00 || Prolog

21 1 1
                                    

Warning !! Typo bertebaran
Happy reading !
°°°

Sebuah ruangan dengan cahaya remang itu kini dipenuhi oleh bau anyir yang sangat menyengat. Lantai yang berwarna gading itu pun telah berbubah menjadi berwarna merah segar. Bahkan beberapa bagian sudah ada darah yang mengering.

Seorang laki-laki menutup kembai pisau lipat kesayangannya. Kemudian menyimpan di saku celana. Ia menyeringai senang ketika melihat belasan tubuh telah merenggang nyawa di hadapannya. Tentu saja dengan bentuk yang sudah tak karuan.

Gelak tawa jahat pun keluar dari mulutnya. Menertawakan nasib orang-orang yang menjadi korban pisau kecilnya. Akhirnya hasratnya bisa terpenuhi setelah memahan diri selama dua pekan lamanya.

Ia melangkah keluar dari ruangan tersebut. Membiarkan kakinya menginjak ataupun menendang sisa-sisa mayat yang tergeletak menghalangi jalannya. Tangannya pun memberi instruksi kepada beberapa orang yang berjaga untuk segera membereskan mayat-mayat tersebut.

Laki-laki itu memasuki ruangan lain yang cukup jauh dari ruangan sebelumnya. Bisa dibilang sebagai ruang kerja rahasianya. Terdapat papan berukuran besar yang terpasang di dinding ruangan. Di papan tersebut ada beberapa tumpukan kertas dan foto yang dicoret dengan spidol merah.

Tangannya melepas foto dengan coretan merah tersebut. Bertanda bahwa ia sudah menghabiskan nyawa yang ada di foto itu.

Kini siapa yang akan menjadi target selanjutnya ia belum tahu.

"Who's next ?"

°°°

Seorang gadis tengah sibuk meninju sasak sekuat tenaga. Tangannya yang berbalut sarung tinju itu terus menyerang sasak dengan membabi buta. Tak peduli dengan peluh yang sudah membanjiri tubuhnya. Bahkan tanktop yang biasa ia pakai untuk olahraga pun sudah basah oleh keringatnya.

Hari sudah larut. Tapi ia belum ingin berhenti. Ia ingin kembali menyalurkan amarah yang meluap-luap di kepalanya yang sudah ia tahan sejak kemarin.

Gadis itu mengambil botol air yang sudah ia siapkan sebelumnya dan meneguknya kasar. Bahkan beberapa tetes air pun keluar dari mulutnya. Namun ia tidak mempedulikan hal itu. Ia harus segera menuntaskan emosinya saat ini juga.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 01.30 baru lah gadis itu menghentikkan kegiatannya. Ia melepas sarung tinju yang ia pakai dan melemparnya asal ke lantai. Ia segera meninggalkan ruangan itu dan memilih untuk segera membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Setelah 20 menit, ia keluar dengan dari kamar mandi dengan balutan  hotpants putih dan kaos lengan pendek berwarna senada. Ia segera merebahkan tubuhya di atas ranjang queen size nya. Matanya terpejam sebentar. Ia merasa sangat lelah sekarang.

Belum sempat ia terlelap, sebuah notifikasi masuk ke dalam hpnya. Ia pun meraih hpnya yang ia letakkan di atas nakas dan membaca pesan tersebut.

"Masalah lagi? Sial !" gerutunya.

Siapapun itu siap-siapa saja berurusan denganku

°°°

Bloody gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang