Pondok lagi?

66 20 4
                                    

Hari ini aku sedang merebahkan tubuh sejenak dia atas kasur,sesekali menatap langit langit kamar yang berwarna putih itu,tidak ada yang berubah dari rumah ini kecuali...beberapa kejadian yang membuatku tak tahan menjewer telinga adik adikku,untung saja Ayah tak ada disini,jika ada Ayah,bisa bisa aku yang akan disalahkan karena telah menjewer telinga mereka.

Kalian tahu kejadian itu?

Buku buku komik "Why?" Ku sudah menjadi lembaran lembaran yang berserakan di dalam lemari,belum lagi coretan coretan di buku buku kenangan ku saat SMP,dan menghancurkan seluruh koleksi legoku.Semenjak aku menonton film Lego beberapa waktu lalu,aku memutuskan untuk mengoleksi beberapa lego yang disimpan di lemari,walaupun semua telah aman di lemari,entah kenapa tangan tangan jahil itu selalu saja bertindak,sisanya buatku? Tentu saja amarah Ayah,menyalahkanku karena tidak menyimpannya dengan benar.Apakah harus aku membeli brankas untuk menyimpan barang barang ku agar tidak dihancurkan mereka?

Ini baru ditinggal sebulan,gimana kalau setahun? Kemungkinan lemariku sudah roboh kali ya?

"Kak.."

Aku menoleh ke pintu,"Ada apa Bu?"

"Kamu sudah mempersiapkan semuanya kan?"

"Sudah...aman semua di koper" Aku mengacungkan jempol

"Besok berangkat habis subuh"

Yah..seperti biasa,Ayah suka penerbangan pagi,dan yang pasti berangkatnya sekitar habis shubuh atau jam enam,karena menempuh perjalanan ke bandara membutuhkan waktu sekitar satu jam,belum lagi jalanan ramai,karena beberapa sekolah sudah menerima siswa ajaran baru,dan biasanya aku menunggu penerbangan yang akan terbang sekitar jam 8 pagi.Sudah seperti "jadwal rutin" Ayah.

❤️❤️❤️

Pagi ini seperti biasa sudah ditunggu oleh teman Ayah.

Perbincangan laki laki mulai terdengar di jok depan,aku hanya diam menatap jalanan yang mulai ramai dengan lalu lalang di jalan raya,aku mempererat jaket,bagaimana pun ini masih pagi,dan AC mobil betul betul menusuk tulangku.

Aku tersenyum melihat chat via message,grup SMP,ah..masa masa SMP sekarang sudah menjadi kenangan,sudah waktunya aku mulai melangkahkan kaki menuju jenjang yang lebih tinggi,SMA.

Katanya SMA adalah masa yang amat menyenangkan,di masa itu kita kenal banyak perasaan,banyak petualangan,memangnya segemilang apa masa itu,hingga banyak ditunggu banyak orang?.

"Anaknya mau di mana?"

Aku menatap jok depan,sepertinya perbincangan sudah berpindah.

"Oh..mau di pondok yang sama kayak kakaknya..biar nggak repot kalau jemput"

"Oh ini adeknya si Ahmad..."

Entah bagaimana teman Ayah ini begitu kenal dengan kakak laki lakiku,salah satu anak yang dibanggakan Ayah,mungkin karena Ayah sering cerita atau mengajak kakak pergi bertemu dengan rekan rekan bisnisnya,tak masalah buatku,toh aku juga tidak peduli.

Aku kembali menatap jendela,Ayah dan temannya masih saja membicarakan tentang "calon" sekolahku,tak lupa membicarakan "si Ahmad",kakakku.

❤️❤️❤️

Penerbangan pagi kali ini tidak langsung tiba di kota dimana kakek dan nenek tinggal,aku tiba di kota Semarang,dan aku baru mengetahui jika bandara ini baru saja dibangun,pantas saja bandara ini masih kinclong.

langsung saja disambut oleh kakek dan nenek yang lebih sering dipanggil oleh kami "Mbah Kakung dan Mbah Uti".

"Walah...kok kamu tambah ayu aja..." Mbah Uti memelukku.

"Nggak kok...aku kan nggak suka perawatan" Aku membalas pelukannya,tak lupa menyalimi tangan Mbah Uti dan Mbah Kakung.

"Tapi tambah putih loh"

Aku hanya tersenyum menanggapi,kenyataanya selama ini aku hanya menggunakan sabun pencuci muka dan body lotion itupun sangat jarang digunakan,karena menurutku itu hanya membuang buang waktu,entah kenapa aku tak tertarik dengan perawatan dan lain lainnya itu,jangankan disuruh pakai makeup,pakai bedak buat muka saja aku tidak suka.

"Ayahmu mana?" Tanya Mbah Kakung menghampiri

"Masih di dalam,nungguin barang barang,tadi aku disuruh kesini duluan"

Tak beberapa lama Ayah datang mendorong troli,menyalimii kedua tangan orang tuanya,sambil menanyai kabar.

"Mau pulang atau jalan jalan dulu?" Tanya Ayah

"Jalan jalan aja..jarang jarang ke kota Semarang" kataku

"Emangnya nggak capek?"

Aku menggeleng,"Nggak apa apa kok"

"Ya udah jalan jalan dulu,pulangnya pas sore"

❤️❤️❤️

Seharian aku jalan jalan di Semarang.

Malam ini aku sedang duduk memeluk bantal menghadap televisi,bagaimana pun benda berbentuk balok yang satu ini tak pernah hadir di rumahku,dan aku hanya bisa menikmatinya jika berada di sini

"Katanya mau dipondokin kayak kakaknya?" Tanya Mbah Kakung sambil meminum tehnya,berhadapan dengan Ayah yang sibuk mengotak ngantik laptopnya

"Iya...biar nggak repot jemputnya"

"Kalau pulang nanti gimana?"

"Yah kalau aku nggak bisa jemput..terpaksa pulang cuma berdua mereka"

"Kasihan banget"

"Nggak masalah,mereka kan dah SMA"

"Kalau liburan mereka ke sini aja.."

"Insyaallah sebulan sekali boleh pulang..."

Aku diam diam mendengarkan mereka berbincang.

Sebenarnya aku yang menyarankan untuk kembali tinggal di pondok,menurutku pergaulan sudah berubah agak drastis,dan di pondok itulah aku banyak mengenal pergaulan yang berbeda dari sekolah sekolah luar,apa yang berbeda? Entahlah...lebih menyenangkan kurasa.

Jika ditanya orang orang,pondok lagi?

Tak masalah,di pondok kembali aku mempelajari ilmu agama lebih dalam,tak lupa mengejar hal hal duniawi,namun lebih dalam agama.Dan calon pondokku ini hanya memiliki satu jurusan,yaitu IPS,karena pelajaran agama disana sudah berbagai macam kalau kata kakakku sih..pelajaran kelas 1 SMA sudah mencapai belasan dan terus meningkat menjadi dua puluhan,memikirkannya saja sudah membuat kepala berdenyut,membuatku sedikit "menyesal" disekolahkan disana,tapi setidaknya "calon" sekolahku ini punya program 1 tahun dantidak langsung menduduki bangku SMA di pondok bagi para siswa yang mendaftar pondok dari SMP luar.

Apa itu?

Kelas persiapan...atau disebut dengan "I'dad Lughowi"

❤️❤️❤️

Untuk para pembaca!

Minta vote dan comentnya ya...😘😘

Aku dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang