ingin cepat berlalu

10 3 0
                                    

Namun hatiku rapuh saat ini entah antara ingin pergi atau menetap.
.

.

.

Salah satu dari mereka berkata "hay laila, kenali namaku delima" ia tersenyum seraya menjabat tanganku. Namun hatiku rapuh binggung antara pergi atau menetap, hati ini merasa hari cepat berlalu, namun ada salah satu dari mereka berkata "laila, tenang di sini seru kok, tenang aja..".

  Aku hanya bisa tersenyum kecut, lantas Tania menyuruhku, mandi dan bergegas ke tempat kuliah bersama. Hari ini hari di mana masuk kelas tak semangat seperti biasa, hari pelajaran pak fatih, bertemu dengan mereka yang selalu saja  setiap kali memandang pak fatih berlebihan, membuat ku terbiasa dengan hal ini.

  Namun Tania berkata " jadi terbiasa melihat ini ya kan" aku mengangguk mengiyakan hanya saja pikiranku masih berantakan,  apakah masih memikirkan sebuah pertanyaan dalam hati 'apakah aku akan betah tinggal di sana'.

  Semua itu  hilang seketika saat Tania berkata "lil emang mau di sini terus ya?" Sontak kaget dan melihat sekeliling yang sudah sepi tanpa penghuni langsung saja berkata " oh maaf gagal fokus nih".

Tania hanya tersenyum dan menarik lengan ku seraya berkata "cepatlah sebelum jam empat, karena nanti kamu akan terlambat" ku heran seraya berkata "telat apa?" Tania terus menarik lengan dan berkata " mengaji lah apa lagi .. sudahlah bergegas ke pondok denganku dan langsung ganti baju dan al qur'an mu langsung bergegas ke masjid", aku hanya tersenyum kecut. Seraya bergegas-gegas

   Entahlah rasanya tak semangat seperti biasanya, setelah selesai aku dan Tania langsung ke masjid dan mengaji bersama di sana, setelah itu guru memanggilku ku seraya berkata " nak kemari, silahkan jelaskan apa yang ibu terangkan" kaget, binggung yang ku rasa lantas berkata " maaf bu".

  Guru menyuruhku memakai kan tulisan yang tertulis "saya tidak mendengarkan guru menerangkan saat mengaji" rasanya malu, entah lah guru muyuruhku berdiri di depan semua santri perempuan. Rasanya aku seperti ingin menangis, tapi ku tahan pemikiran ku ingin cepat pergi dari sini.

  Tapi Tania menyemangati ku dari jauh, setelah se-jam berlalu. Kami semua masuk kamar untuk istirahat, namun yang membuatku kaget adalah guru menghampiri seraya berkata "nak, kalau akan menjadi sukses jika ingin bersungguh-sungguh" aku hanya mengagguk saja.

  Setelah itu langsung masuk kamar dan langsung merebahkan badan, rasanya ingin pergi dari sini, membuatku sedih jadinya. Namun, Tania dan teman-teman sekamar menyemangati ku untuk tetap semangat. Keesokan harinya aku mulai kuliah seperti biasanya setelah selesai masuk pondok dan mengaji mendalami semua yang di ajarkan.

   Walau terpaksa, aku tetap saja mengikuti keinginan ayah dan ibu, walau awalnya membuatku tak senang . Namun apa boleh buat, untuk membahagiakan ayah dan ibuku, sampai waktu mulai berlalu.

.
.
.

Penasaran kan? Apa yang akan laila ceritakan
.
.
Yuk jangan lupa vote and komen dan ya jangan lupa baca al-qur'an ❤

POHON TERBASAHI HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang