•Chandra Arion•

14 13 2
                                    

-••𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝑴𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂!





Chapter 3 : Chandra Arion

Aku tidak bisa berkata apa-apa, bahkan untuk menahan Gilang, supaya dia tidak pergi meninggalkan ku. Bahkan Gilang juga tidak peduli dengan tangisanku. Dia meninggalkan aku sendiri. Aku berpikir, walaupun dia hanya menjadikan aku pelarian apakah selama kami menjalin hubungan apakah dia tidak memiliki rasa terhadapku? Setidaknya sedikit saja. Aku masih menangis di halte sepi itu dengan hujan yang sangat deras. Seperti nya hujan tau kalau ada seseorang yang baru saja di sakiti dan dia juga merasakan rasa sakit hati itu.

Friska melempar tas nya begitu saja ke atas meja begitu saja ketika kami sudah ke dalam kelas XII IPS 4 dan menghempaskan pantatnya di kursi dengan wajah kesalnya. Aku rasa dia masih sangat kesal mengingat kejadian tadi. Aku paham dengan sifat Friska ini. Kalau dia sedang marah, dia tidak ingin disinggung dengan penyebab kemarahan nya.

Aku ikut duduk disamping Friska dan memejamkan mataku. Kejadian tadi terbesit begitu saja di pikiranku. Dimana cowok itu merangkul pinggang Danita, seolah-olah takut kekasih nya akan terluka oleh Friska juga retina hitam yang teduh itu menatapnya dengan tatapan khawatirnya, ah, serta tatapan memujanya itu. Sikapnya tadi sangat terlihat kalau dia sangat menjaganya, melindunginya.

Aku rasa dia benar-benar tidak pernah mencintai ku walaupun kami pernah menjalin hubungan. Tapi aku berpikir, apa benar dia hanya menjadikan ku pelarian saja? Perasaan tidak terima itu terus muncul ketika Danita awalnya menolak perasaan Gilang karena dia lebih memilih Haris. Setelah mereka putus, Danita datang pada Gilang dan dengan senang hati Gilang menyambutnya karena pada awalnya memang Gilang duluan yang menyukai nya jadi dia bersyukur akhirnya perasaan dia terhadap Danita terbalaskan. Bagaimana dengan aku? Tentu saja dia meninggalkan aku demi berada di sisinya Danita.

Hah, sudah berapa kali aku menghela napas hari ini? Aku rasa cukup banyak mengingat banyak masalah di pikiranku. Kulirik Friska yang sedang sibuk mengipas-ngipaskan wajahnya dengan buku. Seperti nya perdebatan tadi benar-benar menguras tenaga nya hingga membuat Friska berkeringat.

Maaf, Ka.

Kalimat itu selalu aku ucapkan berulang-ulang kali di dalam hati. Setiap Danita mencari masalah denganku pasti ujung-ujung nya Friska ikut terseret yang notaben nya tidak mengetahui apa-apa, tapi selama dia selalu berdebat dengan Danita, Friska tidak pernah bertanya alasan kenapa Danita selalu mencari masalah denganku. Aku rasa Friska cukup mengerti keadaanku yang membutuhkan waktu untuk menceritakan padanya di waktu yang tepat.

Walaupun aku ingin memberitau nya, tetap saja aku masih sungkan karena takut membebankan Friska dengan masalah pribadiku. Aku sudah cukup senang Friska mau menjadi temanku. Temanku satu-satunya di SMA Rajawali. Teman satu-satunya? Ya, saat awal masuk SMA aku satu sekolah lagi dengan Danita dan Andhra. Disitu aku berpikir kehidupanku pasti akan menjadi menyenangkan tanpa adanya pasangan kekasih itu, tetapi justru sebaliknya, kehidupan di masa SMP yang kelam kembali terulang.

Dimana saat awal masuk SMA, Danita menyebarkan berita yang tidak benar tentang diriku.

" Asal kalian tau, Aileen itu penyakitan. Temen deketnya dulu pas SMP namanya Ghia. Dia ketularan, terus sampe harus di rawat di rumah sakit luar negeri "

Semenjak berita itu menyebar, semua orang langsung menjauhi ku karena langsung percaya dengan berita hoax itu tanpa ingin mengetahui kebenarannya. Aku hanya diam saat orang-orang mulai membicarakan aku. Karena sejak awal aku tau ini pasti akan terjadi. Dan pelakunya tidak lain lagi selain Danita yang memang tidak menyukai ku. Aku rasa dia melakukan ini agar Gilang tidak kembali kepadaku, karena aku yakin dia sadar kalau dia telah merebut Gilang dariku.

Chandra or GilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang