•Ragu•

13 12 2
                                    

-••𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝑴𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂!





Chapter 4 : Ragu

Sepertinya aku tidak bisa menjamin hari-hari ku akan tetap tenang seperti hari-hari sebelumnya. Kesulitanku akan dimulai hari ini dan seterusnya.

" Leen! Kayaknya si Chandra suka sama lo deh " ucapan Friska membuatku berhenti merapihkan peralatan rekaman.

Kulirik Friska yang sedang tiduran di kasurku sambil memainkan ponselnya. Ah, iya, Friska ada disini untuk melihat proses rekaman diriku. Katanya sih dia penasaran pas di rekam itu harus ngapain aja.

" Maksud lo? " tanyaku pura-pura tidak mengerti maksud dari Friska. Aku melanjutkan merapihkan peralatan rekaman tanpa menghiraukan tatapan kesal Friska.

" Omg! Gak usah pura-pura sok gak tau deh lo, masa lo gak sadar sih kalau Chandra secara jelas ngasih sinyal cinta ke lo "

" Sinyal cinta? Sinyal paketan kali, ah " candaku.

" Sabar aja gue punga temen kayak gini, emang lo gak perhatiin waktu Chandra ada di deket lo? Mukanya keliatan banget berseri-seri, terus tatapan nya juga memuja lo banget seakan gak mau lepas tatapan nya dari lo barang sedetik pun " jelas Friska sambil meremas bantal tidurku.

Yang di katakan Friska itu benar. Benar banget malah. Tapi aku memilih untuk diam. Karena aku takut kejadian aku bersama Andhra terulang lagi.

" Ah, masa sih, Ka? Gak mungkin ah, masa orang kayak Chandra yang ganteng nya kayak pangeran suka sama gue yang udah mirip pelayan kerajaan " ucapku sambil tertawa kecil.

" Apanya yang gak mungkin sih, Leen, lo itu cantik, banget malahan. Cuma orang-orang belum pada sadar kalau lo itu cantik " aku hanya tersenyum kecil mendengar penuturan Friska.

" Ah, Masa sih? Cantik dari mana nya coba? " aku ingin memancing kekesalan Friska, karena kalau dia sedang kesal itu wajahnya sangat menggemaskan.

" Ish! Lo emang gak pernah perhatiin diri lo sendiri ya? Bulu mata lo lentik, alis lo tebel terus udah kayak kebentuk, hidung lo mancung, bibir lo tipis terus merah alami, terus bentuk wajah lo juga terbentuk sempurna, apalagi body lo kebentuk dengan baik dan lo juga putih, ya pasti lah si Chandra kepincut sama lo " ucap Friska penuh energi.

Aku terkekeh mendengar penuturan Friska yang terdengar lucu layaknya anak yang tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya. Sifat Friska sangat cocok dengan namanya. Gadis penuh energi. Untuk arti nama belakang nya Himeka, juga cocok dengan karakter Friska. Sorot mata yang bercahaya. Ya, setiap aku menatap Friska, matanya itu seolah memancarkan cahaya nya, aku rasa itu karena dia gadis yang penuh energi.

" Marsha " panggil Friska.

Kalau Friska sudah memanggil nama belakang ku sudah waktunya aku serius. Tandanya dia benar-benar tidak ingin aku bercanda.

" Ya? " sahutku pendek.

" Lo emang beneran gak ngerasa kalau Chandra itu secara terang-terangan bilang suka ama lo? Walaupun gak ngomong langsung tapi dari perlakuannya " ucap Friska serius.

Aku hanya bisa menelan ludahku gugup. Sebenarnya aku ingin sekali berteriak tau di depan wajah Friska. Tapi, bayang-bayang dimana Gilang meninggalkan ku masih menghantui pikiranku.

" Kayaknya biasa aja deh " ucapku seadanya.

" Ampun deh gue ama lo! " Friska merengut " Gue rasa ini efek dari jomblo menahun lo "

" Bisa jadi " jawabku singkat.

Friska hanya tertawa mendengar jawabanku. Syukurlah. Dia sudah tidak seserius tadi. Sangat merepotkan saat Friska mengintrogasi  dalam keadaan serius.

Uhh..., Sebenarnya aku ingin sekali menceritakan semuanya pada Friska. Tapi, aku tidak berani. Aku juga tidak ingin mengorek luka lama yang sudah aku pendam sangat lama karena aku masih belum siap untuk mengatakan nya. Akan sangat menyakitkan jika aku mengingatnya. Aku akan menceritakan pada Friska saat aku benar-benar sudah yakin.

" Berapa banyak cowok yang minta nomer ponsel lo sejak video cover lagu Shallow milik lo terkenal? " Friska mulai memasang wajah seriusnya.

" Banyak banget, Ka. Gak sanggup gue itungin satu-satu, lagi pula kalau cuma minta nomer ponsel itu juga wajar kok " sanggaku.

Friska cemberut mendengar ucapanku. " Lo ngerasain gak perlakuan Chandra sama cowok lain ke lo? Rasanya bedakan? Kalau Chandra pasti merlakuin lo kayak barang berharga " ucap Friska yang masih belum menyerah.

" Gak tuh, sama aja. Paling ngedeketin cuma buat popularitas doang " ucapku sambil mengedikkan bahu.

" Ihh, tapi perlakuan Chandra sama lo itu beda, Leen " Friska masih tetap pada pendiriannya.

Aku hanya mengedikkan bahu acuh mendengar penuturan Friska.

" Oh, iya! " Friska berteriak. " Heh, dengerin, pas ulang tahun lo yang ke-17 bulan lalu, siapa yang ngasih coklat sama bunga mawar selain Chandra? " mata Friska langsung berbinar-binar.

" Ada kok " ucapku sambil menyeringai.

" Hah?! Siapa?! " Friska melotot mendengar ucapanku. Aku yakin pasti Friska mengira hanya Chandra yang memberiku coklat dan bunga mawar.

" Defa. Ketua kelas kita, tapi dia nggak ngasih gue bunga, dia cuma ngasih gue coklat " jelasku.

Friska menggeram kesal. " Nah, gue inget! " ucap Friska lantang. " Sehabis ngasih hadiah, apa ada cowok lain yang ngajak lo makan berdua pas pulang sekolah? Heh! " ejek Friska.

" Eh, siapa ya? " aku langsung gugup.

" Gak ada 'kan? Emang enggak. Itu salah satu bukti terkuat kalau Chandra itu suka sama lo " putus Friska.

Uhh..., Sebenarnya aku juga sudah tau kalau perlakuan Chandra kepadaku lebih istimewa dibanding cowok lain di sekolahku. Tapi aku menyagganya karena aku tidak mau kepedean duluan dan kalau itu benar aku juga masih ragu. Yang membuatku merasa ragu, Chandra datang disaat aku mulai populer, sebelum populer Chandra tidak pernah muncul dikehidupanku. Aku merasa Chandra main-main dengan perasaan ku. Begitu dia bosan, dia langsung meninggalkan ku. Sama seperti Gilang. Itulah alasan aku ragu, sebenarnya masih banyak lagi sih.

" Eh, Leen, kalau Chandra nembak lo, lo bakal jawab apa? " tanya Friska dengan wajah antusias. Pertanyaan Friska membuatku salah tingkah.

" Gue jawab, maaf Dra, gue gak bisa, soalnya lo gak seganteng Shawn Mendes " ucapku sambil menjulurkan lidahku.

" Halu " teriak Friska dan langsung melempar bantal kearahku. Aku pun membalas nya dengan melempar 'kan bantal juga. Mulailah perang bantal.

Di sela-sela perang bantal, aku masih memikirkan Chandra.

Apa bener Chandra tulus sama gue? Dia gak bakal nyakitin gue 'kan?

Aku berpikir begitu karena aku masih mengingat kejadian pahit dimana Gilang yang meninggalkan ku begitu saja. Dan aku itu akan terjadi lagi jika aku bersama Chandra.





TBC

➪︎𝑎𝑦𝑜 𝑣𝑜𝑡𝑒 𝑑𝑎𝑛 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑠𝑢𝑝𝑎𝑦𝑎 𝑗𝑎𝑟𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑢𝑝!

27.05.20

Chandra or GilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang