4.

27 4 0
                                    

Empat hari setelah kejadian terakhir kali, Nata pun sejak saat itu memberi jarak pada Kinan.

Biasanya mereka selalu bersama saat ingin berangkat ke kampus, saat masuk ke dalam kelas dan pulang juga bersama, kecuali saat di kampus mereka sering bersama teman masing masing, tapi kali ini berbeda.

Meski mereka di kampus bergaul dengan teman masing masing, saat berpapasan atau terkadang ikut berkumpul bersama teman dari salah satunya, tidak ada agenda menghindar yang terjadi seperti saat ini.

Nata selalu menjauh sejauh mungkin jika ada waktu kosong, atau ketika kelas habis, menarik teman temannya dan menjauh dari sosok Kinan.

Teman teman Kinan pun bingung melihat Kinan yang biasanya datang dan pulang bersama Nata, kini ia bahkan ikut nongkrong dengan teman temannya setelah waktu kelas habis.

"Lu kenapa si bro, murung amat, lagian tumben banget sekarang langsung dateng kesini biasanya nganter tuan putri dulu?" Tanya kawan Kinan bernama Raka memulai percakapan.

Ya memang begitu sampai di tempat tongkrongannya ia hanya berdiam diri, raut wajah yang terlihat cemas bingung, apalagi ia datang bersama tiga temannya dari kampus.

"HAHAHA tuan putri, ngeselin banget lu Ka, lu gatau nih sobat kita yang paling beruntung se-dunia, lagi galau gara-gara dimusuhin sama nyonya besar?" Sahut dari pria jangkung yang bernama Edgar.

"Berisik lu ah anjing, bisa diem gak? Gatau apa masalah gua berat ini antara Dunia dan Akhirat."

"Wets, kenapa sih bos? Sanss lah cerita sini sama kita, kali aja bisa bantu, kaya sama siapa aja." Ucap Ryan, kawan Kinan yang lain.

"Gua tau nih, bau bau Tuhan memang satu, kita yang tak sama..." Edgar mulai meledeknya dengan menyanyikan satu lagu yang menggambarkan dirinya saat ini.

Bukannya marah, Kinan malah bingung, padahal ia belum bercerita sedikitpun kepada temannya itu.

"Lah kok lu tau gar?"

"Taulahhh, siapa sih yang gatau kekurangan dari pasangan bintang kampus kita."

"Lagian, lu liat sekeliling lu sekarang, temen temen lu, mending lu aja yang pindah agama nan, HAHAHAHA..." Lanjut Edgar dengan suara yg terdengar sangat puas menertawakan Kinan.

"Sialan lu gar." Jawab Kinan kesal sembari menendang bokong Edgar dan sesekali menonjok sosok jangkung itu.

Raka dan Ryan hanya tertawa melihat mereka, tentu mereka tau apa permasalahan dari Kinan.

Tatkala, Raka, Ryan, dan Edgar sudah memperingati Kinan dulu sekali ketika Kinan dan Nata baru memulainya, sudah menduga suatu saat waktu seperti ini akan datang.

Tak masalah jika mereka hanya saling "Cinta monyet", tapi akan jadi boomerang ketika mereka membawa hubungan ini ke tahap yang lebih serius.

Tetapi semua ini keputusan mereka berdua, mereka yang menjalani hubungan ini, selayaknya teman hanya bisa mendukung dan mendoakan.

Teman teman Kinan itu paham betul bagaimana posisi ia saat ini, mereka juga pernah mengalami hal seperti Kinan, hal yang sulit memang ketika memiliki keyakinan yang bertolak belakang, namun rasa saling terpaut.

Tidak mudah, maka dari itu mereka tidak bisa menjawab apapun, apa lagi Kinan dan Nata sudah melangkah sejauh ini, mereka tidak bisa melewati garis yang Tuhan mereka buat.

Kinan kembali ter-diam, memang benar dia bodoh. Mengikuti nafsunya dan tidak berfikir akan terjadi apa kedepannya.

Egois, lalai, entah kata kata buruk apalagi yang terlontar untuknya, semua dirasa cocok untuk menobatkan keadaannya saat ini.




*Flashback*

Masa orientasi kampus Kinan sudah dimulai hari ini, hari ini ia akan memulai langkah baru, menyandang status sebagai seorang Mahasiswa baru.

Ia banyak memiliki teman, karena pada dasarnya Kinan anak yang supel.

Ia bertemu Raka pada awalnya, lalu Raka memperkenalkan Edgar dan Ryan ke Kinan. Mereka semua satu fakultas, yaitu fakultas hukum.

Raka dan Kinan awalnya berkenalan karena saat rangkaian acara tempat duduk mereka bersampingan, dari situ mereka akrab karena keduanya nyambung saat bercengkrama.

Lalu bagaimana Raka bisa mengenalkan Egdar dan Ryan, karena waktu itu setelah jam istirahat mereka bertiga sedang duduk bersama setelah kumpul ke-rohanian, sedangkan Kinan habis Sholat dzuhur saat itu.

Raka dan Kinan yang baru saja akrab, Edgar dan Ryan yang berteman sejak SMA, lalu mereka bertemu dan akhirnya itu semua adalah awal dari pertemenan mereka.

Pada saat mereka sedang duduk ber-empat, sosok yang cantik rupawan lewat didepan mata mereka, menebarkan senyum paling ramah dan hangat.

"Eh siapa tuh? Cantik, ramah juga, senyumnya duh." Kata Kinan antusias.

"Namanya Nata bro, se-fakultas juga kayanya sama kita, bintang kampus tuh, cantik banget kan kaya peri dari kayangan." Jawab Raka tidak kalah antusias mendeskripsikan sosok itu.

"Eh anjir itu kan dia yang tadi ikut ibadah, emang cantik banget sih, gua pengen ngincer dia lah." Edgar sama antusias menanggapi percakapan dua temannya.

Berbeda dari tiga temannya Ryan nampak tidak tertarik, "emang cantik sih hmmm, tapi kayanya bukan tipe gue."

Mereka larut dalam percakapan yang biasa laki laki bicarakan saat melihat sosok wanita.

Tanpa sadar, Kinan terus terbayang bayang senyum ramah wanita itu dibenaknya.



*





Teman teman Kinan
Dari kiri ke kanan :

Raka, Ryan, Edgar

Foto mereka waktu ikut tournament futsal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto mereka waktu ikut tournament futsal

Foto mereka waktu ikut tournament futsal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LAST HOPE | Kino ✖ Shuhua🍂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang