Haiii, selamat membaca bab 10 Castor..
semoga sukaa:))
Jangan lupa klik tanda bintang di pojok kiri bawah yaww🤩🥰
*********
Acacia menghela napasnya gusar. Bingung antara harus jujur mengenai kontraknya atau tidak. Sebenarnya dari kejadian ini ia belajar kalau kebohongan memang tak akan bertahan lama dan malah memperburuk suasana.
"Aku...." berulang kali Acacia menarik napas dan menghembuskannya perlahan mencoba tenang walaupun air matanya terus berjatuhan.
Rezvan sendiri memandang gadis itu dengan sabar. Mencoba menyelesaikan masalah dengan dewasa karena ia mau hubungannya dengan gadis dihadapannya ini berjalan lama.
"Aku... sebenernya... terikat kontrak" ucap gadis itu pelan lalu menunduk. Ya Tuhan, mengucapkan satu kalimat seperti itu saja seluruh tubuh Acacia terasa bergetar.
"Kontrak?" tanya Rezvan lalu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.
"Kontrak dengan agensi aku, selama aku terikat kontrak aku gak boleh pacaran," tambah gadis itu masih dengan menunduk.
Rezvan menajamkan pandangannya. "Itu sebabnya waktu itu kamu ragu buat nerima aku?" Acacia mengangguk sambil menyeka air matanya.
Rezvan menghembuskan napasnya berat. Memandang gadis dihadapannya yang masih menunduk dan sibuk menyeka airmatanya.
"Ya Tuhan Aca kenapa kamu gak bilang dari awal?" tanya lelaki itu sambil mengacak rambutnya frustasi.
Gadis dihadapannya ini sulit sekali untuk dimengerti. Terlalu banyak hal tentang gadis ini yang tidak Rezvan mengerti. Terlalu banyak perbedaan dirinya dengan gadis dihadapannya.
"Itu rahasia aku, agensi, sama asisten aku, Rez," ucap Acacia pelan.
"Terus kenapa kamu terima aku kalau kamu tau resikonya berpengaruh sama karir kamu?" tanya Rezvan pelan menatap gadis itu.
Acacia menatap Rezvan. "Karena aku sayang sama kamu! Aku gak mungkin ngelewatin kesempatan pas kamu nyatain perasaan kamu ke aku. Kontrak itu berakhir 3 tahun lagi Rez! 3 tahun! Apa perasaan kamu masih tetap sama ke aku kalau aku gantung kamu selama 3 tahun cuma karena kontrak sialan itu? Enggak kan?! Itu kenapa aku minta kita untuk backstreet," ucap gadis itu lalu kembali terisak.
"Aku gak pernah punya niatan buat bohongin kamu, tapi aku terpaksa. Aku juga mau bareng sama cowok yang aku suka. Ngerasain pacaran pakai hati bukan cuma adegan. Waktu kamu nembak aku, aku langsung berpikir itu satu-satunya kesempatan yang aku punya. Aku terima kamu bukan karena terpaksa. Tapi karena emang aku milih kamu," ucap Acacia lalu menutup wajahnya dan menangis dengan keras.
Rezvan maju lalu memeluk gadis itu sambil mengusap pungung gadis itu dan menenangkannya.
"Maaf," bisik Rezvan.
"Maaf buat kamu banyak pikiran," Acacia menggeleng dalam peluknya.
Ya ini keputusan Acacia untuk jujur pada Rezvan tentang kontraknya. Apa bedanya jika ia jujur sekarang dan nanti? Dengan ia jujur pun tetap akan menyakiti dirinya dan lelaki dihadapannya ini. Malah ia akan memperburuk keadaan apabila ia tidak jujur sekarang.
Acacia memeluk Rezvan dengan erat. "Jangan tinggalin aku Rez," ucapnya dengan lirih. Rezvan menggeleng.
"Gak akan, sayang,"
**********
Acacia dan Rezvan melangkahkan kakinya menuju dalam rumah gadis itu. Tadi ia sudah sempat mengobati wajah memar Rezvan dengan peralatan yang ia minta pada pelayan dirumahnya. Tanpa bertanya pun Acacia sudah cukup paham apa yang sudah terjadi pada pacarnya itu. Ia pun yakin wajah teman-teman pacarnya ini tak jauh beda dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASTOR [OPEN PO]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI!!] [PROSES REVISI] Ini cerita tentang Rezvan, pemimpin pasukan CASTOR yang disegani oleh remaja-remaja sepantarannya. Galak dan ganas itulah sebutan orang lain untuk pemimpin CASTOR ini. Semua hal bisa diatasi ol...