Satu jam berlalu dan aku belajar dengan tenang. Suasana yang hening membuat mood belajarku semakin bagus. Memang sih, banyak yang gak terlalu memperhatikan bu Mega dalam menerangkan materi. Tapi, setidaknya mereka gak buat kelas gaduh. Suara derap kaki yang saling bersahutan membuat fokusku dan seisi kelas teralihkan pada objek tersebut.
Mataku mengerjab saat melihat ia dengan santai melewati bu Mega yang sedang mengajar. Apa gak takut ya? Gak punya sopan santun.
"Minggir lo!" sentaknya yang reflek membuat aku terperanjat kaget.
"Maksudnya?" tanyaku tak paham.
Minggir? Minggir kemana? Ini tempat duduk aku kan?
"Dasar lola!"
"Hah?"
Tiba-tiba ia menarik paksa tanganku yang membuat aku langsung berdiri. Dan dengan santai ia segera duduk di bangku sebelah yang aku kira bangku kosong. Apa aku akan duduk bersama dia selama satu tahun ini? Semoga saja tidak.
"Al, maju kamu sini!" perintah bu Mega dengan wajah yang sudah memerah. Ugh, seram banget mukanya. Aku aja takut, masa cowok yang aku tahu bernama Al ini santai banget sih.
"Bu, baru juga duduk masa disuruh berdiri lagi sih," dengus Al malas.
"Kamu itu tidak ada sopan-sopannya. Kamu tidak menghormati guru yang ada didepan hah!"
Al mengangkat tangannya membentuk sebuah hormat sembari berdiri.
"Nih bu, hormat kan."
"Al," geram bu Mega yang kini sudah mulai berjalan ke arah bangku kami. Lebih tepatnya ke tempat Al berdiri yang berada disebelah ku.
"Yaelah Bu, sensian amat, ntar cepat tua lho."
Ini Al berani banget elah. Mana tangannya nunjuk bu Mega dengan alis yang naik turun serta tatapan yang menggoda lagi.
Terpaksa aku harus menyingkir sejenak untuk memberi jalan pada bu Mega menuju Al. Ya, Al duduk didekat jendela, sedangkan aku disampingnya.
Baru saja aku berdiri tangan Al dengan cepat menangkup bahuku dan bersembunyi dibalik punggung kecilku. Aku melotot kaget saat wajahku dan bu Mega hanya terpaut beberapa senti. Serem banget sumpah. Mana matanya melotot lagi. Hadeuh.
Dan aku semakin melotot saat tanganku akan ditarik oleh bu Mega. Bukan itu yang buat aku melotot. Tapi, sebuah pelukan yang berasal dari belakangku lah yang membuat aku kaget. Bukan cuman aku, tapi seisi kelas juga sama kagetnya.
Dorongan dari belakangku membuat kami semua tersadar.
"Lo ngapain sih berdiri didepan gue!" ujarnya setelah mendorong ku kesamping.
"Kok aku sih, kan kamu yang narik aku tadi. Aku kan tadi udah nyingkir," balasku tak terima dengan tuduhannya. Enak aja yang salah siapa yang marah siapa.
"Halan bacot banget sih lo, pasti lo senang kan udah gue peluk? Lo kan... udah sering digituin sama banyak cowok bahkan mungkin lebih, iya kan?" tuduh Al tanpa menyaring kalimatnya dulu.
Aku mati-matian agar tidak menangis sekarang. Kita baru kenal satu jam aja gak nyampe dan dia sudah nyimpulin tentang aku yang gak benar kayak gitu.
"Al, bahkan kita baru ketemu, baru kenal, bukan, kita bahkan belum kenalan. Dan kamu, sudah nyimpulin tentang aku kayak gitu?"
Pengen sih aku nampar dia, tapi tuh aku terlalu takut. Takut lebih, maksudnya nonjok dia. Kan gak mungkin kayak gitu. Yang ada haters aku tambah banyak. Ini aja aku udah berusaha nahan tangan aku biar gak melayang ke wajah Al yang sialnya ganteng.
"Pengen banget ya kenalan sama gue?" cetus Al dengan gaya pongahnya.
"Sudah, sudah, Al kamu sekarang maju kedepan dan Rain kembali duduk," terang bu Mega.
"Lho, bu. Gak mau ah, apa-apaan, masa belum lagi duduk tapi udah disuruh berdiri lagi," protes Al yang merasa tak terima.
"Al, apa perlu ibu seret kamu," ancam bu Mega.
Kenapa coba harus gak terima. Ini kan juga salah dia yang bikin rusuh kayak gini. Jam pelajaran jadi terbuang sia-sia. Mungkin bagi murid yang malas belajar seperti Al akan merasa senang karena jam pelajaran sedikit berkurang. Tapi, Aku akan merasa rugi jika waktu belajar itu berkurang hanya untuk hal yang tak berfaedah.
Waktu tidak akan pernah terulang. Walau hanya semenit. Dan penyesalan tidak akan pernah berarti. Jika, waktu yang akan datang tidak digunakan dengan sebaik-baiknya.
"Minggir lo kuman," sentak Al saat melewatiku.
Huft, untung sabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainha Asyifa
Подростковая литература"Aku yakin sebenarnya orang-orang yang membenciku saat ini akan menjadi orang-orang yang paling menyayangiku suatu saat nanti." -Rainha Asyifa "Tidak ada alasan untuk membencimu." ...