa?

Saatnya mengecek jam dari ponselku. Kalau tidak salah, aku menaruhnya di kantung jaketku.

Jam menunjukan pukul 5:30 pagi. Jadi aku tertidur sekitar 5 jam dari waktu malam. Aku pergi keluar untuk mengecek keadaan di luar. Tapi sebelum itu tampaknya koyo penghangatku sudah kehilangan panasnya. Aku masih memiliki sisanya, kurasa ini cukup untuk menghangatkan badanku.

Ketika aku mau keluar, aku terkejut kalau resleting tendanya sudah di buka. Dan aku cek di sekeliling dalam tenda aku kaget kalau bahan makanan untuk sarapan sudah hilang.

Apa ada maling disini? Pokoknya aku bergegas berlari keluar dan memberi tahu Fujisaki tapi ia tidak ada di sini. Aku pun keluar untuk mencari Todoyama  tapi...

Aku melihat Todoyama duduk di luar, tampaknya ia sedang memasak sesuatu dengan kompor kecilnya.

Todo : Yo, Asumu-kun, pagi!

Asumu : sedang apa kau?

Todo : sedang masak sup.

Asumu : Sup...? Selain itu bahan makanan buat pagi ini kemana hilangnya?

Todo : Oh, ini ada di depanku.

Asumu : *Facepalm* Ku kira makanannya hilang, Lagian ngapain lu masak pagi-pagi begini?

Todo : *bibir monyong* habisnya... perutku udah keroncongan nih. Tapi jangan khawatir, aku hanya menggunakan bahannya sedikit.

Asumu : *Sigh* Sudahlah aku mau jalan-jalan sebentar.

Todo : mau latihan, ya? Supnya mau saya sisakan tuan?

Asumu : Iya, tolong ya!

Todo : Siap bos!

Kubiarkan dia masak dan makan sendirian. Semoga saja dia tidak menghabiskan banyak bahan makanan hari ini.
_________

Suasana paginya sangan hening sekali. Aku bisa melihat sedikit orang yang sedang menunggu matahari terbit.

Aku berjalan untuk melihat-lihat tempat. Karena koyo yang sedang kupakai sangat panas, aku berpergian tanpa jaket dan hanya menggunakan syal di leherku.

Sekitar daerah kolam dekat patung harimau dan singa. Aku melihat Nadeshiko berjalan kearahku. Aku hanya diam di tempat sambil mengucapkan selamat pagi untuknya.

Asumu : Selamat pagi.

Nadeshiko : Asumu-kun, selamwat pangi~

Gadis ini berjalan dengan kondisi setengah bangun. Aku khawatir kalau dia bisa terjatuh, karena dia sedang membawa selimut tebal yang telah tergulung di tangannya. Secara inisiatif aku ingin menolongnya.

Asumu : Berikan selimutnya. Kau pasti kesusahan membawanya, apalagi dengan kondisi seperti itu.

Nadeshiko : Ini~ *memberikan selimutnya sambil menguap.*

Asumu : (oke, dengan begini dia bisa--)

Tiba-tiba aku merasakan seseorang yang menangkap badanku. Ternyata Nadeshiko mendekapku dari belakang.

Tentu aku terkejut dengan apa yang terjadi kali ini.

Ongeki CampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang