Epilog

12.4K 1.3K 218
                                    

Beberapa bulan berlalu, tanpa mereka sadari masa kontrak daddy baby sugar ini udah abis. Sesuai perjanjian, Hanest mendapat uang imbalan dari Rhino dan sekarang si tupai telah terbebas dari segala aturan yang mengikat.

Sama aja bohong sih karena saat ini Hanest udah terjerat dalam hubungan kekasih sama si kampret. Yah, kontrak gak dikontrak juga lubangnya akan dibobol.

Supaya lebih menghayati, kedua pemuda tersebut sepakat untuk pergi ke cafe tempat pertama kali ketemu. Padahal ingin merasakan suasana itu lagi tapi sayang, tata letak cafe udah diubah. Jadi yaudah deh, mending duduk di pojokan aja.

"Seneng rasanya bisa jadi sugar daddy lo selama setahun belakangan. Ya meski banyak keselnya juga sih." Rhino mengulas senyum menawan, terkekeh pelan sembari mengeluarkan kertas kontrak mereka dulu.

"Hehehe, seneng juga bisa morotin lo selama setahun kak." Hanest berucap tanpa dosa sambil tetap memasang senyum manisnya.

Mendengar ucapan barusan, sang dominan lantas tertawa kecil demi menanggapi lelucon yang dilontarkan oleh pacarnya itu. Pemuda tampan tersebut kemudian meletakkan kertas kontrak di atas meja, mulai membahas tentang kesepakatan mereka yang akan berakhir tepat di hari ini.

"Sekarang masa aktifnya udah abis. Mau diapain?"

"Eum..." Hanest nampak berpikir.

"Dirobek aja kali ya?" Rhino memberi usul yang jelas jelas langsung ditolak oleh Hanest.

"Jangan, mending disimpen aja buat kenang-kenangan."

Rhino mengangguk mengiyakan lalu mendorong benda tersebut ke hadapan yang lebih muda, "Nih, lo aja yang simpen."

Si manis mengambil kontrak perjanjian mereka, melipatnya dengan rapi sebelum akhirnya ia masukkan ke dalam saku hoodie.

"Lagipula, kertas itu udah gak terlalu penting."

"Maksudnya?"

Sungguh, Hanest gak terlalu mengerti dengan ucapan ambigu Rhino. Kening pemuda satu itu menyerngit bingung. Oh, jangan bilang kalau Rhino gak bisa merasakan kesakralan kertas tersebut? Padahal ini merupakan awal bagaimana kisah mereka dimulai.

"Iya, gak terlalu penting. Soalnya-"

Rhino sengaja menggantungkan kalimat, kembali merogoh tas yang dia bawa lalu mengeluarkan kertas lain.

"-isi kontrak ini jauh lebih penting." Rhino berucap sembari menyerahkan lembaran putih yang masih baru ke arah Hanest.

Si mungil memandang Rhino dengan sebelah alis terangkat, namun alih-alih bertanya, Hanest justru memilih untuk membaca isi dari benda tersebut.

SURAT LAMARAN

Bersamaan dengan dibuatnya surat ini, penulis ingin menyampaikan sesuatu yang amat penting. Tujuan penulis di sini adalah ingin mengundang Febiana Hanest Mahesya untuk datang ke acara pernikahan dimana dirinya lah yang menjadi mempelai bersama dengan Arvian Rhino Aksan.

Bertepatan dengan habisnya masa kontrak daddy-baby sugar ini, penulis ingin menawarkan sebuah kontrak baru yang berdasarkan atas rasa suka saling suka dan juga perasaan cinta satu sama lain.

Jadi, karena Febiana Hanest Mahesya sudah menjadi kekasih dari Arvian Rhino Aksan, maka pertanyaannya bukanlah 'will you be mine?'. Melainkan,

Will you dance with me at our wedding?

Jika anda berkenan menikah dan menjadi pasangan sehidup semati dari penulis, silahkan bubuhkan tanda tangan di bawah ini.

Penulis,                                        Teruntuk,

   Rhino                                             Hanest

...............                                           ...............


Hanest speechless so hard, mukanya cengo begitu selesai membaca isi dari kertas tersebut. Bukannya terharu, Hanest malah ngakak. Terlebih lagi surat tersebut seperti dibuat dengan asal asalan

"Hahaha...dasar Kak Rhino, ada-ada aja lo kak." Hanest mengusap sudut matanya yang berair, antara terlalu banyak ketawa atau terlampau bahagia.

Meski cara Rhino terlampau konyol, tapi tetap aja mampu ngebuat Hanest tersentuh. Oh ayolah, memangnya siapa yang gak akan senang ketika dilamar oleh sang pujaan hati?

Melihat respon yang diberikan si mungil, Rhino pun terkekeh pelan sembari mengamati wajah kekasihnya, "Jadi, gimana Han?"

"Setelah semua hal yang udah kita lewati bareng, lo pikir gue bisa nolak kak?" Hanest menjawab dengan nada kesal yang dibuat-buat. Pertanyaan Rhino tadi hanyalah sebuah formalitas, mereka sama sama tau.

Beberapa detik kemudian, Hanest mengulas lengkung manis lalu menadahkan tangan ke arah Rhino, membuat kening pemuda tampan tersebut mengernyit bingung. Seolah paham, Hanest kembali melontarkan kata.

"Siniin pulpennya."

Ah, Rhino mengerti. Dengan senyum yang merekah di bilah tipisnya, Rhino segera memberikan Hanest sebuah pena berwarna merah yang telah ia siapkan sejak awal.

Tanpa menunggu lama, Hanest langsung membubuhkan tanda tangan di atas kertas putih yang kemudian disusul oleh Rhino. Lalu dengan begini, mereka akan menjalani kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Sebuah kehidupan pernikahan.

Dan begitulah, kontrak baru pun telah dimulai.

Dan begitulah, kontrak baru pun telah dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FIN

Itu kontraknya cuman buat main main aja, mereka tulus dan beneran nikah atas kehendak masing masing. Minho cuman pengen cara ngelamarnya itu beda, sekian penjelasan singkat ini, semoga gak ada kesalahpahaman diantara kita //apasih

Note : oh ya, berhubung kontrak Gawky udah selesai, aku memutuskan untuk mempublish lagi ending sama epilog. Maaf banget kemarin sempat aku unpublish karena kebijakan penerbitan dan makasi banyak buat kalian yang udah ikut PO nya 😁🙏

Tertanda, 01/08/2020

Bee, Happy 2nd Anniversary STAY

Gawky [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang