Prolog

23.3K 680 12
                                    

Hai, namaku Marsya Meiliana. Jujur menurutku nama belakangku sedikit sulit di ucapkan. Namun apa dayaku, nama itu adalah pemberian orangtuaku. Oh iya, aku bukan jelmaan dari tokoh kartun Marsya n The Bear, Aku The Real Marsya, ya walaupun keimutan kami sama, tetapi tetap saja aku lebih unggul dalam hal kecantikan, kecerdasan dan lain-lain. Katakanlah aku terlalu percaya diri namun sayangnya itulah yang terjadi.

Aku masih kelas 9 SMP. Dan apa kau tau apa artinya itu? Yap, aku akan segera merasakan indahnya masa putih abu-abu. Aku sangat tidak sabar menunggu hal itu terjadi. Meski sebenarnya di sinipun hari-hariku sudah sangat bahagia karena aku memiliki 2 orang istimewa di sekolah, tetap saja aku ingin mencoba hal baru. Dua orang istimewa itu adalah sahabat dan pacarku tentun. Nama sahabatku adalah Melody Margareta dan pacarku tercinta bernama Rajendra Putra Prawira.

Kalian tau apa itu love at the first sight? Aku yakin kalian pasti tahu. Nah, bisa dikatakan aku koban dari kalimat itu. Aku mencintai Jendra pada pandangan pertama. Hanya Jendraku yang mampu membuat jantungku berdegup kencang pada saat aku pertama menatapnya. Hanya Jendraku yang mampu membuatku terbang mengudara. Hanya Jendraku yang mampu membuatku terus melakukan sport jantung setiap harinya. Hanya dia yang mampu mengendalikanku untuk terus memikirkannya. Hanya Jendra.. Oh, Stop it! Stop it! Novelku akan berakhir berisi kekaguman dan rasa cintaku pada Jendra bila tak di hentikan.

"Sya, kata aku ni ya, Jendra itu bukan cowok baik-baik. Percaya deh sama aku, aku kemarin liat dia jalan sama cewe yang lain lagi." kata Melody.

Aku memandangnya kesal. Beberapa hari belakangan ini dia terus-terusan menyebut Jendra sebagai pria tidak baik. Alasannya karena dia sering melihat Jendra jalan dengan perempuan yang berbeda-beda.

"Enggak mungkinlah Mel, kamu kenapa si akhir-akhir ini jadi begini? Kayaknya gak seneng banget kalo aku pacaran ama Jendra?" kataku, sambil mengerucutkan bibir.

"Kamu harus percaya sama aku Sya, aku gak mau kamu sakit nantinya," aku mengerti apa yang dirasakan oleh Melody, dia hanya mencemaskan aku, dia tidak mau melihatku sakit. Karena dilihat dari pengalaman, dia jauh berpengalaman soal laki-laki dibandingkan aku. Yups, bisa di bilang dia seorang Playgirl.

"Enggak kok, aku gak bakalan ngerasain sakit, kamu mungkin cuma salah liat, dan bisa jadi kalo dia lagi jalan sama sepupunya kan?" kataku.

"Kamu polos banget si Sya, jadi bingung aku." katanya. Aku memeluknya seperti anak kecil, lalu kamipun tertawa.

***

"Hallo, My Honey!" sapa Jendra. Orang yang selalu aku tunggu di kelas saat istirahat datang.

Sejak kami jadian dulu dia selalu bilang 'tunggu aku di kelas setiap jam istirahat! Jangan ke kantin duluan!' so sweet banget kan dia? Dia sangat ahli membuatku meleleh seperti lilin.

"Hai!" kataku balik menyapanya, dengan mata yang aku rasa berbinar-binar. Aku jadi bingung sendiri mengapa dia selalu mampu membuat aku tergila-gila padanya. Oh, My Perfect Jendra!

"Oh, jadi Marsya doang yang disapa? Gue enggak?" kata Melody, sambil mengerucutkan bibir. Pura-pura kesal.

"Jangan Bee, ntar dia PHO-in aku." kataku bercanda. O iya aku melupakan sesuatu. Merusak hubungan orang adalah hobby dari Melody, jadi tak jarang cewek-cewek di sekolahku membencinya, namun aku rasa dia tak pernah menanggapinya. Dan aku salut kepadanya. Dan aku percaya padanya, dia tidak akan mungkin melakukan itu padaku.

"Hahaha, Biarin deh Honey, biarin aja dia lagi jadi jones, jadi gak ada yang nyapa." kata Jendra, aku ikut-ikutan menertawakan Melody yang semakin mengerucutkan bibirnya seperti biasanya setiap dia kesal.

The PHO (HINOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang