Norbert Wiener. Pria dingin dengan mulut tajam. Tatapan yang cukup menyeramkan karna sorot mata yg agak sayu namun terlihat tegas. Dia memang pria dengan otak yg membanggakan. Prestasi yang sangat layak di perhitungkan. Otak tak sebanding dengan karakter. Namun tetap saja, para gadis masih mengidolakan pria es ini. Mencari perhatian dari pria yg tak pernah peduli dengan sekitar. Hidup memang seperti itu. Berjuang untuk orang yang salah. Sifat paling bodoh dari manusia.
"Bert, kita ke kantin yukkk. Cacing perut gua udah pada dangdutan nihhh"rengek Alan.
Alano roddciers. Kalau yang ini beda lagi. Pria ramah dan sangat hangat.
Sangat pandai beradaptasi dengan sekitar,apalagi beradaptasi dengan kumpulan wanita. Alano si penakluk hati para gadis SMA Haladik.
Dia bersahabat dengan Norbert sejak Norbert pindah ke samping rumahnya. Mereka tetangga."Gua males ke kantin" elak Norbert. Sebenarnya dia juga lapar. Namun dua hari ini dia menghindar dari Alan karna yang dilihatnya di taman bersama Sasa. Gak adil memang, Norbert bukan siapa siapa Caca. Dia tak berhak marah dengan kejadian itu. Namun Norbert tetap merasa kesal.
Sekarang mereka sedang di dalam kelas. Norbert duduk sambil membaca buku sedangkan Alan duduk di depan Norbert. Mereka hanya dibatasi meja tempat buku Norbert.
"Bert,"panggil Alan. Kali ini terdengar serius." Lo marah sama gua?" Akhirnya Alan menanyakan hal itu juga. Dia sudah sadar bahwa akhir akhir ini Norbert menjauh darinya.
"Ngak,"elak Norbert datar. Diapun tau Alan pasti sadar namun dia sedang merasa entahlah. Dia kesal melihat Alan bersama Caca. Namun,dia juga kesal pada dirinya sendiri mengapa menjauhi Alan hanya karna Caca.
"Gua gak bego,Bert. Lu kira gua gak nyadar lo jauhin gua. Gua ajak ke kantin gak pernah mau,gua ajak ngobrol lo ogah-ogahan,gua ajak pulang bareng lo juga ngehindar. Gua salah apa bert?" Alan tak tahan seperti ini dengan Norbert. Norbert terlalu penting dalam hidup Alan.
"Gua gak ngehindar dari lo. Gua emang lagi malas ke kantin,gua juga lagi malas aja denger bahasan lo yg cewek mulu,gua juga emang lagi ada acara aja pas Lo ngajak pulang bareng,"jelas Norbert.
Alan tersenyum miring,"Lo keliatan banget boongnya. Norbert yang gua kenal gak bakal jelasin sepanjang ini kalo memang yang gua bilang itu salah. Gua kenal lo lama Bert, gak usah boong sama gua. Jadi gua salah apa?"tanya Alan.
"Lo salah karna deket sama Caca, puas lo!!??" suara Norbert meninggi. Bukan karna Alan yg dekat dengan Caca. Namun,karna dia merasa bodoh menjauhi Alan yang sangat mengerti dirinya hanya karna seorang Caca.
Alan berdiri. Mengambil buku yang sedang di baca Norbert,"di pelajaran lo emang pejuang,Bert. Tapi soal cinta lo itu pecundang,"Alan memberi tekanan nada pada akhir kalimatnya.
Norbert hanya terdiam. Pria itu menunduk dan perlahan memejemkan mata. Meredam rasa sakit yang teringat kembali. Kenangan pahit memang seperti itu. Susah dilupa namun sangat mudah teringat kembali.
Alan membungkuk, meletakan buku Norbert di meja. Jari telunjuknya mengangkat dagu Norbert agar kepala pria menegak dan sejajar dengannya.
Norbert masih menutup mata,dia cukup ragu membuka matanya."lo gak boleh terus bungkus hati lo dengan masa lalu. Buka hati lo,Bert. Lo tau kenapa? Karna sekarang isi hati lo itu udah kadaluwarsa. Hati lo butuh penghuni baru," ucap Alan lalu menegakkan tubuhnya kembali.
Ponsel dalam saku Alan bergetar. Caca,gadis itu menelfonya. Alan segera berlalu dari kelas. Mendatangi gadis yang dua hari ini sering chat denganya. Tentu saja membahas Sasa.
Sedangkan Norbert,dia sudah menunduk semakin dalam. Mengajak hatinya kompromi agar segera membaik. Norbert mendengar ucapan Alan dengan sangat baik. Alan benar,hatinya butuh penghuni baru. Namun,apa dia sanggup melepas sakit hati yang masih bertahan sampai sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
double couple
Ficção Adolescente"lo harus bantu gua!! " "ogah" "harus!! " "gua gak mau jerumusin kembaran gua sasa ke cowok playboy yg bernama alan kayak lo! " ¤¤¤¤¤¤¤¤ "norbert lo harus deketin gua ke alan!! " "gua sibuk! " "kalo lo mau lo bakal gua bantu...