Part7

12 3 0
                                    

"Apa gua hanya sekedar sahabat buat elu Nin, Apa kita sama sekali tidak bisa lebih dari kata sahabat" _Naufal Nugraha

*****

Hari ini aku di bangunkan oleh alarm yang begitu indah, bukan dari jam atau hp ku tapi suara pria yang saat ini aku cintai.
Raka datang begitu pagi hanya untuk mengajak ku jalan jalan, Bukankah indah untuk insan yang sedang kasmaran, ini benar benar membuat ku lupa seolah aku tidak puunya luka.

Kami berjalan mengelilingi taman, mengikuti kemana langkah kaki di bawa, membicarakan hal hal kecil yang dapat membuat kesan tersendiri.

"Ngomong ngomong lu tadi bangun jam berapa Ka, kok pagi bener udah teriak teriak drumah orang" kata ku sambil terus di tertawa kecil.

"Tau gak gua gak tidur semalam cuma takut kesiangan nanti" jawab Raka yang di ikuti dengan tawa malunya.

"Tapi lu udah mandi belom nih?" tanya ku dengan nada meledek.

"Yeehhh gak nyium nih wangi" teriak Raka yang langsung menghimpit kepala ku yang di ikuti dengan gelak tawa kami.

Autor pov

Mereka terus berjalan santai menikmati hangat nya mentari pagi.

"Nin, awas!" teriak Raka yang langsung menarik Anin dalam pelukannya.

"Woy hati hati dong lo bawa sepeda" teriak Raka lagi kepada pemilik sepeda yang mau menabrak Anin.

Masih di peluknya Anin dengan erat seolah ia tidak akan melepaskan nya kembali.

"Nyaman tuhan" tutur Anin dalan hati.

Setelah beberapa detik akhirnya Raka menyadari bahwa ia masih memeluk erat Anin.
Bukan di lepas justru Raka kembali mengeeratkan dekapannya.

"Lu gak papa kan Nin?" tanya Raka dengan penuh ke khwatiran.

"Gua gak papa kok Rak, makasih ya udah nolongin gua" jawab Anin.

"Gua bakalan selalu jagain dan lindungi lu Nin" ucap Raka yang tanpa sadar mengecup kening Anin.

Tanpa ada yang tau dan tanpa di sadari, di ujung jalan seorang pria yang selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Anin melihat apa yang ada di hadapannya saat ini.

Naufal sakit, bukan raga tapi hati, ia selalu berusaha mengikhlaskan namun semakin ia mencoba semakin ia tidak bisa.

Naufal pov

Gua emang bodoh Nin, bodoh banget, buat apa si gua berjuang sedangkan lu udah bahagia tanpa ingat gua, Nin gak bisa rah lu sadari sedikit aja perasaan gua ke lu.

Gua syang Nin sama lu, gua cinta sama lu.

"Tuhan kenapa? Kenapa harus aku?" teriak Naufal sembari mengacak rambut frustasi.

Autor pov

Tidak terasa hari semakin terik, Raka dan Anin memilih mengakhiri perjalanannya.
Matahari semakin panas bukan lagi hangat.

"Nin mau es cream gak?" tanya Raka pada Anin.

"Mau banget yang coklat ya" jawab Anin antusias.

Garis JINGGA tanpa SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang