Kecepatan malam ini stabil,
tidak tahu dengan pagi
Melintasi tiap jejak roda,
coba lepas nalar yang tak ingin dikendali
Lambat, dan hanya berjumpa dengan kesal
Kesal, hanya karena bekas bayang bermunculLagi, dan lagi
bermain dengan angan merinduLagi, dan lagi
terlewati oleh alur bisuBesok bagaimana lagi?
Mungkin malam,
kembali seperti ini
––fira
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-Abu
PuisiAku ingin pulang ke sana dengan mata angin yang berbeda, membawa rasa lama yang tetap berkelana. Tenang saja, sudah kutitip surat pada kotak besi di kamarmu. Balas, jika kau mau.