[2] 8

4.7K 372 32
                                    

Haechan terdiam, namun seketika terdengar tawa yang memekakkan telinga, "Wah... keknya otak lu bermasalah dh"

"Lahh malah ketawa lagi bocahnya, gue serius ini weh" tanya Mark yang tidak percaya dengan ekspresi Haechan

"Lagian aneh-aneh aja sih lu, yaudah terserah lah ya" ucap Haechan sambil menyeka air matanya karena tertawa "Hadeuh perut gue sakit gara-gara ketawa"

Tanpa di sadarinya ternyata Mark tersenyum. Bukankah ini pertanda bagi Mark? Secara ga langsung Haechan memberi lampu hijau, iya kan?

Kurang lebih 30 menit berlalu akhirnya mereka berdua berhenti di sebuah tempat wisata

"WUAHH... Ini- Lotte World?" Mark hanya mengangguk sebagai jawaban

Dengan tergesa-gesa Haechan membuka sabuk pengamannya dan berlari kegirangan layaknya anak kecil "Pelan-pelan, tempatnya ga bakal pindah ini" ucap Mark

"MARK HYUNG CEPETAN" teriak Haechan yang berada dekat dengan pintu masuk

Mark sedikit berlari mengahampiri Haechan, "Ayo kita masuk," kini Mark menarik tangan Haechan yang sudah ia tautkan

Haechan tidak menepisnya, ia hanya merasa...

- senang

Ntah itu karena ia sekarang berada di tempat yang di idam-idamkan sejak lama atau karena tangannya digenggam oleh Mark, ia tidak tau. Yang jelas kini ia bahagia.

•••

Hampir 6 jam mereka berdua asik bermain hingga tanpa sadar mereka melewatkan jam makan siang

"Chan, lu mau ke sungai Cheonggyecheon dulu ga?"

"Ngapain kita kesana?"

"Disana lagi ada festival lampion, mau kesana ga?"

Mendengar tentang festival membuat Haechan senang, tanpa pikir panjang ia menganggukkan kepala. Jarak waktu yg ditempuh sekitar 13 menit dari Lotte World

"Wah... gue baru tau kalau ada perayaan lampion disini" ia masih terpanah dengan pemandangan indah didepannya. Namun ntah kenapa matanya menjadi berlinang yang secara perlahan menetes

Ini selalu terjadi setiap Haechan mengunjungi festival lampion, kenangan semasa kecilnya terus terlintas. Mungkin karena tempat itu menjadi tempat terakhir kalinya bagi Haechan bisa menikmati quality time dan mempunyai keluarga yang utuh sebelum ia kehilangan mereka untuk selamanya. Itu akan menjadi salah satu kenangan terindah dan tak pernah ia lupakan seumur hidupnya

"Heh, lu kok nangis, kenapa hm?" Mark menatap Haechan dengan tatapan cemas tapi untung saja Haechan itu cekatan, ia menyeka pipi dan matanya yang basah

"Hah? Siapa yang nangis, gue kelilipan doang" ia tersenyum. Tapi dimata Mark senyuman itu bukan senyum seperti biasa, itu terlihat seperti-

senyum terpaksa

"Yakin?" bukannya menjawab, Haechan menundukkan kepala dan beberapa detik kemudian ia balik menatap Mark.

"Mark hyung, beliin gue buble tea dong"

"Tapi kita kesini kan mau cari makan malem"

"Ihhh Mark hyung~ Ya. Ya. Ya... Plis... " seumur hidup Mark, baru pertama kali ia merasakan jantungnya berdebar hanya karena melihat Haechan yg merengek?

'Wahhh Haechan... Kehadiran lu ga baik buat jantung gue'

"Oke, gue beliin. Lu tunggu aja disini, gue yang beli" Mark sedikit mengusak rambut Haechan sebelum pergi

Fyi aja nih ya, ini pertama kalinya juga bagi Mark mau disuruh-suruh seperti ini. Harga dirinya sangat tinggi. Sepertinya ia agak sedikit aneh hari ini

Black Suit (Nomin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang