Pagi ini Nata bersiap untuk berangkat ke Gereja, dia akan melaksanakan ibadah seperti biasa di hari minggu.
"Iya halo nan, aku lagi siap siap nih mau berangkat"
"Iya sayang kamu hati hati berangkatnya, pulangnya aku jemput kaya biasa ya, bye love you." Suara pujaan hati Nata dari sebrang sana.
"Oke, bye Love." Jawab Nata memutus percakapan ditelfonnya tersebut.
Nata pun segera bergegas masuk ke mobil dan berangkat bersama kedua orang tuanya.
"Siapa sayang? Kinan?" Tanya mama Nata setelah berada di dalam mobil.
"Iya ma, nanti aku pulang sama Kinan ya ma seperti biasa hehe."
"Yaudah iyaaa, gak bisa ya kamu sehari gak ketemu Kinan tuh, nempeelll terus." ledek mama Nata.
"Biarin sih ma, kaya mama dulu gak gitu aja sama papa." Kali ini jawaban dari Papa Nata
"Papa seneng kamu sama Kinan, Kinan anak yang baik, sopan, bertanggung jawab, pintar, hmmm tapi..." Papa Nata menggantung percakapannya
"Pa!" Sela mama Nata bermaksud untuk tidak meneruskan percakapan ini
"Tapi... Kinan belum kerja jadi belum bisa nafkahin aku pake uang sendiri kan pah? Hahahaha" Sahut Nata cepat dengan mengalihkan pembicaraan menjadi sebuah candaan.
"Hahahaha I-iyaaa Hahahah" suara tawa yang dipaksakan dari kedua orang tua Nata.
Nata berusaha terlihat baik baik saja dikursi belakang, menatap jalanan yang dilewati mobilnya, pikirannya mulai mengawang, memikirkan hal yang ia pikirkan terakhir kali, dan orang tuanya yang kembali mengingatkannya akan pergulatan batinnya.
Sesampainya di Gejera, Nata berdoa dengan sangat kusyuk.
Air matanya kali ini jatuh dengan cukup deras, merasa hati nya butuh sekali sosok Tuhan saat ini.
Nata bingung.
Yang ia lakukan hanya bisa dengan berkomunikasi dengan -Nya, melalui berdoa dan berharap sebuah jawaban dari segala pertanyaannya.
Harus kemanakah ia?
-
"Haiii manisss, selamat sianggg Hannah Helsaku sayangggg." ucap Kinan sangat antusias menyambut Nata ketika memasuki mobil Kinan."Ihh apasih, baru juga dateng aku udah di gombalin aja." sahut Nata sambil memasang seat belt yang akan ia kenakan.
"Hahaha, ihh kamu jangan marah marah dong, harusnya seneng dong aku sayang sayang"
"Ya seneng sih, tapi gak lebay juga hih"
"Yaudah, kita mau kemana hari ini? Tadi gimana ibadah kamu lancar gak?" Tanya Kinan tiba tiba
Nata diam sejenak.
"Em... Eh Bunda kamu lagi apa? Lagi masak gak? Hehe, eh iya kita ada tugas kan? Yuk kerumah kamu, aku juga kangen Siru." Ajak Nata tiba tiba saja secara beruntun.
"Ah? Eh iyadeh." Menatap Nata bingung
Kinan mulai mengemudikan mobilnya ke arah rumahnya, ia bingung dengan sikap Nata yang tiba tiba saja seperti tadi.
Sepanjang jalan Nata hanya melihat keluar jendela mobil Kinan, saat baru meninggalkan parkiran Gereja tadi Nata langsung menyetel Radio dimobil Kinan dan tidak berbicara sepatah kata apapun.
"Kamu udah makan? Mau beli apa dulu gitu gak buat nyemil ngerjain tugas?" Tanya Kinan tiba tiba membuyarkan lamunan Nata.
"Hah? Oh gausah Kin, pasti Bunda kamu juga masak kan? Gaenak bawa makanan dari luar hehe."

KAMU SEDANG MEMBACA
LAST HOPE | Kino ✖ Shuhua🍂
Teen FictionPada saat hampir garis akhir, baru kali ini aku ingin kembali ke titik awal. Bila mengetahui akhirnya akan seperti ini, aku akan berhenti ditengah jalan. Namun, sekali lagi aku masih berharap, semoga kali ini takdir akan berpihak.