6th Campign : Semakin dekat dengan Nabe

15 2 0
                                    

Todo : Lama amat sih, lu! Ah, ada Nadeshiko juga.

Asumu : kebetulan kami sama-sama ingin pergi ke sini. Nih bahan makanan mau di simpan di mana?

Todo : *menunjuk tenda* taruh aja ke dalam tenda.

Aku meminta Nadeshiko untuk menaruh barang miliku ke dalam tenda sementara aku masih membawa barang yang berat miliknya.

Todo : Ngomong-ngomong Nadeshiko-chan ngapain ke sini? Nyari Rin?

Nadeshiko : Iya, kamu tau dimana dia?

Todo : *menunjuk ke depan* tuh, dia ada di sana. Mau kejutkan dia?

Asumu : hentikan, malahan kau akan menganggunya.

Todo : hehe... Ayo kita temui dia sekarang.

Kami sepakat untuk pergi menemui Rin setelah Todi selesai merapikan barang-barangnya dan menutup tendanya.

Gadis itu berlari meneriakkan nama Rin dari jauh. Aku bisa melihat Rin sedang duduk sambil merenungkan sesuatu.

Nadeshiko : Sudah kuduga ternyata itu kamu!

Rin : *Kaget* Uah!

Nadeshiko : Ehehe.

Rin : *panik* Ke-Ke-Kenapa kamu ada di sini.

Nadeshiko : Saitou-san yang bilang sama aku.

Rin : *murung* dia lagi, ya? Hm?

Todo : Kita bertemu lagi, teman seperkemahan!

Todo menyapa Rin dengan salam khas dari organisasi kami. Sebenarnya itu adalah salam khas dari Oni.

Nadeshiko : Ah! Kalian udah makan belum?

Rin : Eng, Belum, sih.

Todo : gua juga!

Asumu : Hey. *sikut Todo*

Nadeshiko : Ayo kita buat Nabe!

Nadeshiko mulai memotong sayuran ke panci di Kompor Portablenya. Dari bahannya kubis, daun bawang, bawang putih, tahu, tauge, gyoza dan lain-lain...

Asumu : Lagi buat Nabe Gyoza?

Nadeshiko : Iya, nih.

Nabe Gyoza, salah satu makanan panas yang cocok saat musim dingin tiba. Aku harap dia bisa mengikuti resepnya.

Selagi Nadeshiko sedang membuatkan makan malam. Fujisaki yang duduk di sampingku mulai angkat bicara.

Todo : nah, kalian kesini dengan apa? Kurasa dengan sepeda saja sudah mustahil kalian sampai kesini. Apalagi jaraknya jauh sekali. Setelah itu bagaimana kalian bisa datang kesini sama-sama?

Nadeshiko : Kami naik mobil. Kakakku mengantarkan kami kesini.

Todo : "kami?" Jangan bilang Asumu...m

Asumu : harusnya aku kesini sendirian. tapi dia memberikanku tumpangan.

Setelah aku memberikan penjelasan kenapa aku datang ke perkemahan bersama Nadeshiko, Fujisaki memberikan senyuman menyeringai kepadaku.

Asumu : mukamu itu kenapa?

Todo : gapapa, gua cuma ngeliat kapal baru sedang berlayar hari ini.

Asumu : Kapal?

Nadeshiko : *Hatchim* heeeh... disini memang dingin sekali.

Rin : Aku bawa koyo penghangat, mau pakai?

Todo : Oh, Koyo itu sangat ampuh melawan cuaca dingin, loh. Aku pakai 5 di badanku.

Asumu : ga ada yang nanya. Selain itu kau terlalu banyak menempelkan koyo di badanmu.

...

Nadeshiko : Nah, Rin-chan dimana tempat yang paling enak buat menempelkan penghangatnya?

Rin : Di matamu.

Todo : Di hatimu.

Asumu : Oy.
_______________________________________

Nadeshiko : Coba kita lihat... apa sudah matang?

tutup pancinya terbuka, uap di dalamnya berhembus keluar membawa bau kaldu yang terasa enak. Kuahnya sangat merah, apa rasanya pedas ya?

Nadeshiko : Dandan Gyoza Nabe. Tenang saja, kuahnya tidak terlalu panas, kok....

Oh, ternyata memang begitu, ya. Yah, ini pertama kalinya aku melihat Gyoza Nabe secara langsung.

Nadeshiko : ..Terlihat pedas, tapi sedang saja. Nabe ini cuma pedas sedikit, tuan-tuan dan nyonya. Enak banget, lho.

Asumu : ini ceritanya lagi promosi, ya?

Nadeshiko mulai memasukan makanan dan tahu kedalam mangkuk kecil.

Nadeshiko : Ini, buat kamu. *memberikan mangkuk kepada Asumu.*

Asumu : Terima kasih.

Todo : *berbisik* baguslah kau di beri makan sama dia. Apa lagi masakan ini juga buatan sendiri. Selain itu kalian sudah mulai dekat, ya.

Asumu : *sedikit kesal* berisik.

Selamat makan.

Kuambil sesendok dan mencicipi rasanya kemulutku. Aku bisa merasakan kehangatan kuahnya yang meleleh di lidahku, makanannya juga berasa enak, meskipun rasanya pedas. Paprika merahnya benar-benar berasa di lidah.

Nadeshiko : bagaimana, badan kalian terasa hangat bukan?

Aktingnya seperti nenek-nenek di desa. Tapi ku akui badanku mulai hangat dari tenggorokan, seperti lava yang melewati es batu di pegunungan.

Saking hangatnya kami tidak bisa berhenti memakannya. Sekujur badanku mulai berkeringat banyak, pakai jaket saja rasanya hanya menambah panas saja.

Semua : Panas sekali....

Kami semua melepas jaket, syal dan kupluk di badan kami saking panasnya.

Rin : hm? *melihat kotak bumbu gyoza* Apa kamu memasukkan Gyoza itu kedalam panci?

Nadeshiko : Benar, Hanamatsu Gyoza enak banget, kan?

Asumu : *Fuah* pantas saja rasanya panas di tenggorokan!

Eh, bukan hal yang normal ya. Kurasa aku ga bakalan tahan.

Nadeshiko : Ah! Aku lupa bawa nasi. *sedih*

Rin : aku tidak bisa makan sebanyak itu.

Kurasa aku butuh nasi untuk melegakan tenggorokanku yang sakit atau seengaknya air putih udah cukup buatku.

Ongeki CampTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang