part 5

39 5 14
                                    


"Aku masih bisa mencintaimu dalam diam ku, dengan cukup menyebut nama mu dalam doa ku nin" (Naufal)

.........,,,........

Hari ini aku dan Raka pergi bersama ya kami jalan jalan layak nya orang pacaran, aku dan Raka mendatangi taman hiburan, banyak permainan yang kami mainkan lebih tepat nya Raka yang memainkan dan mengajak ku untuk terus mendukung nya, pasti bayangan kalian saat ini seperti bocah bukan tapi ntah kenapa hati ku menyukai tingkah nya.

Sudah cukup puas kami bermain, rasanya lelah saat ini aku sangat ingin minum jus alpukat dengan susu coklat aaaa hanya membayangkan saja sudah membuat ku merasa sangat kehausan.

Aku dan Raka duduk di salah satu tempat tidak tau dimana karna tepatnya saat ini aku tidak bisa melihat, aku hanya mengikuti langkahnya membawa ku.

"Nin, nih buat lu" ucap Raka yang langsung memberikan sebotol yang terasa dingin.

"Apaan nih? Lu gak racunin gua kan? Atau lu emang udah niat?" bukan berterimakasih aku malah terus memberi tudingan kepada Raka.

"Aelah bawel, itu jus alpukat dan iya gua mau racunin lu, puas!" jengkel Raka yang terus di tuding oleh ku.

"Gila lu ya!" teriak ku spontan.

"Ya lu yang gila Maemunah binti Romli! Mana mungkin gua mau racunin lu elah, udah minum buru pingsan dehidrasi lu nanti" Omel Raka

"Ya udah sans ae gak usah ngegas bambang" balas ku pada Raka.

"Njeh Ndoro putri" kata Raka lembut.

"Lu ngomong apaan? Ngatain gua ya?" Curigaku pada Raka karna aku sama sekali tidak mengerti bahasa jawa.

"Serah ah Nin!" jawab Raka frustasi.

Aku terus meminum jus alpukat yang Raka berikan, sembari sesekali tersenyum saat mengingat tingkahnya, dan bagaimana ia bisa tau jika aku sangat ingin jus alpukat, apa dia seorang dukun, waahh fikiran ku mulai ngelantur.

Setelah kami beristirahat dengan menghabiskan jus yang kami punya masing masing, Raka kembali mengajak ku ke satu tempat permainan panah.

"Nin suka boneka apa?" Tanya Raka saat berhenti tepat di depan tempat permainan.

"Gua suka doraemon" jawab ku singkat.

"Kenapa?" tanya nya lagi.

"Ya suka aja, gua juga punya harapan, walaupun gua gak bisa liat tapi gua sering denger kalo doraemon itu bisa kabulin apa aja" jawab ku dengan sedikit sendu. "dan harapan gua kalo gua punya doraemon, gua pngen bisa liat orang yang sayang sama gua, yang ada buat gua" lanjut ku.

"Termasuk gua?" tanya Raka seketika.

Pertanyaan Raka seketika membuat keadaan menjadi hening rasanya aneh.

Aku terdiam seribu kata setelah mendengar pertanyaan Raka pada ku, ntah aku tidak bisa menjawab apapun saat ini.

"Udah gak perlu seserius itu juga kali Nin" selanya memecahkan keheningan.

Aku masih terdiam dan Raka mulai bermain, ntah apa yang akan ia lakukan.

.
.
Jika disitu Anin dan Raka sedang bersenang senang maka lain halnya dengan Naufal disini.
Ia begitu marah, jengkel, rasanya ia ingin sekali menyusul mereka berdua, namun Naufal tidak seegois itu, dia akan berfikir dua kali sebelum bertindak.

Hari mulai gelap namun batang hidung Anin belom juga terlihat, akhirnya Naufal memutuskan untuk menunggu Anin denga duduk di tangga depan.

"Lu dimana sih Nin, bikin gua khawatir, jam segini belom juga pulang". monolog Naufal.

Garis JINGGA tanpa SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang