Bu ketua

54 16 9
                                    

Ku ingat saat hari ketiga MOS.Dimana hari itu adalah hari pembagian kelas dan buku.Dan di hari itulah aku mengambil keputusan yang aneh.

Keputusan apa itu?

Menjadi pemimpin kecil.

Aku melangkah menuju kelasku di lantai dua,tepatnya kelas IL B.

"Wah..ini kelas kita" Azizah meletakkan buku di atas meja

"Masa kita mau bawa buku ini kemana mana" Bila menurunkan satu kursi di belakangku,lalu menyandarkan tubuhnya.

"Hehehe,lah kan kita disuruh kumpul disini"

"Hah..kok masih sepi"

Aku menurunkan kursi,melirik ke arah mereka

"Sabar aja"

Beberapa menit kemudian,kelas mulai ramai,beberapa anak tampak sudah akrab dengan teman teman barunya.Namun seketika kelas kembali sepi setelah seorang wanita masuk ke kelas.

"Assalamu'alaikum" Wanita itu mulai melangkah masuk dan duduk di kursi guru.

"Waalaikumussalaam.." semua mata memandangnya,tentu kami sudah bisa menembak siapa wanita ini.

"Saya calon ustadzah wali kelas kalian..nama ustadzah,ustadzah Siti" Ia mulai memperkenalkan diri.

Aku menatap wajahnya "Sepertinya tidak asing" aku berpikir sejenak "Dimana aku pernah bertemu ya?"

"Ah! Aku ingat dia yang memanduku saat pendaftaran"

"Nah hari ini kita akan memilih ketua kelas"

Kelas mulai ramai,aku hanya diam "Jadi ketua kelas ya..menarik nih kayaknya,manalah aku punya hutang jadi ketua kelas sama Khansa pas SMP,haduh.." Aku meletakkan kepalaku diatas meja.

"Niya mau jadi ketua?" Tanya Bila di belakangku.

"Mau sih..cuma.." aku memperhatikan sekeliling "Kayaknya enggak enak kalau nggak di voting langsung,kalau ada yang nggak setuju gimana?"

"Udah..ajuin aja"

"Biasanya juga nggak ada yang mau ngajuin duluan" lanjutnya

"Kamu aja deh" Aku membalikkan tubuh

"Oh..makasih,beban hidupku sudah terlalu berat"

Aku tampak berpikir sejenak, "Apa aku harus bayar hutang ini ya.."

Ustadzah Siti kembali tersenyum,memperhatikan kelasnya yang masih ribut memilih milih,namun belum ada yang berani mengajukan diri.

"Jadi siapa yang mau?"

Spontan aku mengacungkan tangan.

"Eh..kok PD amat sih" aku kembali menurunkan tangan,malu adalah kata pertama yang muncul di kepalaku.

"Wah..siapa namanya?"

"Eh..ehm..Niya ustadzah..."

"Niya mau jadi ketua,kalau gitu siapa yang mau jadi wakilnya Niya?" Tanya Ustadzah Siti

Satu tangan kembali terangkat di barisan belakang,aku memutar tubuh melihat pemilik tangan.

Seorang gadis dengan kulit putih tersenyum

"Saya mau bantuin ajuin wakil aja ustadzah" gadis itu menunjuk gadis di sampingnya

Gadis yang ditunjuknya memasang muka "Kok aku sih"

"Ini ustadzah..namanya Nur,katanya mau jadi wakil"

"Iya ustadzah.." gadis yang di depan mereka kedua menambahkan

Aku dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang