•Apakah ini yang dinamakan hukum karma?•

8 12 3
                                    

-••𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝑴𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂!





Chapter 6 : Apakah ini yang dinamakan hukum karma?

Aku sudah berusaha untuk melupakan nya. Tapi sangat sulit. Karena dia cinta pertamaku. Darinya aku tau rasa rindu, cinta, dan juga luka. Gilang mengajariku semuanya.

Semenjak kejadian kemarin, aku selalu was was karena takut tiba-tiba bertemu dengan Gilang. Apalagi kalau aku ingin kekelas, 'kan aku harus melewati kelasnya Gilang dahulu dan itu membuat kewaspadaan ku meningkat.

Melihat wajah Gilang mengingatkan ku pada diriku yang tolol. Pernah memohon-mohon pada Gilang agar ia tidak meninggalkan diriku dan meminta Danita melepaskan Gilang. Hah, cinta sering kali membuatku melakukan hal bodoh dalam hidupku.

Sekarang aku berangkat ke sekolah sedikit lebih siang, supaya sampai sekolah bisa berbarengan dengan Friska yang doyan sekali berangkat telat. Tapi itu juga keberuntunganku. Dengan begitu, Gilang tidak akan menatap ku dengan pandangan anehnya seperti kemarin.

Selain itu, sejak kejadian kemarin Gilang seperti berusaha mendekatiku. Tentu saja itu membuat hatiku ketar ketir, bagaimana kalau dia ingin melukaiku lagi? Dan karena itulah yang membuatku harus menjaga jarak darinya.

Sebenarnya, aku juga ingin menjaga jarak dengan Chandra. Setidaknya mengurangi pertemuan kami. Terlebih lagi kalau kami sedang latihan bersama dengan anggota band kami, jadi sering ketemu. Alasanya simple, aku masih khawatir untuk jatuh cinta lagi, karena kejadian yang aku alami dengan Gilang itu yang membuat ku takut untuk jatuh cinta lagi. Tapi, semakin aku menghindar, justru Chandra semakin sering muncul.

Nasibku seperti nya sedang buruk.

Seperti sore ini. Aku yang sedang mencoba mengcover lagu dengan buatan nadaku sendiri kini terganggu dengan bunyi telepon. Aku menatap layarnya. Chandra. Ada perasaan ogah untuk mengangkat nya. Tapi hati dan tangaku berkata lain. Aku menjawab panggilan nya.

" Halo "

" Yo, halo, Leen! " suara Chandra terdengar sangat ceria. Pasti ada apa-apanya nih.

" Kenapa, Dra? "

" Bisa temenin gue gak? "

" Kemana? "

" Pelaminan juga boleh, Leen. Gue siap banget malah "

" Ish, serius " aduhh, aku jadi salting begini sih.

" Kita ke tempat toko alat musik langganan kita, yuk? Mau gak? "

" Sekarang? "

" Tahun depan "  jawab Chandra cepat. " Ya sekarang, Aileen. Masa tahun depan, nanti kita nya keburu tunangan "

Aduhh Chandra jangan bikin gue salting mulu dong, hati gue dari tadi cenat cenut ini.

" Ish, tapi ini udah sore. Udah jam empat, terlalu mepet. Belum lagi lu dari rumah lo kesini kan-- "

" Gue udah di depan rumah lo " Chandra memotong ucapanku.

Kenapa cowok ini selalu saja bergerak lebih cepat? Aku buru-buru lari ke jendela yang mengarahkan ke jalan depan rumah. Chandra benar-benar sudah ada di depan pintu pagar dengan motornya.

Huh, kalau sudah begini aku sudah tidak bisa menolak lagi.

" Ya udah, gue ganti baju dulu " ucapku pasrah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chandra or GilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang