14# - Bucin

63 10 0
                                    

.

.

.

.

.

.

.

"Sendi bahu kanan Seungwoo-ssi mengalami pergeseran, sudah diobati dengan baik tapi sepertinya akan memakan waktu yang lama untuk proses pemulihan... Luka di kepalanya juga tidak terlalu dalam jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan..."

Nayoung dan Jinhyuk dengan kompak menarik nafas lega. Begitu juga dengan Hara yang terlihat paling lega dari beberapa panitia yang ikut mengantar Seungwoo ke rumah sakit.

Kecelakaan yang menimpa Seungwoo cukup membuat khawatir semua orang. Gladi kotor terpaksa ditunda. Panitia yang sekarang berada di kampus juga sudah diperintahkan Nayoung untuk membereskan auditorium. Tidak mungkin mereka bisa gladi di tengah musibah, belum lagi bekas pecahan lighting sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dibereskan.

"Lalu kenapa Kak Seungwoo bisa sampai pingsan, Dok?" tanya Byungchan.

"Mungkin karena tubuhnya mengalami shock, jadinya tidak sadarkan diri. Itu wajar terjadi kok..."

"Lalu kita boleh masuk?" tanya Nayoung.

"Karena teman kalian belum dipindahkan ke ruang inap biasa, saya hanya izinkan dua-dua orang untuk masuk ya..."

"Yauda, Kak... ayo kita masuk!" Jinhyuk langsung menarik tangan Nayoung untuk masuk ke UGD namun Nayoung menahannya segera.

"Lu gimana sih! Itu ada yang lebih penting buat masuk dibanding kita..." bisik Nayoung sambil melirik Hara, "Hara, masuk gih! Gue tau lu pasti khawatir banget sama Seungwoo kan?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hara kembali ingin menangis sewaktu melihat Seungwoo berbaring di tempat tidur UGD. Kepala cowok yang telah menyelamatkannya itu diperban, dan bagian bahu kanannya juga tampak dipakaikan perban tebal.

Masih terbayang jelas di benak Hara, moment Seungwoo menyelamatkannya tadi. Hara tidak tahu jelas bagaimana dan kenapa Seungwoo bisa melakukan itu tapi yang jelas, kalau Seungwoo tidak ada, mungkin dia yang akan berbaring di sini.

Hara menghampiri tempat tidur Seungwoo. Seniornya itu masih tak sadarkan diri. Hara pun menatap tangan kiri Seungwoo, membayangkan tangan itu tadi yang memeluknya erat, memberikan perlindungan baginya meskipun itu berakhir dengan mencelakakan dirinya sendiri.

Hara nggak habis pikir kenapa Seungwoo senekat itu. Kalau benar karna dia perasaannya, seserius itukah Seungwoo sampai berani ngorbanin diri?

"Kak Seungwoo maafin aku..." ucapnya pelan. Dia pun menggenggam tangan Seungwoo. Airmata lagi-lagi membasahi pipinya. Seperti belum puas menangis dari tadi. Bahkan sejak Seungwoo yang pingsan masih berada di auditorium dan belum diantar ke rumah sakit.

Dokter bilang Seungwoo nggak kenapa-kenapa. Tapi tetap aja Hara khawatir. Dia merasa bersalah. Sangat merasa bersalah. Gimana pun, Seungwoo bisa aja kehilangan nyawanya. Cowok ini hanya beruntung karna lampu lighting itu mengenai bahunya, bukan kepalanya.

Hara masih ingin menyalahkan dirinya sendiri, namun tiba-tiba dia merasakan tangan Seungwoo membalas genggaman tangannya. Hara spontan menatap Seungwoo. Menemukan penyelamatnya itu membuka matanya perlahan.

Sweetest ThingsWhere stories live. Discover now